"Sudah gue duga," ucap seorang laki-laki di depan Cleo. Tiba-tiba sekali. Atau sepertinya selalu seperti itu?
"Astaga. Aku mau berbelanja dulu, Laksamana."
Yang disebut namanya terkekeh pelan. Membuka lengannya supaya Cleo bisa masuk ke dalam dekapannya dan berakhir dengan usapan di punggung sempit gadis itu.
"Lo punya banyak waktu untuk berfoya-foya walaupun tidak bersama Tatu, Darling."
"Aku mau menghabiskan malam ini bersamanya," balas Cleo pelan. Ia hanya ingin menemani Tatu yang selama ini sudah menemaninya. Sayangnya Laksa bukan tipe laki-laki seperti itu.
"Tatu sudah ada pawangnya, tenang saja. Kau bisa pergi bebas denganku."
Cleo melepas pelukannya. Mendorong Laksa sedikit ke samping dan menampilkan satu laki-laki lagi yang sedang duduk tidak jauh dari sana. Laki-laki tersebut duduk lebih dekat dengan toilet. Sudah bisa dipastikan kalau ia tidak ingin kehilangan Tatu saat ini.
"Licik sekali. Kau serius suka mencuri," ucap Cleo pelan. Melirik Laksa yang sedang tersenyum di sebelahnya.
"Ish! Siapa kau menyuruh-nyuruhku seperti itu? Diam! Menyebalkan sekali."
Cleo menarik Laksa untuk menghadap belakang. Tatu yang sedang KDRT itu mencebik sebal saat Elang mencoba untuk menggenggam tangannya.
Elang terkekeh saat berjalan mengikuti Tatu yang sekarang sudah sampai di depan Cleo dengan tatapan tajamnya. Oh, jangan lupakan laser yang seakan bisa membelah musuhnya jika saja Tatu itu adalah Vision di komik Marvel atau Ikarus dalam film eternals yang sebenarnya memiliki sumber yang sama dengan Vision barusan.
"Semua laki-laki memang hampir sama. Kenapa kau selalu mengambil temanku di saat kami akan berfoya-foya. Oh, atau harus ku jelaskan kalau ini adalah girls time? Are you guys always disturb us?" kesal Tatu. Ia sudah senang sekali bisa keluar bersama Cleo, dan sekarang lihatlah! Ia terancam berjalan dalam kemurkaan bersama Elang yang masih saja tersenyum manis. Astaga, seperti Tatu serius butuh Elang supaya kepalanya tidak pecah akibat terlalu panas.
"Elang bakal nemenin lojalan ke mana pun lo mau. Dan jangan tanya gue akan ke mana sama Cleo, lo diem aja. Kalian bisa bertemu lagi besok, oh atau lusa. Atau bahkan nanti saja saat keadaan membaik," ucap Laksa santai. Cleo menginjak kaki Laksa pelan, tapi itu cukup untuk membuat Laksa mengaduh kesakitan.
"Besok aku harus bertemu Tatu."
"Oke oke. Besok boleh bertemu. Sekarang lebih baik pulang sendiri-sendiri saja. Gue ada urusan."
Si gadis mungil melambai dramatis ke arah Tatu. Teman galaknya hanya menatap tajam dan menendang Elang setelahnya.
Bug!
"Astaga. Aku salah apa?" tanya Elang. Seingatnya ia hanya diam saja di sini. Kenapa malah terus dikasari?
"Ayo cepat pulang. Tapi sebelum itu semua ayo makan dulu. Aku lapar."
Tatu berjalan lebih dulu di depan Elang. Si laki-laki terkekeh dan mengikuti Tatu setelahnya.
"Dan aku yang memilih mau memakan apa," ucap Tatu untuk terakhir kali sebelum ia kembali berjalan sambil sesekali menghentakkan kakinya sebal.
Di lain sisi, Cleo kembali bersemu saat Laksa memberikan salah satu helm nya pada Cleo. Walaupun Laksa sedang sibuk mengaitkan pengaman helm yang dipakainya, Cleo yakin kalau Laksa terus menatapnya. Tidak berpaling selain hanya untuk berkedip sepersekian detik.
Si gadis memasang helm nya dengan canggung. Mencoba untuk mengaitkan pengaman helm dengan perasaan yang diaduk dan tangan bergetar, dan tentu sana itu tidak berhasil. Laksa berhasil mendapat atensinya sekarang. Laki-laki tinggi tersebut menolong Cleo untuk mengaitkan pengaman helm yang dipakainya.
"Bisa naik?" tanya Laksa. Agak ragu karena motornya tinggi. Seharusnya Cleo bisa kalau dipikir secara realistis. Siapa tahu gadis itu ingin bermanja padanya dan berkata tidak bisa naik dan berakhir Laksa menggendong gadis itu naik lebih dulu.
"Bisa, kan sudah berkali-kali." Cleo merasa angkuh untuk melakukan hal remeh itu.
Buyar sudah bayangan romantis yang hinggap di pikiran Laksa beberapa detik lalu. Nyatanya Cleo sudah duduk manis di belakangnya dan siap untuk perjalanan.
Laksa menjalankan motornya perlahan. Karena jalanan ramai, ia tidak bisa mengebut seperti biasa. Lagi pula sekarang ada Cleo di belakangnya. Ia harus menjaga Cleo supaya selamat sampai tujuan.
Tidak ada adegan Laksa yang meminta Cleo untuk memeluknya dan tidak ada adegan Laksa mengebut supaya bisa melakukan hal tak senonoh seperti kebanyakan laki-laki saat berkendara bersama kekasihnya. Hanya ada Laksa dan Cleo yang sama-sama diam sembari menikmati pemandangan kota di malam hari.
Saat dirasa Laksa melambat, Cleo menoleh ke kiri karena sedari tadi gadis itu tertarik dengan pemandangan di kanan dirinya. Laksa membelokkan motornya ke jalan yang lebih kecil dibanding jalan raya sebelumnya. Perlahan motornya pun berhenti di depan toko bunga yang cantik.