Karena Hari ini adalah hari terakhir berkemah dalam hutan, mereka memutuskan untuk mendaki gunung sepanjang satu hari ini, nanti malam baru pulang ke rumah.
Tapi sepertinya tidak semulus apa yang dipikirkan mereka karena ide Rigel yang abnormal. Lihat saja, masa mereka harus berpasangan dengan tangan terikat satu dan yang lain. Bagaimana bisa santai jalannya kalau keadaaan begini?
Mengambil undian, seperti inilah hasilnya; Allura & Erion, Alhena & Alpha, Rigel & Ankaa, Adara & Hoshi. Untuk siapa mereka melakukannya? Acara reality show bukan, drama bukan, terus?
"Jadi siapa yang paling banyak mengumpulkan foto yang bagus dialah pemenangnya, setuju?" tanya Rigel penuh antusias.
"Setuju!" dibanding dengan suasana tadi yang muram karena tidak setuju akan ide Rigel itu, kini mereka malah berseru senang. Anggap saja ini adalah kompetisi memotret!
Untung saja masing-masing peserta punya kamera Canon, jadi sangat mendukung.
"Bukan perorang kan? Tapi tim siapa yang punya koleksi foto keren yang menang?" Allura bertanya sembari memeriksa kameranya.
"Nah betul,"
"Ada hadiahnya tidak?" kini Erion menatap penuh selidik Rigel yang terdiam. "Ada, tapi rahasia!"
"Mohon bantuannya ya, Alpha!" Alhena tersenyum manis kepada cowok yang berponi itu, yang menghalangi orang untuk menatap iris mata yang misterius itu.
Alpha balas tersenyum guna menjawab ucapan Alhena. Sedangkan di satu sisi, Adara tengah menggerutu kesal akibat tali yang mengekang kebebasan bergerak mereka. Berbeda jauh dengan Alhena yang kalem-kalem saja, ini Adara malah melampiaskan rasa kesalnya pada Hoshi yang tak bersalah.
Tim Rigel dan Tim-nya Erion telah berjalan terlebih dulu meninggalkan kedua tim yang sedang berdiskusi kira-kira dimana teman tujuan mereka?
"Aha sudah waktunya kita berangkat!" ujar Alhena sambil berlari kecil, lupa dengan tangan yang sedang terikat itu.
"Aduhhh." Alpha meringis pelan ketika lengannya terasa sakit karena ulah Alhena.
Alhena terhenyak, "Ya ampun! Sorry banget."
"Haduh hati-hati dong, Alhena. Kan kasihan Alpha kalau kau asal ngacir begitu," Adara memukul punggung Alhena gemas.
"Tali sialan ini sih, menganggu banget," Alhena menjeda ucapannya karena seketika mendapat sebuah ide yang cemerlang. "Oiya, aku ada ide!"
Tiba-tiba Alhena menyatukan kedua tangannya dengan Alpha secara spontan, hal itu membuat Alpha tertegun sesaat bersamaan dengan tatapan Hoshi dan Adara yang terbelalak, kaget.
"Kalau begini kan jadi gampang jalannya," ucap Alhena tak memedulikan gelagat Alpha yang canggung. Yang benar saja, apa gadis itu tidak merasa malu?
"Kalian juga gandengan tangan supaya nyaman kalau jalan." saran Alhena, lantas Adara dan Hoshi menggeleng cepat, tidak setuju, dikira mereka pasangan apa?
"Enggak, makasih."
Setelahnya mereka berempat mulai berpencar, ralat, dua tim tersebut berpisah di arah yang berbeda, yang lain ke timur dan yang satu ke barat.
Sesekali keduanya saling memberi pendapat apa yang hendak mereka potret, namun sepertinya ada sedikit masalah yang menimpa mereka hingga tidak fokus mencari pemandangan atau objek yang menarik.
Pasalnya Alhena sibuk mengajari partner-nya yang tak tau cara menggunakan benda berlensa itu, katanya Rigel baru memberinya kamera tadi dan belum sempat memberitahunya fungsi dari alat itu.
Maklum saja, Alpha kan belum lama meninggalkan tempat menyeramkan itu, jadi belum terlalu paham tentang seluk-beluk dunia luar.
"Ah, terima kasih karena sudah mau mengajariku ya." Alpha bersyukur bahwa ia setim dengan orang baik yang mau menolongnya yang dilanda kebingungan tadi.
"Tidak usah sungkan." lagi, Alhena kembali menarik Alpha untuk menuju objek yang menarik perhatiannya, yaitu air terjun dengan dihiasi berbagai bunga.
Kenapa ya gunung ini banyak sekali tempat indah?!
