"Ck! Menyebalkan," lirih Tatu yang pada akhirnya sudah meninggalkan Elang terlebih dahulu. Di sama sekali tak menduga kalau kisah cintanya begitu tragis.
Tatu mencoba untuk tak menangis, dia juga yang sudah memutuskan pria itu.
"Quen, temani aku shopping!" serunya begitu sambungan seluler miliknya sudah terjawab oleh Quentin.
Dia hanya menunggu di halte bus, ingin segera melampiaskannya pada Quentin dengan segera.
"Menyebalkan!" lirihnya masih terus menunduk, duduk di halte seorang diri dan sibuk menggerakkan kakinya terus menerus.
Segera dia bangun begitu bus sudah berhenti di depannya. Dia tak peduli soal Cleo maupun Elang. Memilih untuk tak mendengarkan penjelasan kedua orang itu.
Tatu hanya bisa diam sambil terus memainkan game yang bahkan anak umur tiga tahun pun akan bisa memainkannya.
"Kak! Kok bengong?" Rupanya Quentin sudah datang selagi dia menunggu di salah satu restoran fast food.
Tatu hanya mencoba tersenyum, menutupi keadaannya.