Sialan sekali Tatu itu. Tinggi dan arogan katanya? Mana ada. Laksamana ini penuh kasih sayang dan tampan.
"Hehe, Tatu itu. Tapi, terima kasih sudah datang dan menahan Darion."
Pak Sudarso mengangguk. Ia tahu seberapa sakit Cleo saat itu, jadi tidak mungkin diam saja. Lagi pula Cleo sudah seperti anaknya sendiri walaupun mereka jarang bertemu.
"Sudah seharusnya saya melindungi anak malang itu." Sudarso ikut menatap Cleo yang sedang terduduk lesu di samping putrinya.
Melihat Tatu yang menangisi Cleo saat sahabatnya itu hilang saja sudah membuat jiwa keayahan Sudarso meledak-ledak. Kalau jabatannya bukanlah salah satu petinggi di kepolisian, mungkin ia sudah ikut menyelesaikan Darion di tempat.
Laksa pun menoleh kembali ke Pak Sudarso dan menyadari adanya satu lebam di leher. Dia heran melihatnya.
"Tadi Darion sempat melawan? Leher bapak tampak membiru," ucap Laksamana. Ah, ia jadi tidak enak hati.