"Teringat masa lalu yang memilukan, boleh. Terikat dengannya sampai membelnggu diri, jangan! Masa lalu cukup untuk di kenang. Bila ia saja yang dikenang sudah bahagia, lantas untuk apa mengikat diri dengan dalih takut terulang kejadian serupa? Ingat! Dirimu berhak untuk mencecap manisnya bahagia."_ AYTB
_____________________________
Sepeninggalnya Azzam setengah jam lalu, Ratih masih berkutat dengan laptopnya. Di depannya kini sudah ditemani dengan macaron strowberry dan segelas air putih. Menu pesanannya yang pertama sudah tandas ia habiskan.
Kadang-kadang tangannya beralih menulis pada buku note yang tersaji di depan. Begitu pula dengan maniknya yang bergonta-ganti dari buku refrensi ke buku catatan lalu kembali beralih ke laptop. Mengetik dengan cepat. Ia menargetkan selesai minimal setengah babnya saja. Ditengah kesibukannya itu, ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari seseorang yang amat dirinduinya.