Chereads / Mask Warriors Super Elemen / Chapter 6 - Super Elemen - XVOW 6

Chapter 6 - Super Elemen - XVOW 6

Setelah malam itu, penyelidikan dilakukan secara rahasia oleh pihak kampus, penutupan area sekitar dan akses jalan membuat siapa pun tak dapat memasuki area gedung belakang itu. Penemuan gorden hitam atau mereka sebut kepompong itu membuat mereka berpikir untuk menutup wilayah itu karena mereka tidak tau apa yang harus mereka lakukan pada kepompong-kepompong itu. Sambil menunggu perintah dari pihak Federal, mereka membiarkan kepompong itu tetap begitu adanya disana. Sementara untuk Vie yang terluka cukup parah, dia tertidur di ruang klinik kampus dan masih belum sadar. Dia masih sempat pergi ke tempat Wallace setelah penyerangan malam itu walau dengan keadaan yang hampir tak sadarkan diri. Dan dengan informasi dari seseorang lainnya, Wallace mengerti kalau didalam kepompong itu adalah orang-orang yang menghilang selama ini. Karena itu mereka tidak mencoba langsung memusnahkannya dan mencoba mencari cara untuk mengembalikan mereka ke seperti semula.

Pada hari itu, kegiatan di kampus jauh lebih sepi dari hari-hari sebelumnya. Meskipun penyelidikan itu dirahasiakan, namun kebanyakan penghuni kampus seperti sudah mengetahui kebenaran yang ada dan memutuskan untuk mengurangi kegiatan di kampus, bahkan ada yang memutuskan untuk pergi dari kampus karenanya. Kegiatan belajar mengajar pun semakin tidak efektif dengan kepergian sebagian pengajar dan sebagian besar para mahasiswa yang tinggal di kampus. Hari itu, kampus terasa sangat sepi, di lingkungan sekitar kampus, tak ada aktifitas orang-orang yang biasa berkimpul menunggu kelas atau makan di kantin atau pun mereka yang bolos kelas.

Sementara itu di suatu tempat di kampus itu, Lesty membuka matanya perlahan, terasa badannya sangat lelah dan tak berenergi. Dari pandangan matanya yang masih terlihat buram karena efek baru saja terbangun dari tidurnya, dia melihat seseorang yang terduduk di bangku depan meja belajar yang tak jauh dari tempat dia tidur. Beberapa saat kemudian penglihatannya pun kembali tajam. Dan di sana dia melihat Oai sedang membaca sebuah buku di bangku itu. Sebelum kata-kata keluar dari mulut Lesty, Oai sudah langsung berkata terlebih dahulu tanpa menengok ke arah Lesty.

"Jika kau sudah bisa berbica, segeralah berikan informasi tentang induk itu!", kata Oai dengan nada yang dingin.

Lesty ingin berucap sepatah atau dua kata namun dia merasakan sangat berat untuk itu sehingga tidak ada suara pun yang keluar dari mulutnya. Sementara itu Oai kembali mengeluarkan kata-kata dengan nada dinginnya lagi.

"Beristirahatlah hingga kau bisa kembali berbicara, mereka takkan menemukanmu disini", ujarnya sembari terus melihat buku yang sedang dia baca.

"Di-.. dimana ini?", akhirnya suara keluar dari Lesty meskipun cukup pelan.

"Tempat yang aman", jawab Oai tanpa menoleh ke arah Lesty.

"A-.. apa.. yang kau lakukan.. kepadaku?", kembali Lesty bertanya kepada Oai.

" Membiarkanmu istirahat hingga kau bisa memberikan informasi yang ku inginkan", kali ini Oai menutup buku yang dia baca lalu menoleh ke arah Lesty.

"Sepertinya kau sudah siap menjawab pertanyaan ", Oai berjalan ke arah tempat tidur dimana Lesty berbaring sembari menyeret bangku dengan satu tangannya untuk mendekat, lalu menatap Lesty dengan wajah yang sangat serius.

Di lain tempat, di klinik kampus, Vie terbaring setelah pertarungan malam itu. Setelah tertidur sehabis pertarungan malam itu, Vie membuka mata untuk tersadar bahwa dia berada di klinik kampus, melihat sekeliling ruangan dan menemukan seseorang di sana. Orang itu adalah Wallace, berdiri di depan jendela menatap keluar, sampai beberapa saat kemudian dia pun mulai mengeluarkan kata-kata untuk Vie.

