"Prof. Addar Karim Izzatulloh? Jadi yang MC tadi itu Akhi?" Azzam mengangguk membenarkan.
"Maaf saya tidak tahu. Saya tidak memperhatikan rupa. Saya fokusnya hanya mendengarkan dan mencatat apa yang perlu dicatat saja," tutur Ratih tenang dengan sedikit menundukkan kepalanya. Malu sekali rasanya tidak mengenali wajah pemuda yang menjadi Moderator barusan di kajian rutin bulanan, seorang yang harusnya tercatat nama serta rupanya dalam sejarah jurnal hidupnya. Biasanya yang menjadi moderator adalah Panitia Program yang bertugas. Entah bagaimana justru pria ini yang mengemban tugas moderaor.
Pria itu terseyum tipis. Rasanya lucu melihat tingkah gadis di hadapannya ini. menggemaskan, menurutnya. "Tidak apa-apa. Kamu bisa panggil saya Azzam. Senang bisa bertegur sapa denganmu."