Chereads / Istri CEO Klub Bola / Chapter 3 - Persiapan

Chapter 3 - Persiapan

Hari ini, jam sebelas siang, Gina yang ditemani ayahnya menandatangani kontraknya dengan manajemen klub. Setelah itu, Gina mengikuti rapat dengan para petinggi klub bersama staf tim medis lainnya. Sementara itu, ayahnya Gina tidak ikut rapat karena harus bertemu dengan pelatih kepala di ruangan lain untuk membahas skema latihan nanti sore.

***

Manajemen klub dan para peserta rapat lainnya membahas rencana untuk musim depan, terutama mengenai pengelolaan gizi para pemain yang berujung pada perancangan pola makan yang tepat.

Tak hanya itu, manajemen klub juga menyampaikan suatu rencana besar yang membuat Gina terkejut karena ayahnya tak pernah memberitahukannya.

"Berikutnya, kami ingin menyampaikan suatu rencana program atas kesepakatan dari para pemegang saham klub ini. Jadi, pertengahan tahun depan kami akan memulai pembangunan rumah sakit di tanah kosong itu," ucap Deddy William, salah seorang petinggi klub lalu menunjuk lahan yang dimaksud. Lahan itu tidak jauh dari tempat rapat mereka.

"Mohon maaf, Pak, interupsi. Itu rumah sakit khusus klub ini atau dibuka untuk umum?" tanya Gina.

"Rumah sakit itu diperuntukkan utamanya untuk para pemain mulai dari tim akademi hingga tim senior juga para staf klub ini. Tapi, nantinya rumah sakit itu juga akan dibuka untuk umum," jawab Deddy.

Rapat itu baru selesai sekitar jam setengah tiga. Usai rapat, Gina tidak langsung pulang. Gina lanjut rapat lagi dengan ketua dan anggota tim medis lainnya untuk merancang pola kerjasama dan pembagian tugas mereka masing-masing. Gina langsung dipercaya menjadi wakil ketua tim medis untuk tim akademi klub itu.

Rapat kedua itu selesai sekitar jam empat sore. Setelah rapat, Gina langsung pulang ke rumah.

***

"Ayah kok tidak pernah bilang ke Gina kalau klub mau bikin rumah sakit?"

"Hah? Kata siapa, nak?"

"Kata manajemen tadi siang pas rapat."

"Serius? Ayah juga baru tahu kalau begitu. Ayah kan fokus sama tim."

"Iya serius, yah. Itu ada lahan kosong kan di dekat kantor, nah disitu rumah sakitnya nanti, yah."

"Wah.. Ayah kira dulu itu buat tempat gym yang baru."

"Bukan, yah. Emang manajemen tidak pernah bilang ke tim pelatih, yah?"

"Tidak pernah, nak. Kita juga kan fokus sama pertandingan. Itu urusan manajemen."

"Oh gitu, yah. Gina sih berharap rumah sakit itu cepat dibangun."

"Aamiin. Siapa tahu kamu nanti ditunjuk jadi kepala rumah sakit itu."

"Aamiin Ya Allah."

***

Hari ini, hari pertama Gina ngantor setelah penandatanganan kontrak. Gina belum turun langsung ke tim karena masih banyak urusan yang harus dikerjakannya di kantor. Salah satunya, mengecek data kesehatan para pemain yang menjalani tes kesehatan dua pekan lalu.

Gina dan rekan-rekannya juga sedang sibuk mempersiapkan tes kesehatan untuk tiga pemain baru, dua pemain lokal dan satu pemain asing. Tes itu akan diadakan besok pagi.

"Bagaimana persiapannya untuk besok?" tanya dr. Andri, ketua tim medis ke Gina dan kawan-kawan.

"Alhamdulillah sudah siap tujuh puluh lima persen, dok," jawab Gina.

"Oh, alhamdulillah. Tapi, apa itu yang dua puluh lima persen yang belum?"

"Ini, dok. Komputernya lagi bermasalah. Tapi, kami usahakan nanti sore sudah normal," jelas Gina.

"Oh, oke. Nanti sore saya kesini lagi untuk cek. Saya mau ketemu sama tim pelatih dulu."

"Baik, dok."

***

Masalah komputer sudah terselesaikan sebelum Gina pulang ke rumah. Ketua tim medis sangat puas dengan kerja para anggotanya, terutama Gina.