"Apa yang terjadi?", singkat pertanyaan Wallace kepada Vie.

"Oh! Master Wesh, aku.. menemukan persembunyian oddies itu", respon Vie.

" Aku juga menemukan banyak sekali oddies lain di gedung kosong itu. Master Wesh! Aku pikir kita harus membasmi para oddies itu sekarang, karena kemungkinan mereka masih lemah untuk bertarung saat ini, jadi kita bisa mengalahkannya dengan mudah!", ujar Vie menambahkan kata-kata nya dengan nada yang sangat antusias.

"Menurutmu begitu?", tanya Wallace singkat.

"Oh!! Aku baru ingat! Semalam oddies itu berkata jika para oddies lain itu adalah orang-orang yang menghilang dan jika kita menghancurkannya, mereka bisa terbunuh", Vie menjelaskan kepada Wallace.

" Kau yakin itu yang dia katakan? ", Wallace berbalik ke arah Vie.

" Eh?! Ya, kupikir itu yang dia katakan", jawab Vie.

Dengan penjelasan itu, Wallace bergerak menuju pintu keluar klinik itu yang dengan buru-buru Vie ikuti dengan segera bangun dari tempat tidurnya namun karena masih belum pulih dari pertarungan itu, Vie hampir terjatuh kembali  di kasur klinik itu sehingga membuat suara gaduh untuk sesaat. Wallace yang melihat itu, terhenti sebentar dan mengatakan beberapa kata untuk Vie.

"Istirahatlah! Keadaanmu yang seperti itu hanya akan mengganggu".

" Ughh! ", Vie hanya bisa merasa kesal dari kata-kata itu.

"Kekuatanmu saat pulih lebih dibutuhkan dibanding saat ini", lanjut Wallace lalu berjalan keluar ruangan itu.

Mendengar itu, Vie jadi mengerti maksud perkataan Wallace dan dia pun kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur untuk melanjutkan istirahatnya. Lalu kembali ke situasi dimana Oai dan Lesty yang sedang serius untuk membicarakan sesuatu.

"Katakan segala yang kau ketahui tentang dirimu, para kepompong-kepompong dan sang penguasa itu! ", tanya Oai pada Lesty sambil duduk di bangku yang dia tarik itu.

" A-... Apa maksud pertanyaan mu? Aku tidak mengerti", respon Lesty sedikit terbata.

Oai tidak berkata sedikit pun hanya terus memandang dengan serius menunggu jawaban yang dia nantikan dari Lesty. Cukup lama hingga membuat Lesty merasa terintimidasi walaupun Lesty terus berkata bahwa dia tidak tau apa-apa soal itu. Namun Oai tetap begitu seperti dia tau bahwa Lesty tidak mengatakan hal yang ingin dia mau dengar. Semakin lama tekanan terasa semakin membuat Lesty tidak nyaman sampai akhirnya dia pun menyerah dan berhenti untuk berkata bohong dan mulai untuk akan berkata yang sebenarnya. Lesty menarik napas cukup dalam dan menghembuskannya. Lalu dia pun mulai mencoba menjawab pertanyaan Oai dengan pertanyaan lain.

"Kau bukan Oakley kan? Paling tidak kau bukan Oakley yang aku sering ajak bicara selama beberapa hari lalu itu, iyakan?", tanya Lesty penasaran dengan yang dia rasakan, karena dia merasa Oai sangat berbeda dengan Oai yang awal dia temui. Namun Oai tak merespon sama sekali pertanyaan Lesty itu, dia tetap memandang tajam Lesty untuk mendapat jawaban yang dia perlukan.

"... Aku-... Aku tidak ehm-... Aku tidak tau banyak tentang semua pertanyaanmu. Aku-..! Ehm... Aku tak tau, aku tak dapat mengendalikan diriku sepenuhnya... Dan semua kekuatan itu... Aku tak mengerti bagaimana aku bisa melakukan semua itu, aku pikir, pikiranku telah dikendalikan dan aku tidak bisa menghentikannya saat itu terjadi. ", jelas Lesty, namun Oai masih saja terdiam dan tak merespon penjelasan dari Lesty itu, hingga sampai beberapa lama kemudian Oai pun berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah jendela kamar.

"Begitukah menurutmu?", Oai akhirnya mengeluarkan kata-kata untuk menanggapi penjelasan Lesty tadi.

