Riana terdiam mematung saat putri angkatnya itu bertanya. Tatapan teduh nan lembut itu seakan tengah menghujam hatinya cepat. Napasnya tercekat saat gadis itu bersuara.
"Bunda kenapa enggak bilang? Apa Suami Bunda tau?" Kembali Cleo bertanya.
Melihat Riana yang masih membisu, Cleo melarikan jemarinya untuk membelai punggung tangan wanita itu. Lembut nan pelan sembari maniknya terus menatap wajah Riana.
Seberkas senyum mengulas di sudut bibirnya. "Bunda tetap cantik di mata Cleo. Cleo sungguh rindu Bunda," ucap wanita itu dengan tulus.
Riana merasakan lidahnya semakin kelu, tak tahu harus menjawab bagaimana. Menyadari kalau gadis yang duduk di depannya itu sudah terlalu sering dia sakiti.
Bukannya suara yang terdengar melainkan aliran air mata dari sudut matanya yang terlihat. Nampak di saat Cleo bisa melihat wajah Riana dengan jelas.