Tapi ia me kesampingkan rasa yang aneh itu, dan tetap fokus membuat pria itu minum obat.
Ia sedikit kesal karena lelaki itu tidak jua membuka mulut nya dan berdalih karena obat nya pahit.
Ia pura-pura merajuk akhirnya.
Rupanya Adi menolak sekuat tenaga, karena porsi obat yang cukup besar membuatnya malas menelan. Kania tidak kehabisan akal, ia menggunakan dua sendok untuk membuat obat itu remuk dan mencampurnya dengan se sendok air, lalu Adi membuka mulutnya tampak seperti anak kecil yang kesulitan menelan obat.
"Kamu jago membuat orang meminum obatnya," ucap Adi lirih, walau matanya sedikit terbuka karena pusing.
Kania mengecilkan AC nya, Adi tampak tetap kedinginan walau sudah memakai selimut besar. "Apa masih dingin?" tanya Kania.
Adi berdehem lirih, kemudian Kania yang merasa bersalah itupun, berfikir Adi sakit karena tadi kehujanan. Kania kemudian mengelus lembut tangan Adi berharap memberikan sedikit kehangatan, ia juga mengompres kepala Adi.
