Cleo sebenarnya merasa gugup. Sebelumnya tak pernah dia berbicara dengan Carl hanya berdua. Mendadak sore itu, setelah Laksa berbincang dengan sang ayah, Carl memintanya untuk duduk sementara pria tua itu malah mengusir Laksa.
"Untuk apa kau ikut duduk? Apa sebegitu khawatirnya kau dengan kekasihmu? Ayah tak akan menggigitnya," usir Carl yang menatap datar Laksa.
Sebenarnya Cleo merasakan atmosfer yang tak biasa. Sikap penguasa Carl seakan dirasakan olehnya meskipun pria itu sama sekali tak mengatakan bahwa dia adalah seorang bangsawan.
Namun, karisma yang dimilikinya seakan menguar begitu hebat di sekelilingnya.
Laksa pun, ia terpaksa meninggalkan Cleo karena Carl memintanya. Tangan Cleo yang meremas jari-jarinya pun melemas karena sudah tahu kalau Laksa tak akan bisa bersamanya saat ini.
"Kamu suka teh melati?" tanya Carl yang menyesap kembali teh panas yang ada di cangkirnya.
Cleo tersentak mendengarnya. Kenapa Carl bertanya soal teh padanya? Haruskah dia menjawab jujur?