"Ya, aku pikir seperti itu...", jawab Lesty.

" Lanjutkan.. ", singkat Oai meminta Lesty melanjutkan penjelasannya.

"Ehm.., kepompong-kepompong itu adalah orang-orang yang akan diubah menjadi sumber kekuatan- eng!!... ", Lesty seperti akan mengatakan sesuatu namun dia segera menahannya.

"Untuk sang penguasa?", ucap Oai menebak dengan nada datar dan singkat.

"Hmm, aku tidak mengerti apa yang kau katakan, apa maksudmu? ", seketika Lesty bertanya tentang tanggapan Oai barusan.

"Kapan dia akan muncul?", kembali Oai bertanya tentang sang penguasa itu lagi.

"Apa yang kau maksudkan? Aku benar-benar tak mengerti yang kau maksudkan.", respon Lesty.

Oai memalingkan pandangannya dari Lesty dan menatap ke luar jendela, dan terdiam. Hingga beberapa saat sampai tiba-tiba pergerakan yang sangat cepat dari tempat tidur dimana Lesty berbaring, mengarah ke arah jendela dimana Oai berdiri.

"Mati ka-..!?", kata-kata yang keluar dari Lesty yang berubah menjadi bentuk Hogwage dan menyerang Oai dengan lengannya yang tajam, namun dia terkejut dengan apa yang terjadi selanjutnya. Oai menangkap lengannya yang tajam itu dengan satu tangan dalam bentuk makhluk berwarna hitam pekat, Oai menahan serangan cepat Lesty dalam bentuk Hogwage nya dengan satu tangan dan juga tanpa melihat.

"Kau!!", teriak Lesty saat pergerakannya terhenti dengan genggaman tangan Oai itu, dia tak dapat bergerak.

"Merasa dikendalikan?", ucap Oai mengejek.

"Kau terlalu banyak bertanya! Rasakanlah ajalmu!", teriakan Lesty seperti yakin bahwa dia akan mengalahkan Oai.

Namun tiba-tiba dengan tangan lainnya, Oai meninju jendela didepannya hingga kacanya pecah berserakan melewati jeruji penghalang jendela itu dan serpihan kaca itu berserakan keluar. "Apa?!", melihat yang Oai lakukan itu, membuat Lesty pun seperti terkejut.

"Tipuan lain untuk mengelabui targetmu?", lagi, Oai berkata seolah meledek Lesty.

"Kau mengetahui serangan jarum itu?!", tanya Lesty penasaran.

" Ini bukan kali pertama kau melakukan itu, kau ingat? Namun berkat itu kekuatan ohm- oh! Oh yah, karena kau sudah menyerangku 2 kali, mungkin saatnya serangan balasan! ", Oai seperti akan meninju Lesty namun Lesty dengan cepat menggunakan lengan yg satunya lagi dia mencoba untuk menusuk Oai dengan mengincar kepalanya.

Namun seketika lengan tajamnya itu berubah kembali menjadi lengan manusia, Lesty berubah kembali ke bentuk manusianya lagi dan serangan yang tadinya akan menusuk Oai berubah menjadi sebuah tamparan. Tamparan itu mengenai Oai dan membuat Oai terpental, hanya bagian kepalanya saja dengan bagian lehernya yang memanjang kebagian hempasan serangan itu.

"Apa!!?", Lesty sangat kaget karena tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Setelah terhempas oleh tamparan itu, kepala Oai dengan leher yang memanjang itu berhenti dan berbalik seperti karet yang tertarik dan mulai kembali ke bentuk semula, dan disaat itu pergerakkan kepala Oai itu bergerak sedikit lebih maju ke arah Lesty dan akhirnya menghantam sedikit kepala Lesty, dan itu membuat Lesty langsung tak sadarkan diri dan terjatuh ke lantai dengan keadaan lengannya yang masih tergenggam erat oleh Oai. Kejadian itu berlangsung sangat cepat dan sekarang sudah kembali menjadi sunyi lagi.

"Aww..", reaksi Oai memegang pipinya yang sudah kembali ke bentuk manusia setelah terkena tamparan Lesty.

