Perasaannya berubah menjadi galau, seperti penat namun tak bisa di ungkapkan. Sungguh menyakitkan bagian dadanya.
Menyadari bantal nya basah, khaira membuka jendelanya dan menaruh bantal itu di pinggiran pentilasi untuk dijemur. Tidak ada lagi yang harus dipertanyakan Khaira gundah gulana akibat mimpinya. Sudah wajar jika bahkan ada orang yang tiba tiba diam akibat dia mengalami mimpi yang buruk. Atau yang tidak bisa diterima akal, ataupun sesuatu yang menyedihkan. Mimpi memang mengambil alih sikap manusia keesokan harinya.
"Kak, kak ada tamu." Leo berteriak dari depan pintu kamar Khaira
"Siapa dek?"
"Kak Aditya."
"Hah?" Suara jawaban Khaira membalas sautan Leo lagi.
Leo kemudian pergi berlalu tanpa menunggu kakak nya membuka pintu kamar. Dengan langkah gesit Khaira bergegas ke kamar mandi membersihkan diri dengan kilat sebelum melangkah kan kaki nya dengan gontai menuju ruang tamu menemui Aditya.