Jelita berjalan di tepi jalan sembari terus menangis. jarak dari rumah dan sekolah nya cukup jauh, namun ia sudah hampir sampai ke rumah nya dengan berjalan kaki.
Gadis itu tak bisa melupakan tamparan tangan Kevin yang akan membekas sampai kapan pun di ingatan nya.
Ia tidak menyangka bahwa Lelaki yang ia pacari dan ia kenalkan kepada ibunya adalah seorang lelaki dengan kepribadian yang sangat buruk.
Rasanya saat ini, ia sangat bersyukur karena sudah dihindarkan dari seorang lelaki jahat seperti Kevin. kini sahabat nya justru melihat dengan mata kepala nya sendiri bahwa Kevin adalah orang yang kasar dan arogan.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil berwarna oranye menepi di bahu jalan yang berada sekitar lima langkah dari tempat Jelita berpijak.
Daffa keluar dari dalam mobil tersebut dan menghampiri Jelita setengah berlari.
Lelaki itu sedikit menundukkan pandangan nya karena cahaya matahari yang terik dari arah belakang tubuh Jelita.
"Ta, Lo kenapa jalan kaki?."
