Chereads / PENDEKAR TERKUAT DI ALAM SEMESTA / Chapter 9 - BALAS DENDAM

Chapter 9 - BALAS DENDAM

Malam ini telah terjadi keributan di Dao Bao Hu, dengan Sang pengusik yang bernama Chen Tong. Dia datang dengan membawa dendam kepada salah seorang murid senior Dao Bao Hu yaitu Liu.

Terjadi pertarungan di sana karena Chen Tong yang menuduh bahwa Liu telah membunuh putranya yang bernama Chen Min. Namun, Liu membantah tuduhan tersebut. Dia menolak keras apa yang dituduhkan Chen Tong kepada dirinya. Sebab Liu yakin jika bukan dirinya pelaku pembunuh Chen Min.

****

Di sudut lain sebelum terjadinya keributan di Dao Bao Hu.

Di langit-langit rumah warga. Seseorang yang mengenakan topeng putih bergambarkan hewan beruang dan jubah panjang berwarna putih senada dengan topengnya tersebut.

Lalu, dipinggulnya tersimpul indah ikat pinggang berwarna emas dengan kedua pedang yang berada di kiri dan kanannya.

Di bawah sinar rembulan dia berkata.

"Penjahat murahan hanya akan menjadi sampah masyarakat di negeri ini. Jika dibiarkan mereka akan menjadi lintah darat yang hanya bisa menyusahkan masyarakat saja!"

Terdengar suara perpindahan tempat. Dia meloncat ke atap yang lain.

Tuk ....

Tuk ....

Berjakan cepat di atas atap tanpa membuat kebisingan disetiap langkahnya. Pendekar ini sangat ahli dalam hal meringankan tubuh. Buktinya dia bisa sangat ringan ketika berjalan di rumah pernduduk tanpa membuat suara yang bising.

Ingin kemana pendekar itu pergi? Dari katanya tadi sepertinya seseorang yang memiliki sebutan pendekar bertopeng tersebut ingin melakukan sesuatu kepada seseorang. Siapa orang itu, yang membuat pendekar bertopeng itu bergegas berlari bagai tupan yang sedang mencari kacang?

***

Perjalanan yang singkat.

Di salah satu atapnya, pendekar bertopeng baru saja tiba di Dao Bao Hu. Dia duduk tersungkur dengan posisi memperhatikan apa yang terjadi di bawah dari atas sana.

Halaman luas Dao Bao Hu memang sedang terjadi kekacauan.

"Sudahku katakan bahwa aku tidak membunuhnya! Pendekar bertopeng itu yang sudah membunuh putramu, Chen Tong!"

Liu kekeh dengan pendiriannya. Jelas hari itu yang membunuh Chen Min bukanlah dirinya, tetapi ada orang lain yang memiliki tingkat jurus yang lebih tinggi dari Chen Min, mengakibatkan Chen Min terbunuh.

"Ah! Aku tidak percaya dengan kata-katamu. Aku tidak percaya. Kau hanya berkata omong kosong saja. Kebenarannya kau yang sudah membunuh putraku!"

Kepalanya itu memang keras layaknya batu. Bahkan kejujurannya saja tidak bisa menghancurkan batu yang keras itu.

Chen Tong memilih untuk tidak mempercayai perkataan Liu. Tidak ada bukti yang menguatkan jika Liu tidak bersalah. Chen Tong lebih percaya kepada mata-matanya daripada Liu, yang penuh tipu daya itu.

Chen Tong tak lagi menanyanra Liu. Ada pergerakan menghindar dari murid Dao Bao Hu tersebut.

Apa yang Chen Tong rencanakan?

Sikap Chen Tong yang menjauhi Liu menimbulkan Spekulasi mencurigakan dari banyak pihak. Semua orang yang hadir pun memiliki pikiran yang sama. Mereka bersiaga. Kemungkinan akan ada serangan cepat dari Chen Tong?

POSISI CHEN TONG PUN TELAH JAUH DARI LIU.

Pergelangan tangannya diperkuat. Ujung mata pedang yang sejak tadi membuat garis tegak lurus pada permukaan tanah yang datar telah diangkat.

"Apa yang ingin dia lakukan?" cuap penasaran Pendekar bertopeng yang bertindak sebagai penonton dari atas atap itu.

