Chapter 10 - Episode 10

Alna :

Aku melihat ruangan dengan beberapa peralatan canggih di dalamnya, juga ada satu meja bundar seperti di ruang perpustakaan dan ruangan meja bundar station Three P.S. Sedikit heran, perasaan, tadi aku melihat dataran yang terbuat dari batu kristal terhampar luas yang ditumbuhi beberapa tanaman-tanaman aneh tapi indah sekali. Saat keluar dari lorong portal, aku sama sekali tidak dapat menemukan hamparan dataran indah itu sama sekali.

"Ini kalian bilang Planet Volle Maan? Kalau rumah, baru benar itu." Celetuk Bryant yang membuat semua tatapan terarah padanya.

Bryant mengendikkan bahu. "Apa? Benar, kan?"

Zrine menepuk jidat. "Memang bukan di Planet Volle Maan, lah. Sekarang kita berada di Planet Vol Maan."

"Berapa banyak Planet di Galaksi Andromeda, nih? Kenapa juga, Planet ini kecil sekali?" Tanya Bryant.

"Setiap Galaksi memiliki lima Planet yang berada dalam sistem garis tata surya Galaksi itu sendiri, kecuali Galaksi Bima Sakti dan Galaksi Whirpool yang memiliki sembilan Planet dalam sistem garis tata surya Galaksi itu. Planet Vol Maan sangat besar, sekarang kita berada di markas cabang dari station utama Three P.S." Dengan jelas, Zahra menjelaskannya dengan baik.

Aku dan Bryant mengangguk paham dengan penjelasannya. Zahra meminta kami untuk istirahat terlebih dahulu sebelum pergi ke Planet Volle Maan, aku hanya menurut lantas pergi bersama Moonbot ke kamar yang telah di sediakan khusus untukku setelah diberitahu Zahra.

Jarak antara kamar dengan ruangan meja bundar sekitar lima meter. Pintu kamar terbuka otomatis saat aku berdiri di depan ruangan kamar. Betapa kagumnya saat aku masuk kedalam ruangan kamar ini, ranjang tempat tidur yang melayang, meja dan kursi tanpa kaki melayang dengan satu komputer hologram di atas meja, ada jendela dengan kaca hologram di depan meja itu. Dan lagi, satu lemari cermin yang berada di samping ranjang. Aku berseru senang, Moonbot yang sudah lepas dari dekapanku hanya menatapku datar dengan tangan yang terlipat.

"Bagaimana cara membuat teknologi seperti ini?" Tanyaku entah pada siapa.

"π™ΊπšŠπšž πšπšŠπš—πš’πšŠπš”πšŠπš— πšœπšŠπš“πšŠ πš™πšŠπšπšŠ πš™πšŠπš›πšŠ π™Ώπš›πš˜πšπšŽπšœπš˜πš› πš’πšŠπš—πš πš–πšŽπš›πšŠπš—πšŒπšŠπš—πš πšπšŽπš”πš—πš˜πš•πš˜πšπš’ π™ΆπšŠπš•πšŠπš”πšœπš’ π™°πš—πšπš›πš˜πš–πšŽπšπšŠ, π™½πšŠ!" Celetuk Moonbot. Aku tak menghiraukannya.

Lihatlah! Kaca hologram ini jika di ketuk akan jadi transparan, aku bisa melihat hamparan dataran yang terbuat dari kristal-kristal yang indah itu. Aku beranjak mendekat ke arah lemari cermin, mengetuknya beberapa kali, suara desingan terdengar. Satu sisi lemari itu menghilang, menampilkan isi didalam lemari cermin, ada satu set pakaian seperti model jumpsuit berwarna biru yang mengambang di dalamnya, jika di lihat dari dekat, pakaian ini seperti baju renang di Planet Bumi.

"π™ΊπšŠπšž πšπš’πšπšŠπš” πš’πš—πšπš’πš— πš–πšŽπš—πšŒπš˜πš‹πšŠπš—πš’πšŠ, π™½πšŠ? π™Έπšπšž πš™πšŠπš”πšŠπš’πšŠπš— πšπšŽπš—πšπšŠπš— πšπšŠπšœπš‘πš’πš˜πš— πšπšŽπš›πš‹πšŠπš›πšž πšπš’ π™ΆπšŠπš•πšŠπš”πšœπš’ πš’πš—πš’."

