Azzam menjawab seraya mengambil langkah selangkah lebih depan, menjaga jarak dengan Okta yang wajahnya bersemu merah. Gadis itu mengulum bibirnya untuk menyembunyikan senyum yang menghias wajah ayunya yang terpias sorot lampu jalan.
Okta sedikit berlari mengejar Azzam yang telah sampai di samping mobil dan bersiap membuka pintu. Pria itu terlihat tampan dengan kemeja putih yang membalut tubuh kekarnya. Ia menjadi sosok yang sangat dewasa dan berwibawa jika dalam balutan pakaian kerja, tapi menjadi remaja yang baru menginjak kehidupan kampus bila dalam balutan pakaian sehari-hari. Dia memiliki dua sosok yang orang lain akan mengira jika dia adalah orang yang berbeda dari segi stylis out fitnya.
"Zam, mau makan dulu gak? Aku laper belum makan, sekalian beliin ibu juga," tanyanya setelah berdiri di samping pintu mobil di seberang Azzam, menghentikan pemuda itu yang akan menarik handle pintu mobil.