Bab 40
Waktu tak Kembali (4)
Bimo kembali membuka laporan yang diberikan Abra.
Kanker Otak stadium akhir.
Tuhan apa yang mesti aku lakukan. Resah Bimo.
Bimo berjalan cepat masuk ke dalam lift dan dengan segera memencet angka 22.
" Bapak Wijaya adakan?" tanya Bimo pada sekretaris kakeknya sambil terus melangkah tanpa memedulikan jawaban dari sang sekretaris.
Bimo langsung menerjang masuk tanpa memedulikan ada orang di dalam ruangan kakeknya itu.
"Aku butuh penjelasan untuk ini semua!" tanpa basa-basi Bimo menyodorkan berkas-berkas yang dia dapat dari Abra ke depan meja kakeknya. Kakeknya melihat sekilas map itu lalu perlahan membuka dan membaca sekilas sementara Bimo masih berdiri di tempatnya dan matanya masih menuntut penjelasan.
Kakeknya menutup map itu lalu menghela nafas sejenak.
"Duduklah di sana dulu!" perintahnya sambil menunjuk sofa di sudut lain.
Kemudian kakeknya mengalihkan pandangan kepada tamunya.