Ketika hendak pulang, di parkiran, Gina ketemu dengan juniornya semasa SMA.

"Bulan?" sapa Gina dari belakang.

"Eh.. Kak Gina, akhirnya ketemu juga," respon Bulan.

"Hm.. Kamu ngapain disini, dek?" tanya Gina.

"Aku barusan tanda tangan kontrak, kak. Aku jadi tim medis juga, kak."

"Hah? Kok kamu tidak pernah bilang-bilang?"

"Aku rencana memang baru bilang kalau kita sudah ketemu, kak. Kemarin-kemarin takutnya tidak jadi."

"Oh.. Tapi, kok manajemen tidak bilang kalau tadi ada anggota tim medis baru ya, dek?"

"Kalau soal itu aku tidak tahu, kak."

"Oh.. Hm.. By the way, aku mau kerja disini dengan satu syarat, harus ada juga dokter wanita yang lain. Aku tidak mau sendirian. Eh, ternyata kamu dek yang keterima disini."

"Iya, kak. Pak Deddy juga tadi cerita begitu."

"Hm.. Nanti kita cerita lebih lanjut di whatsapp, dek. Sini nomor kamu, biar nanti saya masukin di grup."

***

Setelah makan malam, Gina berbincang dengan ayahnya di ruang keluarga sambil menonton tv bersama ibunya.

"Bagaimana tadi pekerjaanmu, nak? Maaf ayah tadi tidak sempat ngecek kamu."

"Alhamdulillah, lumayan lancar, yah. Tadi sempat sih ada kendala di komputer, tapi untung bisa cepat diperbaiki."

"Alhamdulilllah. Hm.. Besok jadi tes medis itu semua pemain baru, nak?"

"In syaa Allah jadi, yah. Harus jadi sih, yah, karena tadi lumayan ribet persiapannya. Terus kita juga sudah harus laksanakan semua program yang sudah dirancang, yah."

"Yayaya.. Semoga lancar besok ya, nak."

"Aamiin Ya Allah."

"Ehem.. Ehem.. Kalau sudah soal bahas pekerjaan, ibu dicuekin nih."

"Tidak dong, Bu. Ayah tuh yang mulai terus asyik sendiri," ucap Gina lalu memeluk ibunya.

"Gina tuh, Bu. Ayah tidak mungkin cuekin kekasih hatinya ayah," ucap ayahnya Gina lalu memeluk sang istri.

"Sudah.. Sudah.. Kenapa jadi kayak lomba manja-manjaan ini," respon ibunya Gina.

***

Sebelum tidur, Gina mengecek semua chat di whatsapp. Gina baru ingat belum memasukkan Bulan ke grup tim medis klub.

Setelah memasukkan Bulan ke grup, Gina pun mempersilakan Bulan berkenalan dengan rekan-rekan tim medis lainnya. Gina tidak ikut nimbrung di grup karena sudah mengantuk. Gina pun tertidur sebelum jam sepuluh.

***

Gina sudah tiba di kantor klub lima menit sebelum jam delapan pagi. Sesampainya di kantor, Gina langsung ikut briefing bersama rekan-rekannya yang sudah hadir.

Briefing tidak terlalu lama karena persiapan mereka sudah sangat matang. Selesai briefing, Gina dan rekan-rekan langsung memulai tes kesehatan untuk tiga pemain baru yang sudah berdatangan sejak jam setengah sembilan.

Tes medis berlangsung cukup lama karena mereka ingin memastikan pemain baru layak buat tim agar dapat berkontribusi secara maksimal. Tes medis baru selesai sekitar jam setengah dua belas siang.

Selesai tes medis, ketiga pemain baru itu menandatangani kontrak mereka dengan nominal gaji masing-masing. Sementara itu, tim medis beristirahat sejenak sebelum menganalisa hasil tes medis barusan.

***

"Nanti sore kita ke lapangan untuk kenalan dengan semua pemain, terutama untuk Gina dan Bulan," kata dr. Andri memberikan arahan usai bersama-sama menganalisa hasil tes medis.

Sebelum ke lapangan, Gina dan Bulan ke dapur klub untuk mengecek apa saja bahan makanan yang tersedia. Rencananya, mulai besok mereka akan menerapkan pola makan sehat kepada semua pemain tim senior dan tim akademi.

***