Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

KAZAM

🇮🇩Waone_Bah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.9k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - KASAM (bagian Pertama)

Panas terik Jakarta siang itu, sudah beberapa hari ini suhu udara terasa lebih panas dirasakan oleh warga Jakarta, namun semua itu tak menghentikan laju roda-roda kendaraan bersiliweran di jalan-jalan, kesibukan yang tak henti setiap hari dari orang-orang yang berjuang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.

Di suatu tempat di timur Jakarta, Sebuah Gerbang pintu besi biru terbuka, seorang pria berperawakan tinggi kurus keluar dari dalam pintu besi itu, sebuah tas ransel bergelayut di pundak kanannya, matanya celingukan memandang ke kiri dan kanan, pria itu berjalan santai, beberapa langkah berjalan, dia berhenti dan berbalik memandang gedung yang baru saja dia tinggalkan, gedung dengan tembok tinggi yang di atasnya dipagari kawat berduri, pria itu menyeringai, tampangnya yang kucel dan sangar semakin tak enak dipandang, "selamat tinggal Cipinang!" gumamnya pelan, pria itu kemudian berjalan kembali sambil mengibaskan tangannya ke belakang seolah mengucapkan salam perpisahan dengan gedung yang telah menjadi huniannya 3 tahun terakhir ini.

Langkah pria itu tertahan di gerbang pintu keluar, seorang petugas berseragam dan bersenjata lengkap memeriksa isi tas pria tersebut, rekannya lain memeriksa dokumen yang diserahkan pria tersebut, setelah melakukan konfirmasi ke bagian administrasi, petugas tersebut menyerahkan kembali dokumen yang diperiksanya ke pria itu.

"Silahkan pak Alexander Karo, anda sudah menjadi orang bebas kini, Jangan kembali kesini ya." Ujar petugas yang bernama Herman.

"Baik Pak, tarima kasih." Pria yang bernama Alexander Karo itu kemudian bersalaman dengan dua petugas tadi, dan melambaikan tangan pada beberapa petugas lain yang sedang berjaga-jaga. Salah seorang petugas membukakan pintu kecil, Alex melangkah keluar dan menganggukan kepala ke petugas yang membukakan pintu.

Di luar telah menunggu seorang pria bertubuh gempal diatas sepeda motor, saat melihat orang yang ditunggunya datang, pria gempal itu menyeringai berseri-seri.

"Lasuuuuuuuuuuuuu." teriak Alex saat melihat pria gempal tersebut, mereka berpelukan erat, "alah.. tambah besar macam babi kau, apa kabarmu John." Alex menyapa pria gempal tersebut.

"Kabar aku baik-baik saja To'o, ayo kita segera pergi dari tempat sial ini, aku jadi merinding disini, lebih angker dari kuburan tempat ini to'o." John mengajak Alex untuk pergi.

Alex hanya tertawa mendengar ucapan pria gempal yang penuh tato ini, "Ayolah, akupun sudah lapar," Alex kemudian mengikuti langkah John.

***

Malam Hari di Sebuah Rumah di Bilangan Jakarta Selatan.

"Pah, besok kita berangkat jam berapa?" tanya seorang wanita cantik yang sedang menemani suaminya menyantap makan malam.

"Hmm.. jadwal acaranya kan jam 10 pagi, kita berangkat jam delapan pagi aja, loh kok kamu gak makan mah?" tanya pria itu kepada istrinya yang hanya duduk menemaninya makan.

"Gak tau pah, kayaknya mamah lagi gak selera makan nasi, maunya ngemil aja." Jawab sang istri.

"Mamah sakit?" Tanya suaminya, wanita cantik itu menggeleng sambil menatap lembut suaminya.

"Apa jangan-jangan mamah hamil lagi." Seketika pria itu menghentikan makannya, dan memandang serius ke sang istri.

"Hmm gak tau juga, mamah sih udah telat beberapa hari, ya kali ya, mamah hamil lagi, besok coba mamah beli alat test pack, kok gak kepikiran sih." Ujar wanita cantik itu lagi.

