Chereads / WORLD OF TRONE : LONLY KING / Chapter 19 - Chapter 19 Night Of Dawn #end

Chapter 19 - Chapter 19 Night Of Dawn #end

DIANA POV

Pertempuran yang terjadi sudah semakin menuju puncaknya, dengan banyak korban telah jatuh di kedua belah pihak.

" kau gadis kecil serahkan batu itu ! " pria bertubuh besar berteriak kepada Diana setelah melihat anak buahnya telah banyak yang mati.

" cari itu dalam mimpi mu Zen ! " Diana menepis serangan belati dari Zenus yang kuat.

" katakan dimana slammet !!? " saat serangan pembuka membuat perhatian para anggota dark crusser Diana menyusup masuk ke goa, ia menjelajahi goa dengan sangat hati-hati agar tidak di ketahui para anggota musuh yang berlarian keluar untuk menghadapi pasukan red sky.

Ia menemukan slammet dalam sebuah ruangan yang redup dan mencium bau dara yang sangat menyengat, namun sebelum ia sempat mendekat zenus yang bertubuh besar segera menghadangnya dengan serangan mendadak.

Mereka berdua bertempur dengan sangat ganas, bahkan goa tempat mereka bertempur bergetar setiap kali mereka beradu serangan.

Zenus yang tidak peduli gua itu runtuh menyerang secara membabi buta, namun Diana tau bahwa slammet sudah tidak bisa bergerak dan sekarat makanya ia menyeret pertartarungan keluar.

" Kesatria suci ! kami telah menyelesaikan bagian kami " cold berteriak setelah memengal anggota dark crusser yang terakhir.

" apa ! " zenus yang tidak percaya segera mengalihkan fokus nya dan melihat keadaan anak buah nya.

( sryattt )

Diana yang melihat celah dalam pertahanan zenus segera menebas pergelangan tangan hingga putus.

" kau wanita jalang, berani-beraninya !!! " zenus segera mengeluarkan sebuah gulungan dan meleparnya ke atas hingga terbuka, gulungan itu terbakar oleh api berwarna unggu di ikuti dengan sebuah lubang dimensi menyedot tubuh zenus hingga menghilang.

Triakan sorak sorai terdengar dari anggota red sky.

" HAHAHA, mereka lari seperti tikus yang terpojok ! " semua anggota red sky saling bersahutan mencemooh organisai kegelapan, namun Diana segera berlari masuk ke dalam goa tanpa meperdulikan keadaan di luar.

" slammet aku mohon bertahanlah " dalam hati Diana berharap agar slammet masih waras, namun saat ia mendekati tubuh slammet tanpa sadar menjatuhkan pedang yang digegamnya.

" kaau..aku .. aku minta maaf " Diana terjatuh berlutut setelah melihat slammet dengan jelas, ia meneteskan airmatanya dan tidak menyangka akan seburuk ini.

" Haae dhaaha, au huha hamhae ? Ahu eiuan uu " (Hai Diana, kau sudah sampai ? Aku merindukan mu)

Slammet dengan lidah nya yang terpotong bicara dengan susah payah, namun ia tetap tersenyum dengan wajahnya yan telah babak belur.

Diana makin terisak dengan sapaan slammet dan ia merasa hatinya benar-benar hancur karena dalam keadaan seperti itu pun slammet masih berusaha tersenyum untuknya.

" berhenti lah slammet keadaan mu makin memburuk " Diana yang masih menangis segera melepaskan ikatan slammet dan membaringkannya di lantai, ia mengambil potion yang diberikan oleh tetua dan bermaksud memberikannya kepada slammet namun ia hanya menatap diam.

" apa maksudmu slammet, cepat minumlah ini " Diana yang tidak mengerti kenapa slammet menggelengkan kepalanya dan mengerakan tangan nya keleher tanda untuk membunuhnya, slammet yang merasa menggunakan potion itu untuk keadaan nya saat ini sangat percuma toh saat aku mati hanya kehilangan beberapa level dibandingkan dengan sulitnya mendapatkan potion itu sangat tidak bijak.

Tanpa banyak membuang kata dengan slammet ia segera membuka botol memasukkan potion itu ke mulutnya dan meminumkannya ke slammet sama saat waktu pertama mereka bertemu, awalnya slammet mengerutkan kening karena pemborosan ini tapi setelah melihat ekspresi Diana yang sangat terpukul ia pasrah dan mengikuti kemauannya.

setelah slammet menelan cairan itu tubuhnya yang pucat karena kehabisan darah kembali segar, daging nya yang terkoyak mulai menutup sedikit demi sedikit, bagian tubuhnya yang putus bercahaya keemasan dan tumbuh perlahan.

