Chapter 3 - Chapter 3

Sebelum pamannya yang merawat Eva, dia memang selalu di manjakan oleh kedua orang tua nya, apapun yang Eva minta mereka turuti keinginannya, walaupun begitu Eva tidak pernah meminta sesuatu yang bisa merepotkan orang tua nya karena Eva anak yang cerdas dan paham tentang sekitarnya.

Tetapi kali ini yang merawat Eva adalah kakak dari ayah nya dia, Juno atau pamannya Eva yang banyak mengenal nya sebagai pelatih paling keras, Eva pernah mendengar rumor itu dan mencoba untuk memancing pamannya, tetapi yang dia dapat malah pamannya selalu bertingkah lembut dan baik hati serta memakai ekspresi seperti ayahnya Eva saat pulang bekerja tetapi dianggap Eva menjijikan untuk di lihat bagi dia.

1 minggu setelah Latihan dimulai, Eva menunjukan sebuah perkembangan yang signifikan dalam melatih kesabaran dan emosi nya yang mulai berubah, kali ini dia tidak hanya bisa mengendalikan emosi nya, namun mendapatkan rekor lari sejauh 15km dalm waktu 2 menit 32 detik, tentu itu merupakan rekor lari yang pertama kali dalam pelatihan lari dan kebanyakan memakan waktu 3-4 menit. Selama pelatihannya Eva sudah mulai biasa menanggapi kerasnya Latihan dari pamannya yang awal nya dia merasa takut dan gemetar, tetapi sekarang dia sudah menjadi gadis yang tahan mental serta fisik nya yang telah berkembang menjadi gadis sehat dan bugar di umurnya yang masih sangat muda, demi mencapai tujuannya Eva rela meng-korbankan masa masa indah nya sebagai bocah.

4 tahun setelah pelatihan mandiri yang di ajukan Eva kepada pamannya, mulai dari ketangkasan, ketelitian, ketahanan, taktik, persepsi, dan kecerdasannya meningkat sangat pesat, dia sudah bisa melampaui pamannya sendiri sebagai pelatih mandirinya. "Sepertinya yang ku ajarkan kepadamu semua yang aku tau sudah tidak ada lagi.." ujar Juno setelah melakukan duel baku hantam kepada Eva. "Hihi…seharusnya kau juga tidak usah menahan dirimu paman..karena aku bukan Eva yang 4 tahun lalu.." balas Eva sambil nyengir. "Tentu aku mesti menahan diri agar kamu juga tidak bisa menahan dirimu lebih lama lagi…" disini sudah mulai beradu argument. "Tetapi…kalau aku tidak menahan diri..tentu paman akan mencari celah untuk mengalahkan ku…" "Dan itu adalah salah satu cara untuk mencari kelemahan musuh mu.." "Tentu itu cara yang efektif…tetapi kan itu juga menjadi kelemahan kita…apalagi kalau aku sambal berhadapan dengan musuh yang merepotkan seperti paman.." "Hahaha….apa aku semerepotkan itu sehingga diri mu yang sudah mulai melampaui paman mu ini bilang seperti itu..." "Tentu saja lah…bukan karena kecerdasannya, tetapi apa yang kita hadapi kalau itu bisa merubah kondisi secara tiba tiba..itu sangatlah merepotkan.." "Hooo….bisa kau beri sebuah contoh seperti apa itu?" "Apa aku harus bilang ke orang yang aku singgungkan?" "Lah…jadi aku yang kamu bilang?" "Kan aku sudah kasih tanda yang jelas paamaaaaann..." memasang ekspresi yang sama seperti Eva di umur 12 tahun ketika dia merasa kesal ke Juno.

Tentu Juno tertawa terbahak bahak karena hanya sifat alami dari Eva yang tidak pernah berubah, tapi Juno justru merasa senang bahwa keponakan satu satunya yang dia latih keras tetapi masih mempertahan kan sifat asli nya.