"Kalau ibu sih hampir sama dengan kriteria yang kamu bilang tadi, nak."
"Hm.. Ada kriteria tambahan atau mungkin syarat apa gitu, Bu?"
"Hm.. Apa ya, nak.. Kalau bisa, kamu dapat yang lembut ucapan dan perbuatannya, nak. Itu penting karena ibu tidak mau kamu dikasari apalagi disakiti sama orang lain."
"Hm.. Yayaya.. Doakan Gina ya Ibu dan Ayah, semoga dapat jodoh yang terbaik."
"Aamiin," jawab kompak orang tuanya Gina.
***
Mereka pun sampai di kantor klub jam sepuluh kurang lima belas menit. Acara akan dimulai jam setengah sebelas.
Sambil menunggu acara dimulai, Gina bergabung ke barisan kelompok anggota staf medis. Sementara itu, ayah dan ibunya duduk santai di kursi yang telah disediakan panitia.
"Maaf, Pak, Bulan absen ya hari ini?" tanya Gina ke dr. Andri.
"Hm.. Kurang tahu juga. Kamu ga coba chat atau telpon dia?"
"Sudah tadi pagi, pak, tapi dia tidak ada respon."
"Mungkin dia ketiduran. Coba hubungi lagi. Bagus kalau kita lengkap, apalagi nanti ada sesi foto bersama."
"Baik, Pak."
Baru hendak Gina mengaktifkan hpnya, Bulan sudah melambaikan tangan ke arahnya dari kejauhan. Tak disangka, Gina datang dengan salah seorang pemain tim senior. Hal itu menarik perhatian dan tentu mengundang beberapa pertanyaan dari yang melihatnya, termasuk Gina.
"Ehem.. Kamu kok bisa datangnya sama Juan? Lagi pdkt ya?" tanya iseng Gina.
"Eh.. Enggak kok, kak. Kebetulan aja tadi."
"Kebetulan? Ah, masa?"
"Iya beneran, kak. Jadi, tadi tuh mobilku mogok. Eh, kebetulan Juan lewat. Aku telpon orang bengkel terus kesini deh."
"Tapi. Kok kamu kayaknya sudah akrab banget dengan Juan?"
"Eee.. Anu kak.. Hm.."
"Eh kalian, ayo cepat ambil tempat duduk. Sebentar lagi acara dimulai. Bos-bos sudah datang," sela dr. Andri.
"Baik, dok," respon Bulan sembari bergegas mencari tempat duduk yang masih kosong. Gina pun demikian.
***
Acara pun dimulai tepat jam setengah sebelas, sesuai jadwal yang telah diatur panitia. Acara dibuka dengan penampilan menyanyi dari anak-anak panti asuhan yang turut diundang.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari para petinggi klub dan pelatih kepala tim senior. Intinya, mereka berharap musim ini klub menjuarai liga dan promosi ke liga satu. Mereka juga berharap semua elemen klub selalu kompak dan bersatu padu.
Usai sesi sambutan, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh direktur utama klub, Deddy William. Lalu, seluruh tamu undangan dipersilakan menyantap makanan yang telah disajikan panitia.
***
Selesai makan, para tamu undangan tinggal dulu beberapa saat untuk berbincang-bincang. Gina pun kembali melanjutkan rasa penasarannya tentang Bulan dan Juan.
"Bulan.. Pertanyaanku tadi belum kamu jawab lho," ucap Gina.
"Pertanyaan yang mana ya, kak?"
"Itu lho tadi.. Kamu lagi dekat kan sama Juan?"
"Oh, astaga soal itu. Serius kak, aku sama Juan tidak ada apa-apa. Kebetulan saja tadi dia lewat terus membantu. Kakak cemburu, ya? Hehehe"
"Tidak lah. Pemain-pemain disini tidak ada yang masuk kriteriaku," kata Gina dengan mengecilkan volume suaranya, khawatir ada pemain yang mendengar ucapannya.
"Oh.. Hm.. Tapi beneran, kak, aku ga ada apa-apa sama Juan."
"Tapi, kalian sering chattingan atau telponan?"
"Tidak pernah, kak. Nomor wa dia aja aku ga tau, kak."
"Masa sih? Tapi, kalau kakak perhatikan, Juan itu baik lho, cocok lah sama kamu. Seumuran juga sama kamu, kan?"