Aku mengambil pakaian itu dari lemari cermin, otomatis pintu lemari cermin tertutup. Aku melihat pakaian yang aku ambil, bahannya seperti karet, sepertinya ketat sekali jika aku pakai. Apa semua penduduk Planet-planet di Galaksi Andromeda berpakaian seperti ini? Apa mereka hanya memakai satu pakaian saja dalam setiap harinya? Banyak sekali pertanyaan yang melintas di dalam pikiranku.

"π™ΏπšŠπš”πšŠπš’ πšœπšŠπš“πšŠ!" Pinta Moonbot.

"Ini terlalu ketat, aku tidak bisa memakainya. Apa seluruh penduduk di sini menggunakan satu pakaian yang sama setiap harinya, Moonbot?"

Moonbot mengangguk, membuatku bertambah heran. Bagaimana bisa? Mengapa mereka tidak membuat pakaian seperti pakaian Planet Bumi saja?

Seperti dapat membaca pikiranku, pakaian jumpsuit aneh yang berada di tanganku seketika berubah persis seperti pakaian yang aku gunakan saat ini. Celana jenis ankle puff biru, kaos lengan panjang putih yang dibalut rompi tunik aqua blue selutut berlengan panjang, kerudung pasmina dengan warna yang senada dengan rompi tunik, dan lengkap dengan sepatu sneakers berwarna sky blue bertali putih. Aku mematung seketika.

"π™ΏπšŠπš”πšŠπš’πšŠπš— πš’πš—πš’ πš“πš’πš”πšŠ πšπš’πš™πšŠπš”πšŠπš’ πšπšŠπš™πšŠπš πš‹πšŽπš›πšŠπšπšŠπš™πšπšŠπšœπš’ πšπšŽπš—πšπšŠπš— πš™πšŽπš–πšŠπš”πšŠπš’πš—πš’πšŠ πšπšŽπš—πšπšŠπš— πšŒπšŽπš™πšŠπš. πšƒπšŠπš” πš‘πšŠπš—πš’πšŠ πš πšŠπš›πš—πšŠ πšπšŠπš— πš‹πšŽπš—πšπšžπš” πš–πš˜πšπšŽπš• πš’πšŠπš—πš πšπšŠπš™πšŠπš πšπš’ πšžπš‹πšŠπš‘, πšžπš”πšžπš›πšŠπš—πš—πš’πšŠ πš“πšžπšπšŠ πšπšŠπš™πšŠπš πšπš’ πšœπšŽπšœπšžπšŠπš’πš”πšŠπš—, πš™πšŠπš”πšŠπš’πšŠπš— πš’πš—πš’ πš“πšžπšπšŠ πš–πšŽπš–πš’πš•πš’πš”πš’ πšπšŽπš”πš—πš˜πš•πš˜πšπš’ πšŒπšŠπš—πšπšπš’πš‘ πš’πšŠπš—πš πšπšŠπš™πšŠπš πš–πšŽπš—πšŒπšžπšŒπš’ πšœπšŽπš—πšπš’πš›πš’ πš πšŠπš•πšŠπšž πšœπšŽπšπšŠπš—πš πšπš’ πšπšžπš—πšŠπš”πšŠπš— πš˜πš•πšŽπš‘ πšœπš’ πš™πšŽπš–πšŠπš”πšŠπš’. π™ΊπšŠπš›πšŽπš—πšŠ πš’πšπšž, πšœπšŽπš“πšŠπš” πš•πšŠπš‘πš’πš› πš™πšŠπš›πšŠ πš™πšŽπš—πšπšžπšπšžπš” πšœπšžπšπšŠπš‘ πš–πšŽπš—πšπšπšžπš—πšŠπš”πšŠπš— πš™πšŠπš”πšŠπš’πšŠπš— πš’πš—πš’, πšπšŠπš™πš’ πšπš’πšπšŠπš” πšπšŽπš›πš•πšŠπš•πšž πšŒπšŠπš—πšπšπš’πš‘ πšœπšŽπš™πšŽπš›πšπš’ πšœπšŽπš”πšŠπš›πšŠπš—πš πš’πšŠπš—πš πš‹πš’πšœπšŠ πš–πšŽπš›πšžπš‹πšŠπš‘ πš–πš˜πšπšŽπš•." Jelas Moonbot membuatku semakin mematung.

