"Kau sudah siap, Laksa?" Dicta datang mengunjungi kamar putranya.
Sementara Laksa sedang bersiap dengan tuxedo yang dipakainya. Warna baju yang bahkan sengaja dia serahkan urusannya kepada Cleo saja daripada harus dia memusingkan hal remeh temeh begitu.
"Bu, apa aku terlihat gugup?" tanya Laksa, dia menghampiri Dicta dan memeluknya.
Dicta tertawa, menggelengkan kepalanya. "Tidak, kamu nampak gagah. Mirip seperti Ayahmu dulu," bisik wanita itu.
Laksa berdecih, tak suka jika harus disamakan dengan si Tua Giordano itu.
"Aku tak menyangka, ternyata kau sudah dewasa."
Dan dimulailah drama tangisan seorang ibu. Jika mengenai bagaimana seorang ibu melihat anaknya menikah dan memulai hidup baru, maka di sinilah bagian yang tak ia relakan.
Laksa segera memeluk Dicta dan menepuk pelan punggung ibunya. Berusaha sedikit memberikan penghiburan yang tak begitu berarti.
"Terima kasih, Bu. Ibu telah banyak mendukungku selama ini," bisik Laksa.