"Anne?" ujar Andrew.
Fanni, perempuan yang bekerja sebagai office girl tersebut pun menoleh ke belakang. Ia berpikir jika ada seseorang lagi di sana. Rupanya tidak. Tak lama kemudian, Andrew gegas beranjak dari tempat tersebut. Ia mulai berjalan tertatih menghampiri Fanni. Perempuan yang berwajah sama seperti Anne.
Ya ... di dunia pararel Republik Peru tahun 2028 juga terdapat Stefani Joanne yang mana di sini ia bukan lagi pegawai toko baju. Melainkan seorang office girl.
Andrew mendekat, ia berdiri di depan Fanny seraya membetulkan tas gendongnya.
"Fanny, kamu juga ada di dunia pararel ini?" tanya Andrew. Kemudian, Presdir kaya tersebut menoleh ke kanan kiri sekitar tempat ia berpijak.
"Wow, menakjubkan! Rasanya semalam aku melihat jalur kereta api di sini, di sana, dan banyak sekali jalur kereta api yang menyapa netraku."
Andrew tak sengaja melihat gedung yang sedang di setting lagi. Di sebelah Timur sana, jalur kereta api mulai tak tampak mata. Gedung besar kian menyembul keluar dari bawah tanah. Sebuah kedahsyatan yang membuat ia terkagum.
Andrew lekas menuruni tangga sebab ia tak asing dengan sekitar gedung. Ya, itu adalah gedung Lilipaly Corp miliknya.
"Rupanya, di dunia pararel ini juga ada Lilipaly Corp. Aku jadi penasaran, siapa Presdir yang memimpin perusahaan elektronik ini," ujar Andrew lantang. Ia memang terlampau percaya diri.
Dengan segera Andrew pun berlari meninggalkan Fanni, ia berniat untuk menyusuri tempat tersebut. Fanni yang melihat tingkah aneh Andrew pun lekas memanggilnya. Di dunia pararel tersebut, Andrew adalah Axel. Pria pemilik Lilipaly Corporation.
"Hei! Tunggu, tunggu!"
"Tuan, berhentilah," imbuhnya.
"Ck! Astaga, kenapa Tuan Axel jadi seperti itu," gumam perempuan yang memiliki wajah Stefani Joanne. Namun, memang benar-benar berwajah Stefani. Mungkin, Stefani ditakdirkan ada di mana-mana.
"Tuan Axel! Tunggu!"
"Tuan Axel?" gumam Andrew. Sejenak, ia memperlambat langkah kakinya dan menoleh ke belakang.
"Apakah, Axel itu pemilik perusahaan ini?"
Lalu lalang pegawai Lilipaly Corp berjalan tergesa-gesa, Andrew tak menghiraukan hal tersebut. Ia hanya ingin melihat siapa Presdir Lilipaly Corp. Apakah, juga seseorang yang berwajah dirinya?
"Jam 7.30 pagi. Pantas saja, semua tergesa-tegas."
"Pagi, Pak Axel." Sapa segerombolan karyawan seraya menundukkan kepalanya.
"Pa ... pa ... pagi."
'Pak Axel? Ah, rasanya benar, pasti Presdir Lilipaly di Republik Peru adalah aku'
Kemudian, Andrew tertawa cekikikan merasa senang sebab dirinya terkenal di dunia pararel mana saja. Hal itu, di tangkap aneh oleh Fanny yang ada di belakang. Perempuan cantik itu bertanya-tanya mengapa Tuannya berubah menjadi seperti orang gila.
"Tuan Axel kenapa ya?"
*****
Di Peru, kantor utama Lilipaly Corp sedang ricuh sebab kedatangan Valva Alfonso. Pria tua itu mengacak-acak ruang pribadi milik Andrew. Sebenarnya, Yelemi sudah melarang dengan cara mengerahkan seluruh tenaga keamanan. Tapi, Valva tetap keukeuh untuk mencari Andrew.
"Maaf, Pak Valva. Anda tidak semestinya seperti itu! Anda di sini hanya tamu, saya bisa menuntut Anda ke ranah hukum jika terus memicu keributan," ujar Yelemi mengancam.
"Kau tidak usah ikut campur. Urusan saya hanya dengan Andrew!"
"Di mana bocah ingusan itu menyimpan pedang Timbalnurk dan juga kitab Raksanama!" gumam Valva seorang diri.
Pria yang berasal dari Eropa Timur itu terus mengobrak-abrik seluruh isi ruangan. Ada banyak buku-buku dan berkas yang berserak. Namun, bersyukur sebab apa yang dicari oleh Vlva tak ada di Lilipaly Corp.