Malam pun tiba, kembali, Lesty mulai membuka matanya perlahan, pemandangan yang masih sama dengan ketika dia membuka mata di pagi tadi, dia masih berada di tempat tidur di kamar Oai. Perlahan dia mencoba bangun dari keadaan berbaring untuk duduk, dia merasakan sedikit sakit dikepalanya, dan saat menyentuhnya di merasakan perban membalut kepalanya di bagian dahi.

"Aww!", dia merasakan sakit saat luka didahinya itu dia sentuh meskipun sudah terperban.

Lesty melihat sekeliling kamar yang sunyi tanpa adanya orang lain disana. Lalu dia mendengar suara dari luar jendela. Dengan perlahan dia pun mencoba berdiri dan berjalan ke arah jendela untuk melihat asal suara itu. Beberapa saat kemudian dia pun sampai di jendela yang sudah hancur tanpa kacanya lagi itu. Dan dari situ dia melihat seseorang yang sedang sibuk dan bingung.

"A!..", Lesty sedikit kaget melihat Oai berada di sana, dia pun bingung apa yang Oai lakukan disana, lalu dia pun melihat kaca-kaca yang berserakan di tanah dan di sekitar itu dia melihat oddies jarum berbentuk bintang.

"Blackstar.. aghhnn!", setelah mengucap kata itu, Lesty seketika merasakan sakit di kepalanya seperti sebuah ingatan yang kembali kepadanya.

Suara erangan Lesty yang kesakitan itu terdengar oleh Oai yang akhirnya menyadari keberadaannya.

"Hei! Cepat kemari dan bantu aku memindahkan makhluk ini!", kata Oai setelah melihat Lesty.

" Apa yang ingin kau lakukan? ", Lesty merespon dengan pertanyaan.

" Hei! Kau dapat memindahkannya dengan kekuatanmukan? Bantu aku memindahkannya dengan kekuatanmu sebelum orang-orang melihatnya", lanjut Oai.

" Lalu apa yang akan kau lakukan dengan makhluk itu? ", pertanyaan lain langsung dilontarkan oleh Lesty.

"Makhluk? Dia salah satu orang yang tinggal di kampus kan? Kau tak bisa mengubahnya kembali, jadi akan lebih baik jika kita menempatkannya ditempat yang aman sampai dia bisa kembali ke bentuk normal lagi.", kata Oai sembari berpikir mencari cara untuk membawa oddies itu, karena tubuh oddies itu cukup tajam untuk dia pegang.

"Kau sudah kembali menjadi dirimu lagi?", setelah ingatan sebelum dia tak sadarkan diri kembali, Lesty mengingat perubahan Oai yang sudah kembali seperti dirinya dahulu.

"Hmm, emm.. apa maksudmu?", Oai merespon perkataan Lesty.

" Baiklah, kita lanjutkan urusan kita yang tertunda", kata Lesty dengan suara yang pelan.

" Apa yang barusan kau katakan? ", Oai berbalik kearah Lesty untuk mencoba lebih fokus pada apa yang Lesty katakan.

"Ah, tidak ada, aku akan kesana secepatnya haha..", Lesty tertawa sedikit terpaksa.

Lalu Lesty terlihat pergi karena tak terlihat lagi di jendela. Namun sedetik kemudian sebuah pergerakan yang menghancurkan jendela sekaligus dindingnya itu mengarah ke Oai. Dengan gerak reflek yang cukup cepat Oai menghindari serangan itu. Setelahnya terlihat Lesty dalam bentuk Hogwage nya yang hitam di kegelapan malam yang diterangi oleh beberapa lampu taman dan sinar redup rembulan yang sedikit tertutup awan malam.

"Cihh, pergerakanku melambat karena luka di kepala ini, sial!", Lesty tampak kesal karena serangannya dapat dihindari oleh Oai.

"Dengar! Aku tidak ingin melukai mu, okay! Jadi tolong hentikan seranganmu", jelas Oai.

" Hmmph! Tadi kau bilang aku bisa memindahkan makhluk itu kan? Kau benar aku bisa! ", Lesty membuat blackstar itu melayang diudara lalu dengan cepat berubah menjadi seperti jarum dan melesat cepat ke arah Oai.

"Hei! Hentikan!", Oai melompat untuk menghindari serangan itu.

"Kau bilang kau dikendalikan kan? Aku percaya dengan mu! Karena itu cobalah melawan kekuatan itu dengan kekuatanmu sendiri!", ujar Oai kepada Lesty setelah bakit dari keadaan jatuh saat melompat menghindari serangan tadi.

