Zibran berlari mengejar Erlina begitu ia mendapati gadis itu terburu-buru melangkah keluar. Ia mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki gadis itu yang dipaksakan lebar. Zibran justru melihat geli ke arah Erlina, ia merasa bahwa Erlina lucu dengan usahanya yang berusaha lari dari dirinya.
"Erlina tungguin? Gak bisa ya jalannya pelan-pelan saja?" tanya Zibran dengan manik matanya terpokus pada wajah kesal gadis itu yang kini berjalan sembari menghentakkan kakinya. Entah itu untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak ingin diganggu.
"Jam istirahat udah habis. Mending kamu juga jalannya yang cepet, kerjaan masih banyak yang numpuk," balasnya dalam sekali tarikan napas dan tanpa jeda. Manik cerianya masih terpokus ke depan, enggan melirik pria yang disampingnya.