Kemudian, Valva beralih pada ruang kecil yang ada di sebelah Barat lemari kaca. Langkahnya tertuju mantap, Yelemi yang melihat kedua kaki Valva tertuju ke sana pun kian ketakutan. Pasalnya, Yelemi tahu jika ada hal penting di balik sana.
'Astaga! Apa yang akan terjadi jika Pak Valva masuk dan melihat sesuatu di dalam sana.' Batin Yelemi seraya memikirkan sesuatu.
"Pak Valva! Saya tegaskan sekali lagi untuk tidak berbuat kurang aja di ruangan milik Pak Andrew!"
Namun, Valva Alfonso tak menghiraukan ancaman dari perempuan dengan blezzer berwarna dusty pink. Knop pintu terbuka sempurna, Valva segera membuka sebuah kotak kecil yang terbuat dari kayu.
Meski terlihat digembok, kendati demikian Valva tetap bisa membuka peti kayu itu. Senyuman mengembang sempurna, wajah Valva tampak berseri setelah usai melihat patunjuk yang tersimpan.
"Aku akan segera menemukanmu, Andrew!"
Yelemi terkejut manakala kehilangan siluet besar di ambang pintu. Valva sudah menghilang dibantu oleh kekuatan yang ia miliki. Perempuan yang masih dibuat bingung oleh teka-teki dari Tuan Andrew dengan Valva Alfonso.
"Di mana Pak Valva," tanya Yelemi. Ia celingukan mencari sesuatu, barangkali terdapat celah di ruangan tersebut. Nyatanya tidak ada. Dengan rasa penasaran, Yelemi pun ikut melihat isi kotak tersebut.
"Jadi, sepasang pakaian kerja era 90 dan juga bekal makanan."
"Apa indahnya dari semua ini," ujarnya.
*****
Republik Peru 2028, Andrew dibuat terkejut oleh beberapa team yang rapi dengan seragam kerja tengah menghampiri dirinya. Sempat takut, namun Andrew tak menyangka jika ia akan diperlakukan sedemikian rupa.
"Tuan Axel. Selamat atas pencapaiannya. Anda sungguh luar biasa. Lilipaly Corp akan semakin terkenal di beberapa negara tetangga," ujar salah seorang pria yang baru saja menyelipkan kalung bunga pada Andrew.
'Hah! Pencapaian? Ah, nikmati saja dulu. Siapa tahu, Ayah tidak akan mencium jejakku.'
Andrew terus membatin seraya cengengesan. Tapi, khayalannya segera dipatahkan oleh seseorang yang tidak lain juga merupakan karyawan Lilipaly Corp. Itu adalah Ibu Gilbert. Jika di Peru, adalah Ibu Orel kepala office girl.
"Tuan Axel, tapi ngomong-ngomong ada apa dengan diri Anda. Kenapa berpakaian seperti ini?" tanya Ibu Gilbert. Jika di Peru, Ibu Ore adalah kepala office girl.
"Benar, Nyonya Gilbert. Tadi juga saya menemukan Tuan Axel tertidur di atas atap gedung."
Semua menoleh, itu adalah Fanny. Office girl yang berwajah Anne. Sedangkan Andrew, justru menikmati kebingungan yang ada. Hal yang tak pernah ia temukan di dunia pararel lainnya.
"Ah, Kau benar, Anne, Ibu Orel. Hari ini aku baru saja dari Kanada. Dan semalam saat kereta api berhenti aku lupa tak gegas kembali," dustanya. Tapi, Andrew terlalu ceroboh hingga menimbulkan tanya.
"Ibu Orel? Siapa Ibu Orel?" tanya Ibu Gilbert.
"Siapa yang Anda panggil dengan sebutan Ibu Orel?" sambung Ibu Gilbert.
"Hari ini, Anda benar-benar aneh sekali, Tuan Axel. Kau bahkan baru kali ini memanggilku dengan nama Anne."
'Oh Lord! Damn it! Kenapa ada Ayah di sini,' batin Andrew. Ia pun memutuskan untuk melenggang pergi meninggalkan kerumunan itu setelah sadar ada Valva di antara mereka.
'Kau tidak akan bisa pergi dariku, Andrew!' balas Valva menggunakan interaksi batin.
Andrew pun gegas berlari kencang meninggalkan kantor Lilipaly Corp. Tak tahu tujuan mana lagi yang akan ia tempuh, yang jelas ia harus menjauh dari Valva.
"Sialan! Damn it!" umpatnya kesal.
Andrew terpaksa harus lompat dari jendela lantai lima. Ia berharap, agar terjatuh di tempat yang empuk agar tidak terluka. Pasalnya, lantai lima tentu saja tidak main-main. Namun, saat menyadari tempat tersebut masih sama. Andrew lekas berteriak kencang.
"Aaaaarrrggghhhh ...."
#To be continued.