Wow! Sungguh, itu keren sekali.

Karena penasaran dengan teknologi canggih pakaian aneh ini, aku memakainya, sesekali melihat pantulan diriku di lemari cermin sambil mengubah-ubah model pakaian aneh ini, apa yang dikatakan Moonbot benar, aku bisa menyesuaikan ukuran yang aku mau, jadilah pakaian ini tidak ketat saat ku pakai. Aku terus melakukan hal yang sama hingga beberapa menit ke depan.

Pantas saja Zahra memintaku untuk tidak perlu membawa benda apapun saat sebelum berangkat tadi. Semua perlengkapan kebutuhan yang di butuhkan sudah tersedia disini, tanpa ada yang tersisa. Dari pakaian aneh, makanan aneh seperti bubur, hanya saja warnanya biru, dan rasa bubur itu dapat menyesuaikan pikiran pemakannya, tablet hologram tipis setipis kertas yang dapat berubah menjadi sesuatu yang lebih simpel saat di bawa, seperti jam tangan misalnya, tas kotak kecil yang bisa menampung hingga jutaan barang dengan berbagai ukuran, bisa menempel dan menyesuaikan warna atau model baju sekaligus, atau sebuah peralatan makan yang dapat dimakan seperti camilan. Semua teknologi yang di impikan ada di Galaksi Andromeda.

***

Setelah menunaikan shalat dhuhur, aku langsung bergegas menuju meja bundar. Planet Vol Maan memiliki waktu yang sama seperti di Planet Bumi, tidak hanya Planet Vol Maan saja, seluruh Planet-planet yang berada di Galaksi Andromeda juga memiliki sistem waktu yang sama seperti Planet Bumi. Galaksi Bima Sakti adalah Galaksi terbesar kedua setelah Galaksi Andromeda, bedanya, jika sistem penataan Planet di Galaksi Bima Sakti berjejer secara horizontal saling membelakangi, maka sistem penataan Planet di Galaksi Andromeda berjejer secara horizontal menyamping. Karena jarak seluruh Planet si Galaksi Andromeda dengan pusat tata surya memiliki jarak yang sama dengan Planet Bumi dari matahari, aku bisa melakukan aktivitas yang sama seperti hari-hari biasanya tanpa perlu bingung lagi.

Jangan mengira kalau aku tidak tahu apa-apa karena aku belum pernah tahu ada banyak Galaksi di luar sana. Aku bisa membaca beberapa buku-buku atau majalah lainnya dari tablet hologram canggih yang berkaitan dengan sejarah Galaksi.

Aku melihat jam di tablet. Masih pukul dua tepat, itu berarti masih ada satu jam lagi sebelum kita berangkat. Jujur, Zahra ataupun yang lain tidak memberitahuku jika kami akan berangkat pukul tiga sore ke Akademi, jadilah aku hanya diam merutuki kegabutanku sembari bersantai membaca-baca, tidak gabut juga, banyak manfaat mungkin.

"Ada yang perlu aku bicarakan." Zahra membuka suara setelah duduk bergabung di meja bundar.

Aku memfokuskan pandanganku ke arahnya, begitu juga dengan yang lainnya.

"Apa, lagi? Kita sudah menyusun semua rencana kita dengan baik, bukan?" Tanya Alfa sewot.

Dalam hati, aku juga menyetujui Alfa. Rencana yang kita susun beberapa hari lalu sudah rapi, tidak perlu untuk menyusun rencana lagi, hanya untuk menjadi tidak tahu apa-apa, itu mudah saja.

"Iya, hanya saja, jika kita tetap menggunakan nama asli kita, apa mereka tidak akan tau, jika kita anggota pasukan Three P.S?"