"Ya ampun mah..Karina aja belum ada dua tahun, dan Arjuna baru 4 tahun, sekarang udah mau nongol lagi." Pria itu memegang kepalanya sambil terkekeh.

"Yee. Salah siapa coba." Tanya wanita cantik itu sambil memonyongkan bibirnya.

"Salah mamahlah, tidur gak pakai celana hehehe." Gurau Pria itu.

"Ihh, enak aja, eh pah, Ka Rina ama Mas Andi kapan pulang dari jepang?" tanya sang istri.

"Kayaknya beberapa minggu lagi deh, kan sekalian nunggu grand launching film animasi mbak Niken." Jawab pria itu.

"Mamah kangen banget ama Juna dan Karin pah. Aduh mamah takut anak berdua itu nyusahin Kak Rina dan Mas Andi disana." Ujar wanita cantik itu.

"Hehehe, iya sih, papah juga kepikiran kaya gitu, tapi mau gimana lagi, mereka kan deket banget ama bunda dan ayahnya heheh, lagian ada nanda dan tegar juga mah, tadi siang sih Ka Rina video call, mereka lagi asyik main salju mah." Jawab pria itu

"Ahhh salju..mamah juga pengen banget kesana." Wajah cantiknya sedikit mengkerut.

"Tenang sayang, nanti papah ambil cuti kita jalan-jalan kesana ya, bulan madu berdua aja." Sang suami berupaya menghiburnya.

"Berdua pah? Terus juna dan Karin?" tanya sang istri bingung.

"Ya titip ama bunda dan ayahnya lah hahahah." Jawab sang suami terbahak-bahak.

"Dasar..." ujar sang istri yang kemudian ikut tertawa.

Tiba-tiba sebuah hp di atas meja makan berbunyi, pria itu menghentikan makannya, dan mengambil hpnya, saat melihat nama pemanggilnya, Pria itu berdiri dan meninggalkan meja makan, sang istri mengangkat alis dengan pandangan bertanya, pria itu menjawab tanpa suara hanya gerakan bibir yang mengatakan kalau yang menelponnya adalah atasannya.

Pria itu kemudian berjalan meninggalkan meja makan, sedangkan wanita cantik itu mengambil pring makan suaminya dan menuju ke dapur. "Bi tolong dirapihkan meja makannya ya," ucap wanita cantik itu pada asisten rumah tangganya yang sedang berada di dapur.

***

MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Tepat jam 10 pagi, upacara kenaikan pangkat beberapa perwira menengah kepolisian dimulai, sejumlah perwira didampingi istri mereka masing-masing telah berjejer rapih, upacara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan KAPOLRI yang dibacakan oleh Kapolda metro Jaya, lalu pembacaan Surat Keputusan Kepala Kepolisian mengenai Promosi kenaikan pangkat para perwira menengah tersebut.

"...No urut 7, Ajun Komisaris Besar Polisi Donni Permana SIK naik pangkat menjadi Komisaris Besar Polisi, no urut 8, Kompol Hendra setiawan menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi...." Suara protokoler membacakan surat keputusan Kepala Kepolisian mengenai promosi kenaikan pangkat.

Kapolda didampingi beberapa staf kemudian mendekati para perwira yang mendapat kenaikan pangkat tersebut, seorang Polwan mendampingi beliau dengan membawa baki berisi tanda pangkat, satu persatu, Kapoda mengganti tanda pangkat perwira-perwira tersebut dengan tanda pangkat baru sesuai yang dibacakan Protokoler tadi.

"Saya udah dengar tentang anda anak muda, pertahankan terus prestasimu!" bisik Kapoda kepada Donni, usai memasangkan tanda pangkat baru di pundaknya.

"Siap Laksanakan!" Donni memberi hormat kepada atasannya dengan sikap sempurna, Kapolda juga bersalaman dengan Lisa yang mendampingi Donni.

Kapoda melanjutkan memasangkan tanda pangkat baru ke seluruh perwira yang berbaris rapih, kurang lebih ada 15 personil yang mendapat kenaikan pangkat istimewa ini.

