detak jam dinding mengalun, membuat irama yang membuatmu terlelap semakin dalam.
Diluar hujan masih menyertai, hembusan angin menyingkap tirai jendela. Jae berbaring dikasurnya. tetesan keringat dingin mulai mengumpul. hembusan napas yang tidak teratur mulai terdengar. Udara yang sejuk karena hujan seolah sulit dicerna untuk Jae.
suara sesak napas Jae mulai terdengar tidak karuan. Disampingnya ada 'dia' yang mengigil dengan senyuman.
Pagi pun datang menyapa. Jae dibangunkan dengan suara dering ponselnya.
Matanya yang masih sayu mencoba membaca pesan yang sampai padanya.
"bagaimana bisa dari 'Dia' " seru Jae sambil terbelalak. Ia pun mengucek kedua matanya mencoba memastikan, tapi hal itu malah semakin aneh. Jae bergegas turun dari kasurnya berlari menuju mobil dan membuka bagasi mobilnya. Tergeletak sebuah ponsel yang layarnya retak dengan layar ponsel yang menunjukkan ada yang menelepon.
Jae jatuh terduduk sambil terus berusaha mundur.
Jae terbangun dengan napas yang tak beraturan dan degup jantung yang kencang.
Mimpi. Sungguh bunga tidur yang menghanyutkan. Menawarkan harapan dan mengancam dengan kegelisahan. Jae bergegas mandi dan berangkat ke sekolah.