Alfa dan Zrine saling tatap, benar juga. Itu mungkin yang ada dalam pikiran mereka sekarang. Aku juga berpikir seperti itu, jika Station Three P.S bukan sembarang station yang di bangun, bisa saja banyak yang mengetahui keberadaan station itu. Pintar juga dalam menyamar.

"Kita pakai nama samaran!" Usul Zrine cepat.

Aku mengangguk. Sedangkan Bryant malah menggeleng, membuat kami berempat -juga Moonbot- menatapnya bingung.

"Aku tidak perlu, siapa juga yang kenal dengan manusia Planet Bumi?"

Zrine menepuk jidat, lantas menjawab pertanyaan Bryant. "Kau kira, hanya penduduk dari Galaksi Andromeda saja yang menjadi murid di Akademi itu, heh?"

Dengan santai, Bryant mengangguk mantap. Aku paham apa yang Zrine katakan. Tentu saja jawabannya 'tidak', kalau memang benar, untuk apa ketiga sahabatku itu berada di Galaksi Andromeda, jika tidak untuk sekolah di Akademi itu.

Tak menghiraukan ucapan Bryant. Zahra tetap memberikan nama samaran pada kami, juga dirinya sendiri. Sedangkan Moonbot, ia diminta untuk terus berada di dalam tasku jika sedang berada di tempat umum, dan tidak boleh keluar sebelum ada yang memintanya keluar. Tentu saja, itu karena Moonbot adalah Power Sphera Kerajaan Kristal, jika ada yang tahu Moonbot masih ada, itu artinya ada anggota Kerajaan yang masih hidup dan itu tentu saja akan membuat tanda tanya besar bagi seluruh penduduk Galaksi Andromeda.

Zahra tidak ingin itu semua terjadi. Selain itu, Zrine juga meminta kami untuk tidak menggunakan kekuatan kita berlebihan. Entah pasti atau tidak, kekuatan yang di miliki oleh keempat sahabatku -termasuk Bryant- adalah kekuatan langka yang hanya di miliki oleh leluhur pertama dari Galaksi mereka masing-masing.

"Tunggu! What?" Bryant menyela penjelasan Zrine. "Memangnya aku punya kekuatan?" Tanyanya pada detik selanjutnya.

Kami semua saling tatap mendengar pertanyaan Bryant. Benar juga, bukankah selama ini, Bryant tidak pernah menunjukkan tanda-tanda jika dia memiliki kekuatan. Lalu mengapa Zrine berkata seperi itu.

"Panjang ceritanya, Bryant." Kata Zrine. Dahinya mengkerut.

Bryant bergaya seperti orang yang sedang berpikir, telunjuk dan ibu jarinya mengelus pelan dagunya.

"Kalau begitu, pendekkan!" Pintanya sambil menunjuk Zrine dengan telunjuknya.

Zrine mengangguk. "Ya."

Mata Bryant kini menyipit, seperti sedang mengintrogasi Zrine. Detik selanjutnya, wajahnya cerah bagai matahari yang bersinar. Eh, lebay sekali. Ia berteriak senang sebelum kembali diam dan bertanya kembali pada Zrine.

"Apa, kekuatanku?"

"Manipulasi Molekul." Jawab Alfa santai tanpa menatap Bryant yang kini memasang wajah penuh binar.

"Kekuatan apa itu, Ra?" Tanyaku. Jujur aku sebenarnya ingin tahu, jadi memutuskan untuk bertanya pada Zahra.

Bryant ikut mengangguk setelah mendengar pertanyaanku. Ia kini ikut menunggu jawaban dari Zahra.

Seperti penjelasan Zahra. Manipulasi molekul adalah kekuatan yang dapat merubah wujud dan sifat benda dari bentuk asal ke bentuk yang di inginkan sesuai dengan pola imajinasi pemilik kekuatan.

Bryant tentu bersorak riang, bagaimana tidak senang ? Manusia pecinta makanan seperti Bryant, pasti tidak akan merasa lapar, karena dengan kekuatan itu, sang pemilik dapat mengubah benda di sekitarnya menjadi apapun yang dia mau. Bryant tentu akan mengubahnya menjadi makanan.

