Ahkkkk.....hiks...hiks..
Aku lebih baik mati ketimbang hidup di suatu keadaan di mana aku harus berperan menjadi sesosok tegar tapi kenyataannya sangat rapuh.
kenapa harus jadi anak perempuan pertama...?
kenapa...?
Mempunyai orang tua yang tidak bertanggung jawab setidaknya aku punya seorang kakak yang mungkin mengerti keadaanku.
aku benci kehidupan ini...hiks...hiks..
tukkk...tukk..tukk..
siapa.??
"ini nenek Lea.. ayo sarapan katanya mau pergi ke sekolah nanti telat lo sayang".
"ya nenek tunggu sebentar Lea siap-siap dulu".
"ya.. nenek tunggu di meja makan ya Lea".
"ya nek".
Lea adalah seorang anak dari orang tua yang tidak bertanggung jawab ia di asuh oleh neneknya.Ibunya menikah lagi tapi seolah-olah tidak peduli padanya dan seorang ayah yang juga menikah lagi tapi ya sikap ayahnya tidak jauh beda dengan sikap ibunya hal yang paling ia benci adalah ketika bertemu dengan ayahnya seperti orang asing padahal mereka ayah dan anak.Lea sungguh sangat muak ketika melihat kerukunan sebuah keluarga ia juga ingin merasakan bagaimana rasa kasih sayang yang di berikan tulus oleh sosok bernama ayah dan ibu.Akan tetapi Lea tidak pernah melupakan sebuah fakta di mana sebesar apapun kesalahan orang tuanya padanya mereka akan tetap menjadi orang tua Lea itu sudah jelas memang kuadratnya.
Dari kecil sifat Lea memang keras,keras pada dirinya serta mentalnya hingga tampa ia sadari ia terkena depresi.Beruntung Lea masih mempunyai keluarga yang bisa memberikan kasih sayang padanya ia berjanji pada dirinya ketika besar nanti ia ingin membahagiakan keluarganya termasuk nenek dan kakeknya.
"Lea..!!".
"Ada apa sih lin jangan teriak-teriak dong".
"Hehehe maaf Lea tapi aku mau kasih tahu imformasi ke kamu Lea imformasi yang jujur bikin aku bangga banget sama kamu Lea"(sambil memeluk Lea dengan erat).
"Apa jangan buat aku jadi penasaran lin".
"Kita lulus Lea dan kamu mendapat nilai yang tertingi selamat Lea aku bangga jadi temen kamu".
"Oh gitu".
"Kok muka kamu gitu sih Lea kayak gak bahagia".
"bahagialah masak enggak aku kan pinter hahaha".
"he elleh tahun depan aku bakalan ngalahin kamu Lea".
"ya udah siapa takut".
"Kita ke kantin yuk..!".
"Tapi aku udah sarapan tadi".
"enggak papa kamu tinggal temenin aku dwang kok".
"mmm gimana ya".
"ayok Lea sayang..!"
"ya udah deh ayok".
Sering kali jadi pertanyaan teman-teman Lea ketika Lea berprestasi atau mendapat juara di kelas serta lomba-lomba lainnya raut wajah Lea seolah-olah tidak bahagia akan pencapaiannya.Hal itu di sebabkan karena Lea sudah biasa di mana setiap temannya yang berprestasi meskipun di bawah Lea orang tua mereka sangat bangga padanya bahkan mereka di belikan apapun yang mereka mau.Sejujurnya bukan hal itu yang Lea harapkan ia berharap dengan pencapaiannya orang tuanya sangat bangga padanya dan akan memberikan kasih sayang penuh padanya tetapi takdir tidak mengizinkanya.