"Vans kemarilah, tolong turunkan resleting dressku!" ucap Luara.
Vans yang berdiri memandang keramaian lalu lintas dari teras balkon apartemen segera bergegas. Menghampiri untuk melaksanakan perintah dari wanita cantik berdarah dingin itu.
Menurunkan resleting dress tersebut, sembari menghirup punggung belakang wanita yang memang adalah istri tercintanya, sambil memuji betapa harum keringat yang dihasilkan. Berpadu dengan parfum jasmine beraroma kuat yang sangat cocok dengan tempramen Laura.
Menggugah keinginan putra kepulauan Zhepira, untuk terus mengendus aroma harum melati bercampur asamnya keringat putri keturunan blasteran tersebut. Sungguh aroma itu memabukkan bagi Vans.
Melihat suaminya yang sudah tergoda akan bulu halus punggung miliknya, Laura segera mengajak Vans mandi bersama saling membersihkan dan menyabuni satu sama lain. Sensasi baru menjalar, seiring rutinitas kamar mandi mereka. Setelah itu mereka memejamkan mata, menghilangkan rasa letih usai bekerja.
Cinta dua sejoli yang terjalin begitu lama, terlihat sangat harmonis, tetapi sulit untuk mendapatkan restu dari orang tua Laura De Vanya.
Kedua orang tua Laura, tidak suka dengan menantu lelaki tersebut. Sebab ayahnya adalah orang yang pernah menghancurkan karirnya di masa lalu. Tetapi Laura tetap bersikeras menikahi lelaki tersebut atas nama cinta. Meninggalkan orang tua yang membesarkan dia.
Bahkan kedua orang tua itu sudah tidak mau mengakui Laura sebagai putrinya lagi. Laura dan Vans, setelah menikah tinggal di sebuah apartemen mewah di tengah kota. Vans bekerja sebagai Chief Executive Officer atau sebut saja CEO di perusahaan keluarganya. Sedangkan Laura, setiap pagi bekerja di butik miliknya sendiri. Butik yang sudah terkenal dengan harga yang sangat fantastik untuk kalangan menengah ke atas.
Ketika waktu menunjukkan pukul jam 5 pagi, Laura segera beranjak dari tempat tidur menuju dapur. Meski Laura adalah wanita karir dia tidak lupa, jika di rumah memiliki tugas menyediakan makanan untuk suami tercinta. Ia tidak lena dengan pelayan yang disediakan Vans. Sebab Vans, suaminya, tidak menyukai masakan selain dari tangan istrinya.
Setelah menyelesaikan tugasnya di dapur, Laura naik ke kamar. Menyiapkan handuk dan memilih satu di antara deretan jas mewah di walk in closed, untuk dikenakan suaminya pergi ke kantor. Laura duduk di samping Vans, membelai rambut jabrik suaminya, mendekatkan bibir tepat di telinga Vans dan berbisik,
"Honey, please wake up!" Mendengar suara lirih itu, Vans menggeliatkan badan.
"Good morning my wife, I love you so much." lalu mengecup kening Laura dengan memberi ucapan selamat pagi.
Lantas Laura menjawab, "I love you more, my husband."
Mereka, dua sejoli itu, selalu mengawali pagi dengan ucapan-ucapan manis. Laura meminta Vans untuk segera mandi. Vans harus berangkat ke kantor lebih pagi kali ini, ada meeting penting bersama clien penanam saham terbesar di perusahaan milik keluarganya.
Sambil menunggu Vans di meja makan, Laura membuatkan susu hangat lalu mengambilkan menu favorit nasi goreng rendang. Kemudian menyiapkan beberapa sisir buah untuk cuci mulut. Tidak berselang lama sang suami turun dengan atribut kantornya langsung memegang pinggul Laura,
"Hai sayang, terimakasih sudah memanjakan lidahku. Nanti aku akan mengantarkan kamu ke butik."
Laura menyetujui perkataan Vans.Selesai sarapan mereka berangkat menggunakan mobil Vans mobil HyperCar dengan performa tinggi yang diproduksi oleh sebuah perusahaan ternama. Hadir dengan spesifikasi mesin V8, berkapasitas tujuh liter, yang menghasilkan kekuatan 1.000 tenaga kuda. Kecepatannya mencapai 360 mph dengan menggabungkan 2 sumber tenaga, supercharger dan turbocharger. Iya, mobil paling canggih sejagat tersebut milik Vans Prasta.
