Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sangriento

yuki_shiota
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4k
Views
Synopsis
Malam Halloween begitu dinantikan oleh hampir seluruh warga kota Sevilla. Jack O-Lantern menghiasi seluruh kota. Adeline Caterina Alvarez mendapatkan sebuah amplop surat dengan lambang buah pumpkin berpita hitam. Sebuah undangan pesta kostum yang amat dinantikannya. Adeline menghadiri pesta itu, tanpa sengaja ia berjumpa dengan seorang pria tampan bernama Addofo Cariann Rivera. Pria itu rupanya jatuh cinta kepada Adeline pada pandangan pertama. Saat mereka sedang menikmati pesta dan berdansa bersama, sebuah kekacauan terjadi di tempat itu. Adeline selamat, tetapi tidak dengan Addofo. Ia menghilang bahkan jasadnya pun tidak pernah diketemukan. Berapa tahun kemudian, mereka berjumpa kembali di malam halloween. Ada sesuatu yang membuat Adeline merasa aneh terhadap Addofo dan pada akhirnya Adeline harus mengetahui siapa Addofo sebenarnya. Lalu apakah Addofo memiliki tujuan lain ketika ia mendekati Adeline? Siapakah dalang sebenarnya dari insiden maut yang membakar habis rumah mewah itu pada malam halloween di pesta kostum tersebut? Sumber gambar: Pinterest edited by me Follow IG: @yenifri29 & @yukishiota29

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Insiden Maut

Tujuh tahun yang lalu, Adeline Caterina Alvarez mendapatkan kartu undangan pesta kostum di malam halloween. Ia sangat antusias mendapatkan kartu undangan tersebut. Ia menyukai karakter Snow White. Terpikir untuk mengenakan kostum tersebut dalam versi horornya.

Dengan wajah putih susu khas Snow White dan beberapa riasan menyeramkan di area sekitar mata dengan menambahkan kontak lensa merah menyala bagaikan ratu iblis. Ini mungkin lebih menyeramkan daripada ibu tiri dari Snow White yang teramat kejam dan jahat. Dalam pesta kostum semua bebas berkreasi tetap dengan tema halloween yang mengerikan dan menyeramkan.

Dengan membawa apel beracun dan bibir penuh darah segar yang menggoda setiap laki-laki. Adeline, gadis cantik yang memiliki bibir seksi ditambah lipstik merah darah dan bekas tetesan darah yang tertinggal di bibir bawahnya menambah aura mistis yang menggairahkan sepasang mata lelaki berkostum Vampire lengkap dengan gigi taring yang berdarah. Lelaki itu bernama Addofo Cariann Rivera

Addofo menghampiri Adeline, kemudian berkenalan dan mengajaknya berdansa malam itu. Mereka berdua di mabuk asmara, Addofo jatuh cinta kepada Adeline sejak pandangan pertamanya. Begitu pula Adeline yang terpesona dengan ketampanan Addofo yang dengan gagahnya bak raja Vampire atau Dracula, mengajaknya berdansa di lantai dansa.

Lima menit mereka berdansa tiba-tiba terjadi huru hara di tempat pesta itu. Semua orang cemas dan panik. Mereka berlari keluar rumah itu. Namun Naasnya, Adeline tanpa sadar hanya berlari sendiri. Di mana pasangan dansanya?Ke mana pria tampan bernama Addofo itu?

Rumah itu meledak dengan banyaknya kobaran api di mana-mana. Tidak ada yang tahu apa penyebab ledakan yang membuat rumah mewah ini terbakar habis. Semua orang di dalam pesta itu sangat panik dan ketakutan. Mereka semua sibuk menyelamatkan diri masing-masing atau berusaha menyelamatkan orang yang mereka sayangi.

***

Adeline pun tidak pernah bertemu dengan Addofo secara hidup-hidup maupun hanya jasadnya saja. Ke mana Addofo menghilang? Dari beberapa korban hanya jasad ia yang tidak pernah diketemukan.

"Kau di mana Addofo?" gumam Adeline menahan isaknya.

Berapa menit kemudian petugas pemadam kebakaran pun tiba meski agak terlambat. Sebab lalu lintas jalan raya pada malam hari di kota besar, tiada yang bisa memastikan kepadatan lalu lintasnya.

Para petugas sibuk menyiapkan peralatan, memasang selang-selang dan menyambungkannya ke tangki air itu. Lalu setelah semua siap, para petugas pemadam kebakaran itu menyemprotkan air pada titik-titik api yang menyala-nyala berkobar melahap segalanya.