"Kita tetap akan saling mengenal, seperti biasa. Hanya saja tetap dalam penyamaran, menjadi seseorang yang tidak tahu apa-apa, bersedia!" Zahra menutup pembicaraan.

Seperti yang Zahra katakan, kita tetap bisa saling mengenal, tapi tetap dalam misi penyamaran. Dari nama kami yang di ganti. Namaku hanya Alisa A, walau ada huruf A di belakang, tetap berbeda artinya jika berada di Galaksi Andromeda. Zahra yang menjadi Fa Za, Zrine menjadi Rin, Alfa yang menjadi Re-Za, dan Bryant yang menjadi B. Anthony P, dengan panggilan Anthon.

Bryant memang sempat protes dengan singkatan namanya. Karena berpikir jika tidak ada nama seperti itu, tapi setelah ia ingat jika ia berada di Galaksi yang berbeda, baru bisa mengalah.

Satu jam berlalu. Setelah kami sudah mempersiapkan perlengkapan yang kami butuhkan, kami berangkat menuju Planet Volle Maan. Tentu bukan menggunakan kekuatan teleportasi Moonbot yang akan mengundang banyak perhatian, kita berangkat menggunakan kapal luar angkasa milik Akademi yang memang di tugaskan untuk menjemput para calon murid.

Moonbot sempurna masuk ke dalam tasku. Tidak akan ada yang tahu pastinya, tas dengan teknologi canggih ini bisa menempel selalu di pakaian yang aku pakai, warnanya bisa berubah persis seperti pakaianku, tas ini tidak dapat di lihat dengan mata telanjang, tapi bisa di rasakan saat menyentuh tas itu.

Aku sempurna berada di dalam kapal angkasa Akademi, tapi sebelum itu, aku tersadar akan sesuatu saat melihat markas cabang pasukan Three P.S yang ternyata berbentuk tabung besar. Sepertinya seluruh bangunan di Planet ini berbentuk tabung, entah rumah penduduk, sekolah, kantor, atau segala macam tempat, semuanya berbentuk tabung dengan pintu yang menyatu dengan dinding. Pintu itu akan terbuka ketika sang pemilik bangunan datang, dapat mengunci otomatis setelah pemilik keluar atau masuk, dan akan aman dari pencurian, karena hanya sang pemilik yang dapat membuka pintu itu. Kalau ditanya ada jendela, tentu saja ada, tapi juga memiliki karakter bentuk dan sifat yang sama seperti pintu bangunan itu.

Aku duduk di kursi dekat jendela sebelah kanan, di sampingku ada Zahra, lalu Zrine, di depan bangku ku,ada Bryant dan Alfa di depan bangku Zrine. Bentuk kapal ini seperti kapsul dengan sedikit moncong burung di bagian depan. Jendela kapal ini seperti pesawat terbang di Planet Bumi, bangku yang ku duduki tidak memiliki kaki sebagai tumpuan nya, melainkan melayang. Selain itu, kapal angkasa ini melaju dengan akses kendali otomatis tanpa kemudi dan tanpa perlu tersesat, setiap kapsul sudah di lengkapi dengan sensor titik lokasi penjemputan dan tempat lokasi awal.

Perlu waktu selama dua jam kami akan tiba di lokasi tujuan. Kecepatan kapsul ini sama seperti pesawat Planet Bumi, tapi bisa di bilang lebih cepat, karena dapat melintasi antar Planet dengan jarak jutaan kikometer, bagai pesawat yang melintas antar kota atau negara.

Sunguh, hebat sekali. Ya, setidaknya bisa menghilangkan suatu pikiran yang membuatku terganggu, merasa ada sesuatu yang sedang berusaha mendekatiku. Tapi apa?

Di balik suasana yang membuatku senang hari ini tidak akan berangsur baik di saat aku telah resmi menjadi murid di Akademi Planet Volle Maan. Aku tidak tahu jika sudah ada banyak sekali tantangan yang harus aku jalankan disana. Aku bahkan tidak sadar, jika ada banyak orang yang sudah menungguku di sana selama bertahun-tahun. Tanpa aku sadari.

***

Next episode 11...