Bahkan gunung-gunung yang dijelajah olehnya tak seindah gunung ini yang menampilkan pemandangan yang menyejukkan mata.
Fyi : Jika dilihat dari jauh gunung ini terlihat sangat menyeramkan makanya orang desa tak minat menelisik terlalu jauh tentang gunung tersebut, tapi berbeda saat mulai memasuki hutan, yang mulai memperlihatkan sesuatu yang indah. Rugi deh kalau tidak lihat!
"Alpha, giliran mu yang memotret,"
"Eh? Tapi aku tidak bisa--"
"Pasti bisa!" sela Alhena.
Diberikan kepercayaan untuk mengambil bagian, akhirnya Alpha berpose bebas untuk mengambil foto air terjun itu, setelahnya mereka melihat hasilnya.
"Bagus!"
Senyuman Alpha tak bisa disembuhkan saat mendapat pujian itu.
"Ah, kau yang paling kenal nih hutan kan? Kira-kira tempat mana lagi yang bisa menghasilkan foto spektakuler hm?" celetuk Alhena.
"Hm, Ada banyak," imbuh Alpha.
"Beneran? Antar aku kesana!" pinta Alhena kemudian.
"Tapi sebelum itu, apa kau berani?" tanya Alpha memastikan.
Nampak Alhena berkacak pinggang, hei dia wanita pemberani asal kalian tau. Dia tidak mudah takut pada apapun, tergantung situasi sih hm. Tapi sepertinya Alhena merasa was-was ketika Alpha menunjukkan mimik wajah yang serius.
"Kenapa emangnya? Aku gak penakut ya," cetus Alhena.
"Yakin? Okey, tapi cuma tidak lama ya, kau harus cepat ngambil gambar."
_______________________
"Huwaaaaa, ulat sebanyak ini datang darimana, sih?" Alhena menjerit saat hewan penuh bulu itu ingin naik ke sepatunya. Ia paling anti dengan serangga, apalagi sama ulat bulu dengan jumlah yang cukup besar. Kira-kira dipenjuru tempat ada mereka. Pokoknya mereka ada dimana-mana!
"Kan aku sudah bilang tadi,"
"Heh, Lo nggak bilang ya kalau ada ulat bulu kek gini!"
"Katanya berani,"
"Diem!"
Alpha membawa Alhena ke tempat yang unik, namun sayangnya banyak sekali ulat yang menganggu aktivitas keduanya. Ah, sebenarnya Alpha tak memedulikan ulat yang mulai memanjati kakinya, hanya Alhena yang merasa terusik.
Menggelikan. Itu kata yang menggambarkan bagaimana gadis itu melihat sepatu Alpha penuh ulat bahkan ada di lutut cowok itu. Ngeri!!!
Apa cowok itu tidak merasa jijik dan geli, hah?!
Cepat-cepat Alhena memotret banyak lalu menyeret Alpha untuk segera berlalu dari sana.
"Aku pikir kita bisa menang dengan hasil foto ini," ungkap Alpha sembari memamerkan apa yang didapatinya itu.
"Keren abis!" ujar Alhena dengan mata berbinar-binar saking senangnya.
Tadi keduanya harus berjalan jauh supaya bisa sampai di tempat yang hanya di ketahui oleh Alpha, bisa dibilang Alpha adalah Raja Hutan karena mengetahui semua bagian yang berada di dalam hutan ini. Beruntung Alhena setim dengan Alpha!
Oiya, kalian pasti penasaran dengan hasil potretan dari mereka, kan?
Entah mengapa ada tempat seunik ini... Meski ada penganggu, sih. Tapi tak apalah.
Oke kembali di saat mereka menuju ke suatu tempat!
Sehabis melewati sebuah gua yang lumayan besar, tiba-tiba cahaya memasuki Indra penglihatan Alhena ditengah gelapnya suasana gua. Nampak jelas didepan mata gadis itu terpampang sebuah rumah yang sudah setengah roboh dengan disekitar nya ada tanaman-tanaman liar maupun bunga Lily.
Menakjubkan, bukan?!
Tapi yang lebih hebatnya lagi yaitu ada lubang besar diatas memperlihatkan langit yang cerah. Padahal ini didalam gua, lho. Kenapa bisa ya ada tempat seperti di cerita Fantasy disini?
Kembali ke topik sebelumnya!
Tersadar sesuatu, Alhena langsung menjauhi cowok itu, "Singkirkan dulu ulat-ulat yang berada di kakimu itu!"
"Ah benar, mereka sangat geli tapi juga imut kan,"
Alhena membeo, "Imut?" lanjutnya. "sepertinya kau tidak waras!"