Selesai acara, Donni kemudian menandatangani berita acara dan menerima salinan surat keputusan dari Kapolri mengenai kenaikan pangkatnya, sekaligus mendapat tugas baru sebagai Kapolres Jakarta Utara.

Sungguh terkejut Donni mendapatkan surat keputusan menjadi Kapolres di daerah itu, bagaimana tidak, daerah itu termasuk daerah "elite", rata-rata para mantan Kapolres disana telah mempunyai jabatan yang strategis di lingkungan kepolisian.

Sebenarnya Donni telah mendengar rumor-rumor tentang tugas barunya itu, namun donni beranggapan itu hanyalah rumor, Donni tahu wilayah itu sangat strategis bagi kepentingan karier seorang Polisi seperti dirinya, Donni tidak terlalu berharap rumor itu akan menjadi kenyataan, dan sekarang ternyata rumor itu menjelma jadi kenyataan. Bahkan Donni sendiri masih tak percaya dengan semua ini, berkali-kali dibacanya surat keputusan di tangannya itu.

"Selamat Pak Donni." Suara seorang pria mengejutkannya, seorang polisi berpakaian rapih menepuk pundaknya.

"Bang Fuad? Ya ampun dah lama gak ketemu, tugas dimana antum." Donni menjabat tangan polisi didepannya ini dengan hangat, Fuad adalah kawan Donni yang telah banyak membantunya saat di Surabaya dulu, berkat Fuad Donni bisa memperjelas Foto Niken yang agak blur.

"Ana sudah 2 tahun ini di Mabes Don, pas dengar dan memastikan nama antum ada di daftar perwira yang naik pangkat, ana langsung hadir disini, emang pantas antum mendapat semua ini Don, ana ikut bangga punya teman seperti antum." Ujar fuad.

"Ah bang Fuad bisa aja, sudah 2 tahun di jakarta, kenapa gak hubungi ana bang." Tanya Donni.

"Ana gak tau kalau antum tugas di jakarta, sudah tujuh tahun ya Don, cepat sekali waktu berlalu." Jawb Fuad.

"Hahah.ya ya bang, oh ya baru ingat ana sudah 7 tahun blm lunasi utang, bagaimana besok makan malam di rumah ana? Eitss jangan nolak, ana mau ngobrol banyak ama antum." Ujar Donni.

"Hahahah, hutang apaan don, gak adalah, antum tak pernah hutang, tapi ide bagus juga, baiklah besok ana kabari ya don, ini nomor telpon ana, miscall aja biar ana simpen nomor antum, sepertinya nomor lama antum sudah tak aktif ya." Ucap Fuad.

"Ya bang, saat baru pindah ke Jakarta, hp ana ketinggalan entah dimana, semua kontak ada disana, baiklah bang, nanti ana miskol." Ujar donni, kemudian keduanya saling berpelukan, beberapa rekan Donni juga ikut memberikan selamat, begitu juga Donni memberikan selamat kepada koleganya yang ikut naik pangkat. Sedangkan Lisa berbaur dengan para ibu-ibu bhayangkari, Lisa terlihat sangat cantik dengan pakaian seragam merah jambu dengan paduan hijab berwarna senada.

***

Di salah satu Bar dangdut di bilangan Jakarta utara, Suara dentuman musik dangdut koplo terdengar keras memekakkan telinga, Asap rokok membumbung menyelimuti ruangan Bar tersebut, di salah satu sudut, empat Pria sangar dengan penuh tato sedang menikmati suasana temaram yang bising itu.

Beberapa botol bir dan anggur memenuhi meja mereka, ada 4 orang wanita penghibur ikut menemani para pria sangar tersebut, wanita-wanita semok dan berpakaian mini bergelendotan manja dan berusaha agar para tamu mereka memesan minuman lebih banyak lagi.

"Hei.. To'o, kenapa To'o diam saja, ahh aku tahu, sebentar, aku akan kasih To'o sesuatu yang spesial." Ucap Johny dengan suara melayang karena sudah terpengaruh minuman keras yang ditenggaknya.

