Terakhir kali, Okta yakin jika ekspresi pemuda ini begitu berbeda meski dirinya sendiri tidak yakin letak titik perbedaannya itu di mana.
"Kenapa sih, Zam? Kayak ada yang beda deh," ucap Okta dengan memperhatikan lekuk wajah yang fokus menyetir di sampingnya ini. ia menaruh jemari tangannya yang membentuk pistol di dagu khas orang menelaah sesuatu.
"Apanya yang beda?" tanya Azzam dengan suara dinginnya seperti biasa. Manik elangnya yang tajam lurus mengarah ke depan. Angin yang berembus dari celah kaca mobil yang dibuka setengah melayangkan helai rambut pemuda itu.
"Kamu kayaknya lagi senyam-senyum gitu tapi gak ada keliatan sama sekali senyumnya," jawab Okta menjabarkan keanehan yang dirasa dari pemuda di sampingnya ini. "Kayak ada sesuatu yang terlewat deh. Tapi apa, ya?" lanjutnya dengan kening berkerut. Wajahnya semakin cantik dengan ekspresi penuh tanda tanya.
Azzam sedikit terkekeh. "Apa sih. Gak ada apa-apa, kok. Perasaan kamu aja."