Kedua mata yang tertutup topeng itu memandang penuh pertanyaan kepada laki-laki yang sedang memegang pedang itu.

"Mengapa laki-laki tersebut bergerak menjauhi pemuda yang tidak bersenjata itu? Bukankah sejak tadi mereka sedang berdebat? Apa yang sedang mereka perdebatan? Kenapa juga pria tua yang ada di sana dan ketiga laki-laki yang ada di sampingnya diam? Apa mereka sedang menunggu sesuatu?"

Pikirnya yang penuh dengan banyaknya pertanyaan.

Dia memandang dan memperhatikan keseluruh arah, tidak ada satu orang yang luput dari pandangannya termasuk, pria tua yang bernama Shangkuan Yun dan ketiga muridnya yang bernama, Liu, Yu, dan Zhao.

Untuk sekarang pendekar bertopeng itu belum mengetahui nama mereka masing-masing. Dia cukup penasaran dengan orang-orang yang ada di sini.

Kembali pada Chen Tong yang telah berdiri jauh dari Liu itu.

"Siapa pun yang telah membunuh putraku, maka dia harus menerima pembalasan dariku ini. Meski kau tidak mengaku, tetap kau adalah pembunuhnya. Liu!"

Yaaaaaa .....

Berteriak sekeras-kerasnya lalu langkah yang pada awalnya melambat sekarang mulai cepat dan nampak semakin cepat.

Ssst...

Tangan yang menggenggam pedang mengayun-ayun memaninkan sebuah pedang. Lalu, gerakan cepat dia mendatangi Liu.

Tampak diam terpaku. Liu tidak memambil persiapan apapun. Entah disebut apa itu, pasrah atau menyerah? Liu tidak menunjukan pergerakan yang signipikan.

"Liu, awas!" teriak Feng Li Qian dari atrah yang cukup jauh.

"Adik!" Yu pun ikut berteriak.

"Liu!" Sahut beriringan oleh orang yang bernama Shangkuan Yun itu.

"Awas!!" Teriakan terakhir dari Zhao Yun sebagai pengingat bagi Liu.

"Gawat!" Respec dari pendekar bertopeng.

Dia memandang cepat ayunya pedang itu, lalu dia mengambil tindakan cepat.

Mendarat dengan sempurna di permukaan tanah yang datar.

Pedang yang tadinya masih terbungkus tiba-tiba dikeluarkannya dengan tanpa mengeluarkan suara.

Terjadi dua gesekan antara dua mata pedang yang tajam. Suaranya sangat mengerikan ketika pedang Chen Tong bertabrakan dengan pedang pendekar bertopeng.

Feng Li Qian tidak cukup cepat untuk menahan serangan tersebht.

Kedua pedang saling mengacung di udara dengan bagian tegahnya saling tertahan satu sama lain.

Liu tak bereaksi. Seolah ini akan terjadi, Liu hanya menunjukan senyuman kecil serta sikap santai saja. Seakan-akan firasatnya benar bahwa pendekar bertopeng akan datang ke Dao Bao Hu.

"Pendekar bertopeng!" Liu sidah sangat hafal dengan jubah serta gerakan pedang yang sedang dipertontonkan itu.

Liu sempat melihat pendekar bertopeng satu kali, dan sejak itu dirinya penasaran. Siapa yang ada di balik topeng emas itu.

Serangan kali ini tidak berhasil mengenai Liu, tentu berkat pendekar bertopeng yang sungguh cepat. Gerakannya memang bisa dikatakan menyamai jurus yang Feng Li Qian miliki.

"Oh, jadi kau yang bernama pendekar bertopeng itu," cuap Chen Tong ketika tahu bahwa yang ada di depan matanya adalah pendekar bertopeng, yang sekarang namanya sedang naik daun.

Semua orang membicarakaannya. Semua orang mengenal sosoknya, kendati mereka juga tidak tahu siapa yang ada di balik topeng tersebut?

"Sepertinya kau sedang mencariku." Suara yang tersabar dari balik topeng. Mereka yang mendengar menduga jika dia adalah seorang wanita, tampak dengan jelas dari jenis suaranya.

"Sebenarnya siapa kau?" tanya Chen Tong penuh rasa ingin tahu.

Pedangnya digerakkan memutar ke bawah bersamaan dengan pedang pendekar bertopeng yang ikut bergerak searah jarum jam.