"Permisi dulu sabantar, aku mau ketemu mami dulu, aku akan berikan saudaraku ini sesuatu yang spesial, kalian bukanspesial, gak level untuk menghibur saudaraku, hahaha." Johnny kemudian bangkit dan melangkahi paha-paha mulus yang tersingkap milik para penghibur yang sedang duduk menemaninya dan kawan-kawan.

Alex hanya memandang Johny yang terlihat berjalan terhuyung menjauhinya, sejak tadi Alex hanya diam saja tak bicara sepatah katapun.

Tak lama Johny telah menggandeng seorang perempuan cantik berkulit putih dan bertubuh sekal, "Gimana To'o, suka kah? Ayolah sudah saatnya si adik kecil bertemu dengan lawannya, hei melanie, ajak saudaraku ini ke atas, layani dia dengan baik." Johny mendorong Melanie untuk mendekati Alex.

"Yuk bang, kita keatas." Melanie menjulurkan tangannya ke Alex, Johny mengangkat alisnya sambil tersenyum, "ayolah To'o, jangan tolak.. nikmati hari pertama To.o dengan bidadari semok ini, hahahah."

Alex memandang Melanie dari atas hingga bawah, akhirnya tanpa bicara, Alex menggapai tangan melanie, dan mengikutinya di belakang, "Oyy To'o nikmati saja, jangan terburu-buru, torang semua tunggu disini hahaha." Teriak Johny bersaing dengan dentuman musik koplo.

***

GEDUNG PERKANTORAN, JAKARTA SELATAN

"Gua dengar Kapolres baru itu, anak muda ya dom." Tanya seorang pria berkaca mata dengan dandanan dendy ala bos.

"Benar bos, namanya Donny permana." Jawab pria gempal berkulit hitam, sekujur lengannya di penuh tatto.

Pria berkacamata itu kemudian bangkit dari kursinya, di mejanya ada papan nama terbuat dari kaca dengan tulisan namanya, Erik Limantoro, dia adalah pimpinan Grup perusahaan papan atas negeri ini, pria gempal berkulit hitam yang sedang diajak bicara, ikut berdiri juga.

Pria itu punya banyak proyek bernilai milyaran di kawasan jakarta utara, sehingga tak heran dia merasa perlu membina hubungan baik dengan para pejabat lokal daerah tersebut, termasuk dengan pejabat polisi.

"Dom gue mau ke Hyatt, ada janji dengan Mr Frank, lu gak usah ikut. Lu langsung balik aja." Ujar Erik sambil mengenakan jasnya.

"Siap bos, kebetulan saya ada janji bertemu dengan seseorang bos." Ucap Pria gempal itu.

"Janji dengan siapa?" tanya Erik

"Bukan siapa-siapa bos, dia teman sekampung, baru saja keluar dari penjara, saya banyak hutang budi padanya." Jawab pria gempal tadi.

"Oke, ingat jangan bikin masalah, jangan rekrut orang yang gak jelas, gua gak mau nanti jadi masalah, dah gue berangkat dulu." Ujar Erik kemudian berjalan keluar ruangannya, pria gempal itu mengikuti langkah bosnya di belakang, diluar ruangan 4 orang pria bebadan tegap dengan sigap mengikuti kedua orang itu.

Pria gempal itu membukakan pintu mobil bosnya, "Bos kalau ada apa-apa hubungi saya," dijawab dengan anggukan kepala Erik, mobil yang membawa Erik melaju meninggalkan pria gempal tersebut, 4 orang pengawal pribadi Erik mengikuti dengan mobil lain dibelakang.

Pria gempal berkulit hitam itu adalah dominggus, setelah mobil bosnya hilang dari pandangannya, sebuah mobil hitam menghampiri dominggus, salah seorang Pria membukakan pintu mobil untuk dominggus, "ke dermaga eks peti kemas vic." Perintah dominggus pada supirnya.

