"Sekalipun banyak kumbang yang datang menyapa pada pertengahan hariku yang gelap, tak ada satu pun yang dapat menarik untuk sekadar kutanggapi. Sebab yang kunanti tak jua menghinggapi. Meski demikian, akan tetap kunanti dengan sisa harapan yang ada."__AYTB
_______________________
Okta tidak tahu harus mengartikan suasana ini, pasalnya, semenjak ia berbicara tentang Ratih, raut wajah pemuda di sampingnya ini jadi semakin berseri. Tidak, wajah Azzam memang berseri dengan kulit putihnya, tetapi rasanya seperti ada senyum yang menghiasi wajah pemuda itu meski bibirnya tetap sama, kaku tanpa tarikan garis senyum sedikit pun. Terakhir kali, Okta yakin jika ekspresi pemuda ini begitu berbeda meski dirinya sendiri tidak yakin letak titik perbedaannya itu di mana.
"Kenapa sih, Zam? Kayak ada yang beda deh," ucap Okta dengan memperhatikan lekuk wajah yang fokus menyetir di sampingnya ini. ia menaruh jemari tangannya yang membentuk pistol di dagu khas orang menelaah sesuatu.