***
Laura meminta untuk berhenti sejenak di tengah perjalanan. Laura melihat seorang wanita tua, mendorong gerobak buah yang sudah tidak segar lagi. Laura ingin membeli dagangan wanita tua tersebut. Bukan berarti akan menghabiskannya sendiri, tetapi selain bisa membantu wanita tua tersebut, buah-buahan yang Laura beli bisa dibagikan pada seluruh karyawan butiknya.
Vans menghentikan laju mobil di depan Gerobak wanita tersebut Lalu ia turun dan berkata," Excuse me, apakah buah-buahan ini dijual? Kalau benar saya akan membeli semua dagangan ibu!"
Lantas wanita tua tersebut menjawab,"Benar nak, ini semua dagangan Ibu, tetapi sudah tidak segar lagi sebab ini dagangan sisa kemarin yang tidak laku."
"Apakah boleh saya mencicipi pisang ini satu saja?" Vans kembali bertanya.
Wanita itu mengambil beberapa sisir pisang, diberikan kepada Vans untuk dicicipi.
"Ambil saja semua nak, ini gratis tidak apa-apa lagian nanti juga tidak akan laku jika dijual!"
Vans mengambil sebuah pisang dan melahapnya. Berkata jika makan pisang tersebut rasanya enak dan manis, jadi pisang tersebut masih layak untuk dikonsumsi dan bisa dijual lagi. Maka dari itu Vans akan membeli semua buah yang Ibu itu bawa. Wajah wanita tua tersebut terlihat sangat gembira, karena semua dagangannya laku dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Vans serta istrinya sehingga wanita tersebut bisa membeli beras untuk keluarganya.
Melihat kejadian tersebut Laura sangat bersedih ketika banyak orang di luar sana yang kaya raya ada juga orang yang masih susah untuk mencari sesuap nasi. Laura membuka pintu mobil lalu turun untuk memberikan sejumlah uang kepada wanita tua tersebut," Nenek kemarilah aku ada sedikit uang untuk membeli beberapa kebutuhan pokok! Tolong diterima dan terima kasih nenek sudah banyak memberikan pelajaran berharga untuk kita."
Terkejutnya Laura melihat wanita tua tersebut bersimpuh dikakinya untuk mengucapkan terima kasih. Laura pun ikut bersimpuh untuk menjajarkan tubuhnya dengan wanita tua tersebut sambil berkata,"Nenek tidak pantas seperti itu. Sebab sejatinya orang tua harus dihormati bukan menghormati!"
Vans mendekat dan membangunkan dua wanita tersebut."Ini sudah siang, kita permisi dulu ya Nek." Vans berpamitan kepada wanita tua itu dan melanjutkan perjalanan mereka menuju butik.
***
Sekitar 15 menit mereka telah sampai. Vans memanggil beberapa karyawan untuk mengeluarkan buah di dalam bagasi mobilnya, untuk dibagikan, lalu mengantar Laura hingga ke ruangannya. Sebelum pergi Vans menjatuhkan kecupan manis pada bibir Laura dan tidak lupa mengucapkan untaian cinta," Uuhhh my wife is very sexy. Inhaling your mouth makes my desire peak!"
Laura membalas gairah suaminya dengan memeluk erat tubuh perkasa di hadapannya.
"Hurry up, honey. I will miss the heat of the bed with you. Nanti malam kita bertempur!" Gairah Vans semakin memanas, tubuhnya menjadi lebih hangat, tangan kiri melingkar di pinggang Laura.
Sedang tangan kanannya menjalar pada leher belakang. Vans mengatakan jika benar-benar tidak bisa untuk menahannya saat ini. Tubuh Laura terdorong memojok ke arah kamar mandi. Meminta kepada Laura untuk diberikan sedikit waktu agar hasratnya terpenuhi. Pun Laura terbawa akan suasana. Bahkan tidak bisa menolak lagi, jika dirinya juga menginginkan hal itu. Menyadari waktunya tidak begitu tepat, Laura melepaskan cengkraman Vans dan kembali membujuknya agar segera pergi.
Dengan raut muka manja Vans melepaskan tubuh Laura, lalu membelai rambut wanita itu, memastikan nanti malam hasratnya akan terpenuhi. Kembali Laura mencubit hidung suaminya itu untuk percaya jika Laura tidak akan menyia-nyiakan hasrat panasnya. Vans memberikan senyuman manis untuk istrinya yang terkesan menantang, lalu beranjak berangkat ke perusahaan keluarganya.