Plak!
Dicta memukul gemas lengan Laksamana, "kau selalu saja bercanda. Ingin sekali melihat Ibumu ini patah hati ha?"
"Mana mungkin Ibu patah hati, kan Ibu dijodohkan sampai terkurung di kastil mengerikan ini."
"Ayahmu terlalu mencintaiku, karena itulah aku bertahan."
"Cih, alasan saja."
Malam yang kian larut menenggelamkan ibu dan anak itu untuk bercerita termasuk seorang Cleopatra.
"Apa kamu sudah menemukan gadis yang membuatmu jatuh cinta?"
"Sudah."
Dicta semakin bersemangat mendengarnya. "Ceritakan pada Ibu bagaimana rupanya? Apa dia baik? Usianya berapa? Kapan kau akan mengajaknya mengunjungiku?"
"Astaga, telingaku bisa putus mendengarnya."
"Ayolah, kenapa kamu tak cerita pada Ibumu ini? Ibu sudah rindu untuk berbincang. Cepatlah menikah saja kalau begitu."