"Ahahaha.. tetaplah seperti itu, mudah sekali untuk tertipu!", tawa Lesty diikuti oleh serangan selanjutnya.

Kali ini Lesty melesat kearaha Oai dengan lengan tajamnya mencuat ke kedepan siap menembus tubuh manusia Oai.

"Hentika-...".

Di lain tempat, di kawasan gedung terbengkalai dimana ditemukan banyak kepompong hitam itu, Wallace meminta para petugas untuk mengawasi tempat itu, sedangkan dia terus mencoba mempelajari sesuatu dari temuan itu. Setelah dia merasa cukup dengan itu, dia pun keluar dari gedung dan dia menemukan Vie yang berdiri menunggu di depan gedung itu.

"Master Wesh, aku siap membantu!", ujar Vie.

"... Baiklah! Aku ingin kau menemui seseorang", balas Wallace setelah berpikir sejenak.

Kembali lagi ke pertarungan Oai dan Lesty. Serangan Lesty dari jarak yang cukup dekat itu dan tanpa halangan sedikitpun, membuat dia dengan mudah mengenai target, Oai. Namun lagi, Lesty terkejut dengan yang terjadi. Serangannya ditahan lagi dengan satu tangan oleh Oai. Dan juga, untuk sekali lagi Oai dengan genggaman tangan kirinya itu yang menggenggam lengan tajam Hogwage, ia mengubah Hogwage menjadi bentuk manusia Lesty kembali.

"Apa yang kau lakukan padaku?", Lesty terlihat marah serta bingung.

" Menyelesaikan urusan kita yang belum selesai, iya kan? ", jawab Oai, tangan kanannya dikepal dan menimbulkan kilauan seperti cahaya.

"Jika kau bisa mengubah ku menjadi manusia lagi seperti ini, kenapa kau tidak melakukannya pada kepompong-kepompong itu? ", Lesty mengutarakan pendapatnya.

" Aku takkan melakukan hal yang sia-sia jika hal itu bisa ku lakukan", jawab Oai.

" Sia-sia katamu?! Jadi menurutmu hal ini adalah sia-sia? Grrhh.. akan ku habisi kau!! ", dengan lengan satunya Lesty mencengkram tangan Oai yang memegang tangannya itu.

"Ini akan mengakhiri hidupmu jika kau tak memberi tahu ku keberadaan makhluk itu. Walaupun seharusnya hidupmu sudah berakhir saat serangan terakhirku itu jika dia tidak mengganggu. ", ujar Oai kembali menjelaskan sesuatu.

Lalu tiba-tiba, seperti terganggu sesuatu pikiran Oai seakan teralihkan, itu membuat cahaya yang menyelubungi kepalan tangannya itu menghilang dalam sekejap, dan juga untuk beberapa saat, cengkraman tangannya terhadap lengan Lesty pun renggang. Disaat itulah Lesty yang dengan cepat menyadari kesempatan itu, tidak menyia-nyiakannya dan segera melepaskan diri dari cengkraman Oai. Lalu beberapa saat kemudian Lesty kembali berubah ke wujud Hogwage nya dan tanpa berpikir 2 kali, dia pun segera menyongsong ke arah Oai untuk menyerangnya. Oai kembali sadar dengan cepat pula dan segera menyadari posisinya yang akan terkena serangan Hogwage itu, lalu dengan melenturkan tubuhnya dia pun menghindari serangan Hogwage. Namun tak hanya untuk menghindari serangan Hogwage, pergerakan Oai diikuti dengan serangan balasan. Setelah melenturkan tubuhnya untuk menghindar pergerakan kakinya langsung dia arahkan ke arah Hogwage. Dan dengan kakinya yang memanjang itu Oai mampu mencapai jarak dimana Hogwage berada dan tendangan itu mengenai Hogwage dengan keras. Hogwage pun terdorong beberapa meter dengan tendangan itu. Tetapi Oai tak berhenti disana, sekali lagi dengan genggaman tangannya dia menciptakan cahaya yang menyelimuti kepalan tangannya itu lalu melaju ke arah Hogwage. Kali ini Oai melompat, lalu memanjangkan tangan bercahaya itu ke arah Hogwage dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tinju jarak jauh. Hogwage mencoba menghindari tinju itu dan dia cukup berhasil, namun hempasan tinju yang menghantap tanah dengan kuat itu membuat Hogwage juga terpental. Terlihat bahwa kemungkinan Hogwage akan hancur bila terkena pukulan itu secara langsung. Hogwage terjatuh di tanah. Seperti tidak ingin memberi rasa ampun Oai masih tetap bergerak kearah Hogwage seperti akan melanjutkan serangan. Oai melompat lagi lalu berputar kedepan di udara dan dengan kaki kanannya yang memanjang ke langit, dia akan menghantam Hogwage di tanah. Lalu hantaman itu membuat reruntuhan tanah berterbangan dan seperti kabut yang menyelimuti area itu di kegelapan malam dengan cahaya remang dari lampu jalan di kejauhan. Beberapa saat kemudian kabut pun menghilang, meninggalkan dampak kerusakan pada permukaan tanah yang hancur seperti kawah dan di tepi kawah itu tergeletak Hogwage. Sedangkan tidak ada tanda-tanda Oai. Hogwage mencoba bangun, sepertinya serangan barusan dapat dia hindari juga dan hanya mengenai efek kerusakannya saja. Dia melihat sekitar mencari keberadaan Oai namun yang dia temukan malah sosok lain.