***

Alex meremas dan menahan kepala Melanie hingga seluruh penisnya masuk menyodok tenggorokan perempuan itu, Melanie terbatuk-batuk tersedak, liurnya menetes di sela bibirnya, melanie menengadahkan kepalanya menatap pria didepannya ini, pria ini sangat pendiam, mata pria ini tajam seperti elang, tubuhnya yang hitam terlatih dengan bagus, semburat otot tangan dan perutnya yang sixpack menambah aura maskulin yang jantan, sejujurnya melanie merasa terindimasi syahwatnya dengan bentuk tubuh seperti Alex.

Kulit putih mulus Melanie telah berkilau dengan peluh, kekasaran Alex membuat getaran syahwatnya semakin menggelora, Melanie bisa menjadi submissive saat menemui lawan seperti Alex diranjang . Alex mengangkat dagu Melanie, bibir merah yang merekah basah oleh liur dipagutnya kasar, melanie hanya pasrah menerima lumatan penuh napsu dari pria jantan ini.

Di sisi lain, Alex menyukai wanita keturunan chinese seperti Melanie, Alex menyukai wanita bertubuh putih pucat, sudah puluhan wanita seperti melanie dia tiduri, semua takluk dengan keperkasaannya, Batang kemaluan Alex mengacung dengan gagah, semburat urat mengelilingi batang penisnya bagai kabel tebal, sambil membalas pagutan Alex, tangan Melanie tak henti mengocok kemaluan gagah itu, Melanie geregetan melihat batang besar yang sebentar lagi akan menghujam vaginanya, duh semakin terasa tinggi gelombang syahwat yang dipancarkan oleh otaknya.

Pagutan kedua insan berlainan jenis itu semakin liar, mereka saling menghisap dan mengorek liur pasangannya, keduanya telah dirasuki birahi yang tak terkira, Alex dengan sigap menggendong Melanie, tubuh telanjang wanita itu dilemparnya ke ranjang, jeritan melanie terdengar manja ditelinga Alex, segera ditomploknya tubuh mulus di hadapannya itu.

Lidah Alex melata membasuh setiap jengkal kulit mulus melanie, bukit indah melanie tak luput dari sapuan lidahnya, melanie merintih dan melenguh bagai anak lembu saat Alex menghisap putingnya dengan dalam, sedikit perih namun perih itu bagaikan bumbu penyedap syahwatnya.

Bercak merah kehitaman membekas disekujur kulit payudara melanie, terengah-engah melanie mengimbangi keganasan ciuman dan hisapan Alex, setelah puas membasuh kulit mulus melanie dengan liurnya, kini Alex bersiap untuk menghujamkan penisnya ke dalam vagina perempuan di bawahnya.

Telah empat tahun Alex tak pernah bersetubuh dengan wanita, libidonya selama dipenjara hanya disalurkan melalui tangan, kini semua rasa yang tertahan selama empat tahun sebentar lagi akan menemui ujungnya, vagina pucat tanpa bulu, semakin basah dan sangat siap untuk menerima kejantanan Alex.

Perlahan Alex membimbing penisnya ke vagina Melanie, agak sedikit meringis Melanie merasakan sedikit demi sedikit batang kemaluan besar itu masuk ke vaginanya, "perih ini sungguh perih, ya Tuhan apa bisa itu masuk." Batin melanie bergolak.

Dalam suatu hentakan penis besar itu telah amblas seluruhnya ke dalam vagina melanie, Alex membiarkan penisnya sejenak, dia memberi waktu bagi vagina mungil ini beradaptasi dengan ukuran penisnyanya.

Mata melanie terpejam, sedikit rasa sakit terpercik di vaginanya, namun Melanie juga merasakan ada rasa penuh dalam rongga vaginanya, rasa penuh itu begitu mempesona, tak sebanding dengan sedikit perih yang dia rasakan, melanie ingin penis besar itu mengayun dan menggaruk rasa gatal dalam rongga vaginanya.

Jari-jari lentik melanie mencengkram kulit punggung Alex, melanie sedikit menggoyangkan pantatnya, memberi kode pada Alex untuk mulai memompa memeknya, Alex tengah menikmati remasan otot vagina melanie pada kemaluannya. Melihat sang betina menatap sayu padanya seolah bicara melalui matanya yang sedikit sipit, Pliss fuck me hard!