"Ga tau juga, kak. Beneran deh kak, aku ga ada apa-apa sama Juan."
"Iya, iya, percaya, kok. Hehehe"
***
Seusai acara, Gina bersama orang tuanya langsung pulang. Sementara itu, Bulan menunggu kabar dari bengkel tentang mobil kesayangannya. Juan sempat menawarkannya tumpangan tapi ditolak karena khawatir menjadi bahan perghibahan.
Bulan pun akhirnya minta dijemput adiknya yang juga sedang menempuh pendidikan kedokteran semester satu di kampus yang sama dengannya. Beruntung, adiknya tidak sibuk sehingga bisa menjemputnya.
***
Besok pertandingan pertama klub mereka. Pertandingan itu akan digelar di kandang dan langsung berhadapan dengan rival abadi mereka.
Pertandingan itu selalu berjalan menarik tapi terkadang berlangsung sangat keras hingga beberapa kali cenderung kasar. Maka dari itu, staff medis klub, termasuk Gina dan Bulan, bekerja keras mempersiapkan kondisi fisik dan stamina para pemain semaksimal mungkin agar dapat tampil prima.
***
Malam ini, ayahnya Gina beserta seluruh pemain dan staff kepelatihan tidur di hotel yang tidak jauh dari stadion. Sementara itu, hanya ada dua staaf medis klub yang tidur di hotel yang sama, dr. Andri dan dr. Billy. Gina, Bulan, dan staff medis lainnya baru akan menyusul besok pagi saat pemeriksaan terakhir kondisi kesehatan para pemain.
"Kamu jam berapa besok berangkat, nak?" tanya ibunya Gina.
"Jam tujuh sudah harus di kantor, terus ke hotel sekitar jam delapan, Bu," jawab Gina.
"Berarti paling tidak jam enam atau setengah tujuh kamu sudah harus on the way, nak."
"Iya, Bu. In syaa Allah."
"Kalau begitu, kamu cepat tidur malam ini. Kamu sudah makan malam, kan?"
"Belum, Bu. Ga laper."
"Oh, yaudah. Tapi, besok sebelum berangkat, kamu harus sarapan ya."
"Iya, Bu. Tolong bangunin besok subuh ya, Bu.
"Iya. Tapi, kamu pasang alarm juga dong.
"Iya, Bu."
***
"Sudah shalat subuh, nak?" tanya ibunya Gina.
"Alhamdulillah sudah, Bu," jawab Gina.
"Alhamdulillah. Kalau gitu, kamu sarapan dulu sana. Ibu mau ke kamar dulu."
"Lho? Ibu tidak sarapan?"
"Sarapan tapi nanti aja."
Lalu, Gina pun menuju ruang makan untuk sarapan. Gina makan secukupnya. Selesai makan, Gina langsung ke kamar mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat.
Gina pun berangkat jam enam lewat lima belas menit. Gina berangkat menggunakan mobil ayahnya. Mobilnya Gina nanti akan dipakai ibunya berangkat ke stadion nanti sore sesaat sebelum pertandingan dimulai.
***
Gina sampai di kantor klub kurang sepuluh menit jam tujuh. Beruntung, dia tidak terjebak macet sehingga bisa cepat sampai.
Sesampainya di kantor, Gina langsung ke ruang rapat khusus staff medis. Ternyata, Gina yang paling lambat datang tapi dia belum terlambat untuk mengikuti rapat.
Rapat pagi ini merupakan rapat koordinasi sebelum mengeksekusi hasil rapat mereka semalam melalui grup whatsapp.
Rencananya, hari ini mereka akan membantu dr. Andri dan dr. Billy untuk melakukan pemeriksaan kesehatan para pemain sebelum dan setelah latihan ringan pagi ini.
Rapat tidak berlangsung lama karena mereka harus segera menuju hotel. Mereka sudah ditunggu para pemain dan staff kepelatihan yang sudah berada disana.
***
Gina, Bulan, dan staff medis lainnya menuju hotel tepat jam setengah delapan menggunakan mobil operasional klub. Sekitar dua puluh menit kemudian, mereka pun sampai di hotel yang dituju.
"Ayo cepat, Bulan. Juan sudah nungguin kamu," goda Gina.
"Aduh. Apaan sih, kak. Kakak tuh ditungguin Rio," balas Bulan.
"Rio? Rio siapa ya?" tanya bingung Gina.
***