Di lain tempat, Oai bergerak kembali menuju kamarnya di asrama. Meskipun pertarungan mereka berawal didepan kamarnya di luar asrama, namun pergerakan mereka terus menjauhi kamar hingga berakhir di suatu tempat di sisi lain kampus. Saat sampai tepat di depan dinding kamarnya yang hancur, seketika Oai terhenti.

"Hentikan semua ini!", Oai berbicara didalam kesadaran di dalam pikirannya.

"Jika tidak bergerak cepat sang penguasa itu akan bertambah kuat dan mungkin kau takkan bisa menanganinya", suara lain dalam kesadaran Oai, yang bukan Oai di dalam pikirannya.

"Kau berusaha membunuhnya! Bukan bertanya padanya!", suara Oai.

" Aku hanya berusaha melakukan introgasi", jawab suara lain itu.

" Kesepakatannya tidak seperti itu!", suara Oai lagi.

Lalu terlintas sebuah ingatan Oai pada suatu hari saat hari-hari di awal semester baru itu. Disaat Oai berada di kamarnya setelah kelas berakhir di hari itu, semua tampak biasa saja dan keadaan saat itu pun sudah cukup aman tanpa tanda-tanda kemunculan oddies. Oai sedang membaca-baca buku yang tadi dia pelajari untuk lebih memahami pelajaran yang dia terima, lalu tiba-tiba dia merasakan kehadiran sosok yang mendekat. Oai melihat sekitar kamarnya, dia tidak menemukan apapun disana, lalu dia pun berjalan ke arah jendela. Disana dia melihat seseorang berjubah dan bertopeng berdiri tepat di depan jendelanya.

"Sesuatu yang besar akan terjadi dan kekuatanmu yang bisa menghentikannya, namun kau belum bisa mengendalikannya. Jadi aku datang untuk menawarkan bantuan. Bagaimana menurutmu? ", sosok itu berbicara pada Oai.

" Apa maksudmu? Siapa kau? ", tanya Oai bingung.

" Just call me Master, itu sudah cukup menjelaskan maksudku, sekarang tinggal keputusanmu.. ", jelas sosok itu, Master.

" Kekuatanku? ", Oai masih cukup bingung.

" Kau merasakannya kan? Ada sesuatu yang tak kau pahami yang kau rasakan akhir-akhir ini..", jelas Master.

" Hal-hal aneh yang kurasakan? Ah.., aku masih tak dapat memahami semua itu ", respon Oai.

" Kekuatanmu seperti baru saja terbangun dan semua kejadian ini pun berkesinambungan dengan kekuatanmu itu", lanjut Master.

" Apa yang sebenarnya terjadi? ", tanya Oai.

" Kau akan tau jika saatnya tiba, dan saat itu kau akan yang paling berperan dalam mengatasih hal itu dari menimbulkan hal yang lebih besar. Kekuatanmu sangat vital dalam hal ini. Pengendalian elemen super dari inti alam semesta ini.", respon yang Master berikan seperti membuka sedikit pengetahuan pada Oai.

"Kekuatan dari alam semesta? Sepertinya aku pernah mendengar tentang hal ini tapi aku lupa dari mana aku dapatkan sumbernya", ujar Oai sembari berpikir tentang hal yang mungkin dia ketahui.

