Cleo merasa terkejut saat melihat kehadiran orangtua Laksamana yang sudah menenteng koper. Dicta bahkan sudah terlebih dahulu memasang senyum terbaiknya untuk sang calon menantu yang sebentar lagi akan menjadi menantunya.
"Ayo kita pergi, Cleo. Laksa tidak bisa pergi sekarang. Jadi kita duluan saja," tukas Dicta yang tak segan berkata to the point meskipun sang pemilik apartemen baru saja membukakan pintu.
"Tapi … aku harus pamit dulu pada Laksa, Mom," elak Cleo, merasa tak enak hati karena harus meninggalkan Laksamana sendirian.
Grep!
Tangan Cleo sudah dicekal oleh Dicta duluan. Menyeret gadis itu keluar apartemen. "Nanti Mom yang telepon dia."
"Eh? Mom, bajunya …." Cleo tak sempat bicara apa-apa saat dirinya sudah terkurung dalam lift menuju lantai bawah, tepatnya lobby apartemen.
"Tenang saja, di sana kita bisa beli. Laksa tak akan kehabisan uang untuk memberi pakaian beberapa set untukmu."