"Siapa aku? Kau tidak perlu tahu," kata Pendekar bertopeng bergaya santai, sembari meladeni pergerakan Chen Tong yang tak memiliki banyak kekuatan itu.

"Oh, jadi memang benar kau yang telah membunuh putraku. Aku penasaran apakah, dirimu sehebat yang orang-orang katakan?" tutur Chen Tong meremehkan.

"Aku tidak tahu sudah berapa banyak penjahat murahan seperti dirimu yang kubunuh. Jadi aku tidak tahu siapa kah putramu itu? Atau dia itu pecundang yang mengaku dirinya sebagai ahli racun, benar bukan dugaanku ini?"

Hinaa besar diterima Chen Tong. Pendekar bertopeng berani menyebut putranya sebagai pecundang. Ayah mana yang menerima penghinaan sebesar ini?

"Apa yang akan kau lakukan?" Pendekar bertopeng bertanya-tanya. Mengapa laki-laki itu selalu melangkah mundur ke belakang di tengah-tengah pertarungan? Bukankah itu tidak masuk diakal?

"Bertarunglah satu lawan satu denganku!" Chen Tong menantang dengan berani pendekar bertopeng tersebut untuk duel satu lawan satu. Sebagai ajakannya, Chen Ting mengacungkan pedangnya tepat di depan mata pendekar tersebut.

"Hahaha. Baik, aku terima tantanganmu itu." Dengan senang hati pendekar bertopeng menerimanya. Jika ada yang mengajakkannya untuk bertarung, untuk apa ditolak. Jelas dirinya akan dengan mudah meladeni permintaan Chen Tong tersebut.

HUB ....

Ilmu tanpa gravitasi Chen Tong meloncat dan terbang ke atas atap terlebih dahulu. Ini akan menjadi pertarungan hidup dan mati, serta mencakup harga diri.

Melihat musuh yang telah berada di atas maka pendekar bertopeng segera menyusulnya tanpa membuang waktu.

Meloncat dia ke atas atap dan berdiri dengan gagah menghadap laki-laki yang telah mengajakkanya berduel. Chen Tong bukan tipe pria yang mundur sebelum memenangkan pertarungan.

Kendati Pendekar bertopeng terkenal akan jurus pedangnya yang cepat dan tak bisa dilihat oleh mata telanjang, Chen Tong tidak takut dengan itu.

Dirinya mempercayai semua ilmu Racun yang menjadi jati dirinya selama ini.

Para pasang mata pun telah siap di bawah untuk menyaksikan pertarungan mereka berdua di atas sana. Tidak ada yang mau ikut dalam pertarungan. Terutama Feng Li Qian.

Ada hal yang perlu dirinya selidiki. Atau Feng Li Qian memilih untuk menjadi penonton saja untuk sekarang.

Angin malam cukup bertiup kencang di atas sini. Namun, bukan halangan besar bagi Chen Tong untuk menumbangkan pendekar bertopeng.

Geram, marah dan merasa murka. Tiga hal yang saat ini menggambar sangat jelas dalam dirinya.

Yaaaaaa .....

Chen Tong menyerang terlebih dahulu. Pendekar bertopeng baginya tidak masalah siapa yang ingin memulainya.

Pendekar memakai topeng beruang itu tak mau kalah. Dirinya juga memiliki teknik bela diri yang bagus.

Di titik tertengah.

Dua pedang beradu kembali, dengan Chen Tomg yang saat ini lebih mendominasi pertarungan.

Chen Tong terlalu bersemangat dan terbakar api emosi, membuat dirinya tanpa sadar sudah mengeluarkan Chi yang sangat besar, hanya untuk teknik dasar saja.

"Mengapa kau berhenti? Keluarkan semua kekuatanmu. Aku tidak ingin bertarung, jika lawanku tidak mau mengeluarkan kekuatannya."

Chen Tong menantang pendekar bertopeng untuk mengeluarkan Chi yang dia miliki. Dalam aliran pedang, Chen Tong dapat merasakan jika pendekar bertopeng tidak sungguh-sungguh mengeluarkan kekuatannya.

Memang benar adanya.

He ....

Gumaman kecil terdengar dari bibir sang pendekar. Chen Tong tidak tahu arti dari berdesis itu.

Bisa saja ada malapetaka yang besar?