"... Bukan itu hal yang perlu kau pikirkan, sekarang kekuatan itu sudah kau miliki dan ancaman besar itu juga sudah di depan mata, lalu kau disini tanpa kemampuan bertarung dan belum dapat mengontrol kemampuan itu. Dan di depanmu lah aku menawarkan bantuan untuk masalah mu itu.", respon Master menjelaskan situasi yang ada.

"T-tunggu! Masalahku?! Bagaimana ini semua menjadi masalahku? Ini semua sangat tiba-tiba untuk ku, kau tau!", perotes Oai pada penjelasan Master itu.

"Sesaat kekuatan besar datang dan memilih mu untuk menjadi wadahnya, disaat itulah semua masalah yang dimiliki kekuatan itu akan ikut ke dalam wadah itu juga. Intinya adalah kekuatan yang kau miliki adalah solusi dari masalah yang dibawa kekuatan itu sendiri, lagi pula disamping masalah, kau juga mendapat banyak keuntungan dari kekuatan itu sendiri, jadi kau hanya perlu membiasakan diri.", jelas Master.

" T-tapi kenapa aku?", Oai tampak tidak memahami yang terjadi.

"Kekuatan itu memilih mu, dan itu karena kau pantas memilikinya ", perjelas Master.

Oai terdiam dengan perasaan campur aduk, senang dengan kekuatan yang dia miliki walaupun dia belum benar-benar menggunakannya. Bingung, karena semua ini cukup mendadak baginya. Tak percaya bahwa dia akan terpilih untuk memiliki sesuatu yang dapat berguna. Dan juga rasa khawatir karena entah bagaimana dia dapat merasakan bahwa hal besar akan terjadi dan bergantung pada kekuatan itu, pada dirinya. Ditengah semua perasaan itu, tiba-tiba Master memecah kesunyian.

"Jadi bagaimana menurutmu?", pertanyaan lagi dari Master.

" Oh! B-bagaimana kau akan membantuku? Apa yang harus aku lakukan?", tanya Oai yang sedikit kaget dengan pertanyaan itu karena sedang memikirkan hal lain.

"Kau hanya perlu setuju dan menerima yang akan terjadi, secara garis besar, aku akan mengambil alih tubuhmu dan mengerjakan semua hal sendiri, kau hanya perlu diam, dan menikmati semua yang aku lakukan, mungkin kau juga bisa belajar bagaimana kekuatan yang kau miliki dapat kau gunakan nantinya.. ", penjelasan singkat dari Master kepada Oai.

"Kau- kau akan mengendalikan tubuhku?", tanya Oai.

" Penjelasan singkatnya seperti itu, itu hal yang paling mudah dan efisien, serta takkan menimbulkan masalah lain yang mungkin lebih merepotkan lagi.. ", lanjut penjelasan Master.

" Bagaimana aku tau kalau kau akan melakukan hal itu tanpa melakukan kebohongan atau hal-hal lain yang tidak aku sukai? ", tanya lagi Oai.

" Karena aku takkan melakukan hal yang sia-sia, aku hanya ingin membantumu dengan masalah mu lalu pergi, lagipula kau akan tetap dapat melihat apa yang aku lihat, hanya saja tubuhmu akan pada kendaliku, itu saja.. ", Master memberi jawaban untuk menenangkan kekhawatiran Oai.

"Entahlah aku merasa masih belum yakin untuk melakukannya", dengan nada pelan Oai mencoba menjelaskan kegelisahannya.

"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan, jika aku melakukan hal yang tidak kau sukai, aku akan pergi dari tubuhmu, lagi pula aku tidak berniat melakukan hal lain selain menghentikan sang penguasa wilayah ini", Master membuat kondisi untuk membuat kesepakatan dengan Oai.

"Sang penguasa wilayah ini? Maksudmu direktur utama-..", Oai mencoba mengutarakan pendapatnya namun segera dipotong oleh Master.

"Cukup! Bagaimana keputusanmu?", tegas Master.

" Ah, emm... Baiklah... ", jawab Oai.

