Ditaruhnya sepiring nasi goreng itu di meja makan, sebelum dirinya sibuk menuangkan bubuk kopi sachet ke dalam gelas. Sementara menunggu air dari dispensernya mendidih, Azzam kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya lalu kembali tak lama setelahnya.
Sekembalinya ke dapur, Azzam menyeduh kopinya dan memulai sarapannya dengan tenang. Biarlah ia memikirkan nanti bagaimana menghubungi Ratih, ia masih saja merasa canggung terhadap gadis itu.
Sebenarnya ia ingin sekali segera menghubungi Ratih perihal keinginan Eyangnya yang meminta bertemu. Tetapi ini terlalu pagi untuk ia mengganggu gadis itu via telepon.
Ah, mengingat bagaimana keinginan eyangnya yang ingin menjodohkan dirinya dengan sang pujaan, angin musim semi terasa berembus dalam dada pria itu. Ia jadi membayangkan bagaiamana jika eyangnya tahu bahwa gadis yang dinanti adalah Ratih, ia tak bisa mengukur kiranya respon seperti apa yang akan ia lihat.
~***~
Ding!