Suara musik dj yang memekik di telinga sudah biasa bagi setiap orang yang hadir di tempat haram ini yang memiliki tujuan masing masing untuk mendatangi tempat ini. Dan disinilah seorang Fahriz yang sudah menjadi rutinitas untuk datang ke club beserta sahabatnya. Ya walaupun tidak sesering para sahabatnya. Fahriz akan datang ke club kalau habis ribut dengan ayahnya untuk melampiaskan amarahnya.
Fahriz yang duduk sendirian di kursi bar tiba tiba dihampiri tiga orang yang bukan lain adalah para sahabatnya.
"Eh teman baru stock lama datang lagi, apa kabar lo riz? "
"Bising amat si lo berdua". Bentak Fahriz yang malas ladenin Rio dan
Kelvin.
Farhan yang tahu kondisi Fahriz pun memberikan kode untuk dua kawannya pergi.
Kelvin dan Rio yang sudah tahu kode dari Farhan pun langsung pergi meninggalkan mereka.
" Kemana aja riz kok baru nongol ?
"Biasalah bokap ngulah lagi. "
"Ribut lagi lo sama bokap lo, tapi lo udah hampir tiga bulan gak datang lagi kesini, kemana aja lo?"
"Lo kan tahu kalau gue kesini kalau ada problem aja sama bokap gue. "
"Hebat juga ya lo baru ribut lagi sama bokap biasanya lo absen kesini dua bulan sekali."
"Soalnya bokap pergi ke luar negeri selama tiga bulan ni, eh pulang pulang udah ngajak gelud aja ma gua. "
"Kasihan banget ya nyokap lo ngeladenin dua lakik di rumah yang gak pernah akur. "
"Gua sebenarnya gak tega juga sih nengok nyokap yang nangis terus nengok Sikap gue ma bokap gua, tapi gimana lagi gua pergi dari situ nyokap gue uring- urungan, mending gue makan hati nengok sikap bokap daripada ngelihat nyokap sakit karna gue. "
"Gua demen sikap lo yang satu ni yang nomor satukan wanita".
Puji Farhan yang tidak pernah pikir kalau sahabatnya masih memiliki sikap empati terhadap ibunya.
Fahriz dan Farhan memiliki banyak kesamaan, bukan dari segi nama saja yang terlihat mirip tapi dari segi nasibpun mereka memiliki kesamaan, yaitu yang tidak pernah lagi dapat kasih sayang dari seorang ayah, perbedaannya Farhan ditinggalkan orang tuanya untuk selamanya sejak kecil sedangkan fahriz karena kesibukan ayahnya. Bukan hanya itu saja, walupun mereka sering ke club mereka tidak pernah main wanita tidak seperti Rio dan Kelvin mereka hanya sekedar minum. Oleh kerena itu Fahriz lebih nyaman cerita dengan Farhan. Karena bagi Fahriz Farhan lebih bisa di ajak bicara dengan sikapnya santai dan dewasa sehingga solusinya sangat dibutuhkan Fahriz.
****
Saat ini Fahriz sedang mengendap- ngendap masuk ke rumah setelah diantar oleh Farhan. Bukannya Fahriz tidak punya kendaraan hanya saja kendaraannya ditinggal di rumah Farhan, Karena Fahriz punya alasan tersendiri.
Fahriz yang masih mengendap-ngendap ke kamarnya di lantai dua, Tiba-tiba saja lampu hidup.
" Mampus gue. " Gerutu Fahriz dalam hati.
"Kamu baru pulang nak? " Suara Andini ibu Fahriz yang membuyarkan lamunan Fahriz.
"Eh mama, iya mah Fahriz kira siapa tadi". Gugup Fahriz yang menyembunyikan bau alkohol dari mulutnya.
" Kamu minum lagi nak? ".Tanya Andini yang sedih dengan kondisi anaknya.
" Maaf mah. " Jawab Fahriz dengan rasa bersalahnya.
"Mamah paham kok, yaudah kamu istirahat aja ke kamar sebelum papah tahu. "
"Ok mah, selamat malam mah. "Fahriz pun pergi ke kamarnya setelah memeluk mamahnya.
" Malam".Andini yang menatap sedih dengan nasib anaknya hanya bisa berdoa semoga anaknya bisa berubah.