Perhatian Axton.
Beberapa menit kemudian Axton sampai di rumah Stella. Axton masih duduk didalam mobil sembari menunggu Neron membukakan dirinya pintu.
"Silahkan Tuan" Ucap Neron sambil menundukkan kepalanya.
Memang sebagai bawahan harus menghormati Tuannya biar tidak di bilang kurang ajar. Axton menurunkan kakinya, ia berdiri tegak sambil merapikan jaznya. Axton kemudian membuka kacamata Hitam miliknya "Jangan lupa bawa berkas-berkas itu ke ruang kerja saya di dalam" Perintah Axton.
"Baik Tuan" Jawab Neron.
Di saat Axton berjalan, dua orang pengawal menghampirinya dengan membawa payung. Kedua pengawal itu langsung berjejer disamping Axton sambil memayungi Axton "Kemana Ny muda?" Tanya Axton.
"Ny muda sedang bermain golf di lapangan sama Tuan Dalton" Jawabnya.
"Antar saya kelapangan sekarang juga"
"Baik Tuan"
Kedua pengawal itu langsung mengantar Axton ke lapangan golf. Ia berjalan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Lapangan golf.
Sampailah Axton di lapangan golf, ia melihat istrinya dan mertuanya sedang asyik bermain golf. Kelihatannya mereka berdua sangat bahagia sekali, Axton sangat senang melihat senyuman manis di wajah istrinya.
Salah satu pengawal datang menghampiri Stella yang sedang memukul bola. Pengawal itu mendekati Stella dan berbisik "Permisi Nyonya. Tua. Dalton sedang menunggu anda"
Stella langsung terkejut, ia menghentikan dirinya yang sedang memegang pemukul. Ia menoleh dan melihat ke arah Axton yang sedang melambaikan tangannya. Stella tersenyum manis, ia langsung berjalan menuju ke arah Axton.
Tuan Dalton melihat hal itu, ia juga ikut tersenyum bahagia. Tapi Tuan Dalton tidak mau mengganggu keromantisan menantunya dan juga putrinya. Ia terus saja melanjutkan permainannya.
"Sayang apa yang membuat kamu pulang lebih awal?" Tanya Stella sambil menguatkan ikatan rambutnya.
Axton merentangkan tangannya ingin memeluk istrinya "Aku rindu sama kamu" Jawab Axton.
Stella berada di pelukan Axton saat ini, mereka terlihat sangat harmonis. Axton dan Stella tidak pernah bertengkar semasa mereka menikah.
Stella sangat manja sama Axton "Apakah kamu mau mengajak Aku jalan hari ini?" Tanya Stella.
Axton menyipitkan alisnya sambil mendongak ke atas. Setelah itu ia kembali menatap wajah istrinya "Lain kali saja ya sayang" Jawab Axton "Karena aku capek banget hari ini. Aku ingin istirahat full di rumah" Lanjut Axton.
Stella melepaskan pelukannya "Terus Kapan kamu punya waktu untuk aku?"
"Minggu depan. Aku janji akan membawa kamu keliling"
"Benarkah?"
"Ya sayang. Aku juga ingin pergi liburan sama kamu. Maafkan aku yang tidak pernah ada waktu untuk kamu sayang"
"Aku mengerti sayang. Aku akan menjadi istri yang selalu pengertian sama kamu"
"Terima kasih sayang. Aku tidak salah memilih mau menjadi istriku"
Axton kemudian mencium kening Stella, setelah itu mereka kembali ke kamarnya. Tapi sebelum beranjak Stella memberitahu Tuan Dalton "Bapak saya mau masuk dulu ya. Maaf Karena aku tidak bisa menemani bapak bermain sampai selesai"
"Ok sayang. Tidak apa-apa bapak bermain sendiri"
"Maafkan saya juga yang tidak bisa menemani bapak" Lanjut Axton.
"Ya Axton. Karena kamu orangnya super sibuk. Jadi untuk bermain golf mana kamu punya waktu" Ucap Tuan Dalton.
"Hehehe....ya sudah kalau begitu. Saya dan Stella mau masuk. Semangat bermain" Axton memberikan semangat untuk mertuanya.
Stella dan Axton saling rangkul masuk ke dalam. Mereka tetap dikawal dari belakang, sesampainya didalam kamar Stella membantu Axton untuk melapaskan pakaian kantornya.