Dengan gerakan pelan, Alex mulai memompa vagina melanie, jari melanie semakin kencang mencengkram punggung hitam dari lelaki yang sedang menindihnya, erangan dan rintihan melanie semakin menjadi.

Perlahan Alex menambah kecepatan tumbukannya, semakin kencang tumbukannya, semakin terlonjak tubuh mulus dibawahnya, tubuh Melanie bergoyang seiring cepatnya pompaan kemaluan Alex, mulut melanie terbuka lebar, matanya mendelik, jeritannya tertahan oleh kuncian pagutan Alex, tumbukan penis Alex sangat dalam menghujam, vaginanya terasa sangat penuh, "ohhh enak banget sayang..ohhhhhh."

Alex menatap tajam wajah cantik Melanie, gerakan pompaan semakin cepat, tumbukanpenisnya menimbulkan suara berkecipak yang erotis, vagina Melanie semakin banjir lendir, lendir kental berwarna putih menempel di batang kemaluan Alex.

Sepasang kaki melanie terkalung di punggung Alex, jemari kakinya menekuk tegang seiring semakin dekat gelombang orgasmenya datang, Alex semakin cepat menghentakkan penisnya keluar masuk, sesaat kemudian, tubuh mulus melanie melengkung, pantatnya terangkat tinggi, saat Alex mencabut penisnya, seketika semburat air kencing menyemprot kencang dari vagina Melanie, pantat Melanie ambruk kembali ke atas kasur, tubuhnya mengigil hebat, deru napasnya memburu terengah-engah, sesaat melanie seoalah melayang bagai kapas, tubuhnya terasa begitu ringan.

Alex tak membiarkan betinanya istirahat, tubuh melanie yang kehabisan tenaga dibalikkan sehingga telungkup, kembali Alex membimbing penisnya yang masih tegak mengacung menuju lubang yang telah merekah basah.

Dalam posisi telungkup Alex kembali memompa penisnya dengan cepat, melanie hanya bisa pasrah menerima sodokan demi sodokan batang penis Alex didalam vaginanya, Melanie sudah kehabisan tenaga untuk bergerak, rintihan dan erangan Melanie semakin terdengar erotis melecut syahwat Alex, tangan Melanie berusaha mencengkram apapun yang bisa dipegangnya, seprei ranjang itu sudah tak berbentuk lagi.

Hampir 10 menit Alex menyetubuhi melanie dalam posisi itu, vagina Melanie mulai terasa panas, nikmat dan perih berbaur menjadi satu memberikan rasa yang tak terbayangkan oleh melanie. Pompaan kencang dan cepat Alex membuat suara kecipak semakin terdengar nyaring, memek melanie semakin becek.

Alex yang sudah empat tahun tak merasakan kehangatan wanita, seolah tak ingin menyianyiakan kesempatan ini, semakin dipercepatnya pompaan penisnya ke vagina melanie, hingga kemudian dengan beberapa kali hentakan, Alex melepas benihnya ke dalam kondom yang dipakainya, Alex mengeram bagai singa, matanya terpejam menikmati semburat nikmat semprotan pejuhnya.

Setelah pejuhnya sudah tercurah habis, Alex mencabut kemaluannya dari vagina Melanie, air pipis bercampur dengan lendir mengalir deras keluar dari Vagina perempuan itu, Alex mencabut kondom yang dipakainya, dan membuangnya ke dalam tempat sampah.

Alex segera mengenakan kembali pakaiannya, ditatapnya tubuh mulus yang sedang terengah-engah diatas kasur, Alex tersenyum melihat Melanie yang begitu lelah, setelah rapih mengenakan pakaiannya, Alex mendekati tubuh mulus yang masih telungkup itu, diusapnya rambut melanie yang telah basah oleh keringat, "makasih ya." Alex berbisik lirih di telinga natalie, setelah itu Alex meninggalkan Melanie yang masih telungkup lelah.

....