Bahkan Elang absen dari rapat mingguan klub basket. Tidak biasanya.
"Astaga! Melelahkan sekali," keluhnya. Merasakan bagaimana di luar begitu menyengat akibat teriknya matahari.
Baru saja Tatu hendak menyandarkan tubuhnya ke sofa di ruang tamu gedung apartemen, ia malah melihat Elang yang baru keluar dari lift dan hendak menuju basement. Karena tahu Elang akan pergi lagi, jadi Tatu memutuskan untuk tidak memanggilnya dan menimpuk kekasihnya dengan tas berisi botol minum dua liter.
Buru-buru dia keluar kembali dari gedung apartemen, terburu-buru dan berharap bisa mengikuti Elang nantinya.
Ia menunggu Elang di depan gedung sembari meminta supir taksi untuk bersiap mengikuti mobil Elang. Agaknya bakat ayah Tatu yang mahir menyelidiki turun ke anaknya.
"Pak! Pak! Cepat! Ikuti mobil yang putih itu!" serunya tak sabaran.
Supir taksi pun mengiyakan permintaan Tatu. Tatu sendiri duduknya begitu tegap, di belakang sang sopir. Mencoba mengawasi sekitarnya.