Cleo meringkuk di sofa gantung. Memeluk kakinya sendiri sambil menatap kosong pada bayangan tumbuhan yang ditanam Tatu beberapa bulan lalu saat sahabatnya itu tidak sibuk.
Kalau tahu menatap bayangan adalah salah satu obat untuknya supaya tidak memikirkan hal yang tidak baik adalah bagus, maka Cleo tidak menyesal sekarang.
Masih dalam balutan sweater dan celana panjang berwarna hitam, Cleo bahkan enggan untuk bangun. Cleo yang menjunjung tinggi harga dirinya enyah begitu saja karena artikel bodoh.
Ingin marah sampai mengamuk, tapi tidak bisa seakan semua kata-kata tertahan di dalam kepalanya secara rapat. Setidaknya ia ingin bicara kalau dirinya tidak seperti itu. Bukan wanita murahan seperti itu.