Bab 20
Masihkah (2)
Kaira duduk disudut kafe yang mulai ramai dengan pengunjung.
Dia menyesap kembali Capuccino yang mulai dingin.
Pikirannya menerawang sambil mengingat memori beberapa hari yang lalu saat dia memutuskan untuk mengunci rapat-rapat perasaannya kalau perlu membuangnya jauh dari jangkauan hidupnya.
Dia harus meyakinkan semua orang bahwa perasaan itu memang tak pernah ada. Biar dia menjadi gadis yang buruk atau nista dimata orang yang dicintainya—tidak ini tidak benar- Juna, asalkan Juna berhenti menyukainya.
Harusnya dia senang dengan fakta bahwa Juna memiliki perasaan yang sama dengannya-tidak! Aku harus menekankan ini tidaklah benar!- tapi menjadi ironis saat kesalahan ini benar harus diluruskan dengan cara apa pun. Biar saja dia yang menjadi penjahat.
Jahat pada Juna, jahat pada Kak Restu, jahat pada Mas Bimo dan jahat pada dirinya sendiri.