Azzam menambah kecematan mobil. Membelah jalanan dan menyalip kendaraan lain dengan lihai bak seorang pembalap. Tak butuh waktu lama, mobilnya kini telah memasuki area parkiran Chieef Coffe.
Dimatikannya mesin mobil lalu melirik spion dan memperbaiki rambutnya yang berantakan diterpa angin, lantas bergegas keluar sembari menyingsing lengan kemeja hingga siku.
Setelah memasuki ruangan, Azzam merotasikan netra tajamnya ke segala penjuru. Mencari letak duduk Zibran dan beberapa kawannya yang telah menunggu. Lambaian tangan Zibran serta siulan dari pemuda itu membuat Azzam menoleh dan mendapati mereka berada pada pojok ruangan yang telah di isi oleh tiga kawannya itu.
Azzam dengan langkah tegap berjalan ke arah mereka, melewati deretan kursi yang di isi pengunjung lain.
"Assalamu'alaikum," sapa Azzam lalu menjabat tangan ketiga pemuda sahabatnya itu bergantian dengan cara salam khas mereka.
~
"Wa'alaikumsalam," balas mereka bersamaan.