"Bagaimana hari ini di kantor?" Tanya Stella sambil menggantung Jaz Axton.
"Lumayan melelahkan. Tapi rasa lelahku seketika hilang karena melihat wajah kamu" Jawab Axton sambil memeluk tubuh Stella dari arah belakang.
Stella menoleh dan ia langsung membalik tubuhnya. Stella menaruh kedua tangannya di pundak Axton "Apakah kamu kangen sama aku?"
"Aku kangen banget. Makanya aku pulang cepat-cepat"
"Kalau begitu kita bisa memulainya untuk hari ini?"
Axton langsung terdiam, karena selama mereka menikah Axton tidak pernah memberikan hak Stella. Setiap kali Stella meminta untuk berhubungan Axton selalu saja menolak dengan seribu alasan.
"Kamu kenapa?" Tanya Stella melihat wajah Axton seperti di tekuk.
"Tidak ada sayang. Sepertinya untuk melakukan itu aku belum siap sayang. Apalagi hari ini aku benar-benar stress dan banyak sekali perkejaan yang belum aku selesaikan" Jawab Axton.
"Kapan kamu akan siap? Padahal aku sangat merindukan hal itu. Aku ingin kamu itu seperti laki-laki lain, yang melakukan tugasnya sebagai seorang suami"
Axton memegang pipi Stella, dan a berusaha untuk menenangkan Stella "Sayang aku janji jika sudah waktunya aku akan melakukan tugas aku. Tapi untuk saat ini kamu jangan pernah untuk memaksa aku"
Stella menunduk, ia menahan air matanya. Axton mengangkat wajah Stella lalu mencium keningnya untuk kedua kalinya "Sayang kamu jangan pernah ngambek. Aku takut jika kamu meninggalkan aku gara-gara hal ini" Ucap Axton.
Ia kembali memeluk tubuh Stella dengan erat. Stella juga membalas pelukan Axton, meskipun hatinya sangat kecewa tapi Stella sama sekali tidak bisa membenci Axton. Karena cinta Stella terlalu besar.
"Aku tidak membenci kamu. Justru aku sangat mencintai kamu. Aku takut kehilangan kamu. Aku benar-benar tidak bisa jauh dari kamu Axton"
"Terima kasih banyak sayang. Percayalah sama Aku untuk selalu tetap setia sama kamu. Aku tidak akan pernah menduakan cinta kamu. Karena bagi diriku, kamu itu adalah wanita yang sangat sempurna di mataku"
"Aku percaya sama kamu sayang"
Sekarang Stella sudah tenang, mereka berdua kembali harmonis lagi. Sebagai seorang istri akan bingung dengan sikap suaminya yang tidak pernah mau menyentuh dirinya. Padahal mereka sudah lama bersama.
Tapi Stella adalah wanita yang sangat hebat, dia tidak pernah menceritakan kisah Suaminya kepada Tuan Dalton. Dia selalu menceritakan kebaikan tentang suaminya. Ia sangat menjaga aib suaminya.
Orang-orang di luar sana berpikir kalau Stella adalah wanita yang sangat beruntung. Mempunyai segalanya dan memiliki suami yang tampan dan juga sangat setia. Orang-orang berpikir kalau hidup Stella itu terlalu sempurna, tidak mempunyai kekurangan sama sekali. Tapi semua itu hanyalah pandangan mereka, yang tahu kehidupan yang sebenarnya adalah Stella.
Sekarang Stella dan Axton duduk berduaan di kursi pribadinya. Mereka saling peluk sambil bercerita tentang perasaan masing-masing "Sayang Apakah kamu tahu kalau sebenarnya bapak ingin sekali mempunyai cucu" Ucap Stella.
"Aku mengerti sayang. Aku akan memberikan bapak cucu hang lucu-lucu dan juga cantik seperti kamu. Tapi jangan sekarang sayang. Bukankah aku sudah menjelaskan semuanya sama kamu"
"Ya sayang aku mengerti. Aku hanya menyampaikan keinginan Bapak yang sebenarnya saja. Kamu jangan memasukkannya ke dalam hati ya" Ucap Stella dengan lembut. Stella sangat menjaga perasaan suaminya.