Satu menit telah berlalu dan slammet telah kembali utuh tanpa cedar baik luar maupun dalam, itu terlihat saat slammet berdiri dan melakukan peregangan.

" ahhh, sergar sekali rasanya " slammet melemaskan otot-ototnya yang serasa kaku, namun ia segera kembali berlutut saat melihat Diana yang masih terpaku memandangi tugu batu tempat slammet di siksa.

" aku minta maaf membuat mu khawatir Diana " slammet mencoba menyadarkan Diana dengan menepuk pundaknya.

" tidak, tidak .. aku yang salah aku minta maaf aku benar-benar menyesal aku membuat mu terluka aku.. aku.. " Diana mulai tidak bisa mengontrol perasaan bersalahnya, ia menganggap bahwa semua kejadian ini karena ia.

" kalau saja kita .. " Diana kembali menangis setelah membayangkan slammet menghilang dari hidupnya, namun segera slammet memeluk Diana dan mencegahnya meneruskan kata-kata itu.

" tidak Diana, ini semua kelalaian ku sendiri hingga tertangkap dan aku sangat berterima kasih kau mau menolong ku " slammet mengelus kepala Diana dan berusaha membuat Diana agar tidak menyalahkan dirinya sendiri.

" aku mohon maafkan aku, jangan membenci ku slammet.. dan jangan tinggalkan aku. Aku mohon .. aku mohon " Diana makin kacau saat ia membayangkan setelah semua yang ia jalani dengan slammet, berbagi rasa suka dan duka walaupun baru sesaat namun yang paling membuatnya sakit adalah saat ia telah membuka hatinya slammet pergi tanpa bisa ia temui lagi.

" ayolah Diana, kalau kau terus menanggis kecantikan mu akan berkurang " slammet hanya tersenyum melihat tingkah polos Diana, namun dengan itu ia sudah mendapat kendali atas Diana.

" baiklah mari kita pulang dan beristirahat " slammet yang sudah siap pergi terdiam karena Diana masih bersimpuh di lantai.

" apa perlu ku gendong ? " Diana terdiam sesaat dan memandang slammet dengan penuh harap, slammet yang paham dengan kode-kode wanita segera mengendong Diana seperti seorang pangeran meneylamatkan putri yang di culik.

" kau berat sekali Diana.. dan lagi ini yang habis di culik aku atau kamu sih " slammet berusaha menghibur Diana yang masih tenggelam dalam pikiran nya.

" kau benar-benar menyebalkan slammet " Diana hanya meringkuk di dada slammet dan menikmati posisi yang ia lakukan sekarang.

Slammet dan Diana segera keluar dari goa, ia mendapati cold dan anggota red sky yang lain sedang memberesi jarahan mereka dari anggota organisasi kegelapan.

" cold, bagaimana keadaan nya ? " slammet yang masih menggendong Diana melihat sekitar dan memanggil cold.

" ah pemimpin kau selamat ? bagaimana keadaan mu ? kami saat ini telah menyelesaikan tugas kami dan akan segera kembali ke base " cold memperhatikan slammet dari ujung kaki ke ujung kepala, namun saat ia melihat Diana yang meringkuk di gendongan slammet segera pura-pura tidak melihatnya.

" hmm, kerja bagus dan terima kasih telah datang menolong ku " slammet segera berjalan melewati anggota guild yang saat ini memperhatikan nya.

Setelah slammet menjauh para anggota guild yang masih selamat mendiskusikan nya.

" pemimpin kelompok kita benar-benar luar biasa, ia tampak masih waras setelah tertangkap " seorang mage yang bertubuh jakung membuka percakapan.

" mungkin saja organisasi itu sudah melembek kita saja mampu menghajar mereka tadi " warior berpakaian lengkap dengan penutup kepala membusungkan dadanya.

" dia sungguh sangat tampan seperti pangeran, apalagi saat ia keluar dari goa dengan mengendong kesatria suci itu andai saja aku yang jadi kesatria suci itu.. ah senangnya memiliki sorang pangeran yang kuat" seroang healer menganggumi slammet.

" dimana-mana tidur dulu baru mimpi, kau saja masih bau keringat setelah bertarung ! " assassin dengan masker mengomentari temannya tersebut.

" kesatria suci itu kuat, dan pemimpin milik guild master, apa kau mampu mengalahkan mereka berdua ? " seorang archer yang masih duduk di pohon ikut menyaut.

