terpokus ke depan, enggan melirik pria yang disampingnya.
"Ah gitu, ya? Bener apa yang Lo bilang, harus jalan cepat supaya kerjanya juga bisa cepat. Sekarang lari Erlina, lari. Lima menit lagi jam istirahat habis," kelakar Zibran meledek Erlina. Ia tahu bila gadis ini ingin segera kabur dari dirinya, mungkin karena lelah meladeni sebab tidak bisa menang lagi seperti dulu. Jika dulu, dirinya bahkan tidak bisa menjawab semua pernyataan gadis itu yang dituduhkan padanya.
"Bapak saja yang lari. Jam istirahat sudah habis."
Erlina masih tidak mengurangi kecepatannya, pintu masuk ruangan mereka sisa sebelas langkah lagi.