Menyaksikan kebakaran itu membuat Adeline begitu terpukul dan sangat trauma. Ia hanya bisa duduk bersimpuh di halaman depan rumah mewah itu. Kondisi sekitarnya teramat kacau dan berantakan. Seketika aura duka dan kepiluan menghampiri kebahagiaan mereka malam ini.

Mereka tidak mengharapkan hal ini terjadi. Tidak ada yang pernah mengharapkan kedukaan ini terjadi di malam pesta halloween ini. Pesta kostum yang begitu sangat warga kota Sevilla harapkan, kini berubah menjadi malapetaka.

Adeline masih terus duduk bersimpuh di rerumputan nan lembap bersama titik-titik buliran bening yang jatuh satu per satu membasahi gaun Snow White-nya. Ia baru saja mendapatkan teman baru. Berbincang, bergurau bahkan berdansa bersama dalam hitungan kurang dari 30 menit. Tapi bahagia yang ia dapatkan malam ini, seketika itu juga raib.

Ia menghapus air matanya, meski begitu jejaknya masih tertinggal di pipi halusnya. Air mata melunturkan semua make up yang telah dipakai untuk menghasilkan riasan indah nan cantik bak Princess Snow White.

Tidak peduli dengan make up yang sudah luntur dan hancur di wajahnya. Sesungguhnya Adeline tetaplah wanita yang cantik lagi manis menawan. Senyumnya pun indah dapat memikat hati siapa pun yang memandangnya.

Dengan sekuat tenaga, Adeline pun bangkit dan berdiri seorang diri. Tanpa ada yang membantunya. Beberapa orang di sekitarnya juga menangis penuh haru menantikan keselamatan orang yang mereka sayangi.

Berapa orang di antaranya saling memeluk bahagia karena ternyata orang yang mereka sayangi atau keluarga mereka bisa selamat dari insiden maut itu. Adeline bingung harus berbuat apa, ia pun berpikir untuk menanyakan kepada petugas pemadam kebakaran yang akan segera menyelamatkan para korban kebakaran itu.

"Pak, Please di dalam sana masih ada teman saya. Dia seorang pria memakai kostum dracula atau vampir. Dia bernama Addofo, Pak. Please, bantu dia, Pak!" minta Adeline memohon dengan sangat. Ia memelas mengemis belas kasih para petugas itu.

"Baik, Nona kami akan segera mencarinya," tukas petugas itu mengangguk ramah memberi hormat sopan kepada Adeline.

"Terima kasih atas bantuannya, Pak." Adeline pun tersenyum haru penuh harap.

Tidak lupa ia berdoa, agar Tuhan menyelamatkan pria yang membuatnya begitu bahagia di malam ini. Ia tidak rela jika kebahagiaannya dalam waktu sekejap musnah karena insiden maut yang tidak tahu siapa dalang sebenarnya.

Adeline dengan perasaan resah dan gundah terus mencari dan melihat para korban yang di bawa oleh petugas pemadam kebakaran atau paramedis. Ia berharap jika yang ditemukan itu adalah sosok pria yang baru saja berkenalan dengannya di dalam rumah mewah ini.

"Di mana kamu?" gumamnya disisa-sisa isaknya.

Sepertinya sudah hampir seluruh korban mereka selamatkan dan evakuasi dari tempat kejadian perkara. Namun, sekali lagi Adeline bertanya dan melihat semua korban yang dibawa keluar oleh petugas itu dan tidak satu pun ia menemukan pria yang diketahuinya bernama Addofo.

"Apakah sudah tidak ada korban lagi di dalam, Pak? Teman saya masih belum diketemukan, Pak." Adeline bertanya dengan suara parau dan lirih.

"Maaf, Nona korban ini adalah korban terakhir yang kami temukan. Kami sudah menyelusuri setiap sudut rumah ini dan tidak ada satu orang pun yang tertinggal di sana," papar petugas pemadam kebakaran itu yang tampak prihatin melihat keadaan Adeline saat ini.

Adeline pun kembali terisak, ia tidak percaya harus kehilangan sosok pria yang baru saja ia kenal itu.

"Di mana kamu berada, Addofo?" ratapnya yang mengharu biru bersama langit malam yang tampak kelabu. Tidak ada kilauan bintang di malam ini. Tersisa hanya jejak-jejak kepiluan di kota ini yang terlukis jelas dalam suasana duka.