"Iya, Kinan sayang. Ini Tante. Kinan mau apa?" tanya Ratih lembut. Sebelah tangnnya memegang erat tangan Kinan, sementara tangannya mengelus lembut pipi chuby gadis cilik itu yang terasa sangat panas.
Kinan membuka matanya sempurna mendengar pertanyaan yang telontar untuknya. "Tante bunda, ya. Inan boyeh minta endong? Pala Inan pusing," keluh gadis cilik itu, alisnya tidak lagi mengerut kesakitan.
"Tentu saja boleh, sayang. Sini, Tante gendong."
Ratih mengangkat tubuh kecil Kinan untuk dibawa ke dalam gendongan. Panas tubuh gadis cilik itu menular tatkala tubuh Kinan menempel padanya hingga Ratih bisa merasakan bagaimana sakit yang ditanggung bocah cilik yang berlagak dewasa ini. Berat badannya lebih ringan dari ukuran berat standar anak seusianya.
'Ringan sekali kamu, Kinan,' kata Ratih dalam hatinya.