Malam itu adalah malam yang tampak sedingin air dan bulan purnama tampak seperti es.
Di ruang bawah Istana Raja di Kabupaten Persik, ada seorang pria yang berpakaian cukup mewah.
Pria yang memiliki wajah lurus dan baru berusia sekitar tiga puluh tahun duduk di halaman, menatap bulan yang cerah di langit dengan segala kerinduan yang dalam di matanya.
"Ara, aku telah mengalahkan salah satu musuhmu dan kita tidak punya tempat untuk menguburkan musuh itu. Apakah kamu merasa sangat bahagia sekarang?"
Dia berbicara dengan air mata yang mengalir di pipinya,"Ara, aku sangat benci hal ini dan aku sangat benci mereka"
Tinju pria itu mengepal erat,"Ronny, Aldo, cepat atau lambat aku akan menyingkirkannya dan saat aku membalaskan dendammu, aku akan pergi kepadamu."
"Kalau begitu kau masih punya sesuatu untuk dijalani."
Suara dingin datang.
Pria itu tidak merasa panik sama sekali dan berdiri dengan tidak tergesa-gesa,"Nyonya akan datang."