" hei kalian, berhenti ngobrol dan lekas berkumpul untuk melapor ! atau kalian ingin aku mengatakan pada pemimpin kalau kalian membicarakan nya ? " cold yang sudah selesai mengecek goa keluar dengan seorang assassin yang memiliki skill mereka ulang kejadian.

" pemimpin benar-benar bukan manusia ! " cold dalam hati merinding setelah melihat rekaman video reka ulang kejadian yang dikirim assassin setelah selesai di proses.

Cold dan anggota guild yang lain segera kembali ke guild base, slammet pun telah meninggalkan daerah tersebut dan berlari kembali ke kota.

(~•~)

Di guild base red sky, putrianna sedang termenung memandang ke luar jendela di belakang kursi nya hingga suara ketukan pintu membuat nya kembali duduk dan memberikan ijin masuk.

" Hormat kepada guild master, cold melapor " cold dan beberapa assassin berlutut.

" Jelaskan keadaan nya " Putrianna menginstruksikan.

Dengan itu cold menjelaskan secara garis besar, dan para assassin memberikan detail laporan tentang beberapa hal.

" ... Dan kemudian slammet bagaimana ? " Setelah diam sesaat, putrianna menagih kelanjutan ceritanya setelah cold dan pasukan bertemu slammet.

" Anu .. itu ... " Cold mengucurkan keringat karena takut membuat guild masternya marah karena tunangan nya bercengkrama dengan wanita lain.

" Kau sepertinya kesulitan bicara, mau aku bantu membuat mu santai ? " Putrianna berbicara dengan nada tenang, namun aura membunuhnya sangat pekat.

" baik.. baik... Slammet keluar dengan mengendong wanita kesatria suci itu, dan... dalam dekapannya mereka tampak seperti pangeran dan tuan putri yang romantis " cold tidak lagi menyembunyikan apapun, bahkan menambahkan komentar pribadinya karena tekanan Guild Master nya.

" ... " Putrianna hanya diam, dalam pikiran cold ia sedikit tentang karena bisa mengatakan itu namun segera intensitas aura membunuh makin pekat dan mencekik.

" Jadi kalian membuatnya memiliki kesempatan untuk selingkuh dari ku ... Maka karena kelalaian kalian yang tidak mengecek keadaan ketua party, hukuman kalian akan menjadi pendisiplinan dari wakil ketua " gina terkenal kejam karena pelatihan nya, para anggota guild harus melewati neraka yang di pimpin wakil mereka yang kejam saat pertama masuk guild jadi mereka trauma. Dan dengan hukuman itu mereka yang tersisa setelah pertempuran menelan ludah mereka.

" Tidak master, kami akan melakukan pekerjaan rodi lainnya asalkan jangan siksaan... Maksudnya pelatihan dengan wakil ketua, kami mohon " mereka lebih suka bekerja rodi dalam membunuh monster kuat daripada mengikuti camp neraka.

" Baiklah kalian para babi malas, aku akan melihat kalian subuh telah berbaris di halaman guild besok ! " Wakil ketua yang dari tadi diam memberikan perintah dengan aura yang tidak kalah mencekam dari guild master mereka.

" Yes ! Mom " mereka semua secara serentak berteriak siap karena tekanan aura wakil guild.

Ruangan pun kembali sunyi setelah semuanya keluar, dan tersisa putrianna yang kini melihat daftar pertemanan dan melihat profil slammet.

" Kau itu memang selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan " putrianna menghela nafas tak berdaya.

(~•~)

Diana telah tertidur di kamar bersama Tina, sedangkan slammet masih berada di balkon kamarnya yang mengarah ke luar.

" Dasar baj*gan gila, mereka benar-benar kejam dalam memeras informasi " alih-alih marah, slammet dengan tenang menghisap rokok dan mengutuk mereka.

" Jika kalian ingin menyiksa orang, maka salah kalau datang kepada ku. Aku menikmati nya dan ingin sekali kalian merasakan hal yang sama wahai guild kegelapan " slammet sat ini memandangi langit yang cerah dengan bulan bersinar terang menerangi kegelapan malam.

" Jika aku mendapatkan kalian, jangan bertindak sia-sia dengan memohon kematian mudah. Hahaha... " Slammet telah membayangkan pria besar yang menyiksanya berada di posisi terikat seperti dirinya dan aura membunuh bocor dari slammet yang sedikit mengejutkan penjaga yang patroli.

Ia kemudian mematikan rokoknya dan alih-alih tidur, slammet pergi berendam dan tidur didalam bak mandi.