Begitulah akhirnya kesepakatan mereka dibuat. Dan sejak itu tubuh Oai pun dikendalikan oleh Master. Meskipun kesehariannya tidak banyak berubah namun jika dilihat dan diperhatikan sifat Oai akan terlihat cukup berbeda. Di waktu itu, Master akan baru mulai pergerakannya dimalam hari untuk menginvestigasi keberadaan sang penguasa yang dia maksudkan. Lalu dia sadar saat Vie yang ditugaskan untuk mengawasi Oai bergerak secara rutin setiap harinya, karenanya pergerakan Master pun sedikit lebih rumit dari yang direncanakan, sehingga mengurangi waktu pencarian dan mengakibatkan pencariannya menjadi lebih lama. Hingga pada saat dia mencoba mendekati Lesty yang sebenarnya sudah sedang mencoba mendekati Oai, mulai menemukan bagian-bagian misteri dan tanda-tanda dari makhluk yang sedang Master cari.

Lalu teringat juga ingatan di setiap pertengkaran Oai. Disana terlihat perbedaan Oai yang cukup jelas disaat menangani hal yang biasa membuat dia semakin tertindas namun karena saat itu tubuh Oai berada di kendali Master, Master dapat menanganinya dengan tenang, walaupun mungkin sebenarnya Master ingin menghabisi gerombolan Argo yang mencoba menyakiti Oai saat itu. Namun Oai didalam raganya menghentikan Master untuk melakukan tindakan pembalasan dari yang telah mereka perbuat. Begitu pula di setiap malam-malam yang terasa tenang tanpa kemunculan oddies. Sebenarnya Master, lewat tubuh Oai, telah mencegah pergerakan Hogwage disetiap malam dengan mengkamuflasekan setiap target yang akan Hogwage culik hingga akhirnya Hogwage pergi tanpa melakukan apa-apa.

Hari-hari berlangsung dengan Oai yang dapat tetap melihat apa yang dia lihat namun tubuhnya berada dalam kendali penuh Master. Lalu semakin lama hari-hari Oai lewati pun dia merasa kalau dia bisa melakukan hal lain seperti mengambil alih pergerakan tubuhnya kembali, Master yang saat itu merasakan pemberontakan pergerakan dari tubuh yang dia kendalikan, membiarkannya saja karena dia berpikir Oai masih belum benar-benar mampu mengendalikan kemampuan itu dan mencoba untuk mempercepat pencariannya. Hingga pada suatu malam, dia melihat Vie yang berjalan ke gedung kosong tempat para kepompong berada. Dia tahu kalau pergerakan Vie itu akan memancing pergerakan Hogwage juga, lalu pertarungan Vie yang berubah kebentuk elemen supernya dengan Hogwage pun terjadi, dan di saat dia berpikir untuk menangkap Hogwage saat itu, satu sosok bertopeng x pun muncul dan melanjutkan pertarungan setelah Vie dapat dikalahkan. Di saat keadaan genting dimana Hogwage akan kalah, Oai didalam tubuhnya meminta Master untuk menyelamatkan Lesty yang masih dalam bentuk Hogwage itu.

"Aku ingin menyelamatkannya!", ujar Oai kepada Master di dalam raganya.

"Mengapa demikian? Apa kau berpikir dia benar-benar menyukaimu dan hubungan kalian akan berhasil? Tidakkah kau sadar dia hanya memanfaatkan mu dan ingin menjadikanmu kepompong seperti orang-orang lain yang telah dia culik", jelas Master.

"Em, aku mengerti apa maksudmu, aku hanya berpikir kalau aku melakukan hal yang benar, mengapa kau tidak berpikir kalau ada jalan lain yang mungkin bisa kita lakukan tanpa membunuhnya, apa kau berpikir begitu? ", tanya Oai pada master.

"Wanita itu adalah sumber kekuatan sang penguasa, akan lebih baik jika dia di basmi", jawab Master.

" Tidak! Itu sama saja membunuhnya! Jika analisamu yang mengatakan kepompong itu akan berubah menjadi Hogwage itu juga, berarti dia juga termasuk orang yang diculik, dia bergerak bukan karena kemauannya seperti halnya diriku saat ini! ", Oai bersikeras menolak rencana Master yang ingin membiarkan Lesty mati.

"Itu tidak sama-..", Master akan menjelaskan bahwa penjelasan Oai berbeda dengan pemikirannya namun Oai memotong perkataannya.

"Tentu saja sama, lagi pula kau pernah bilang tentang kesepakatan kita!", tegas Oai.

"... Baiklah jika itu mau mu, namun aku akan tetap melakukan introgasi pada wanita itu. ", Master menyetujui permintaan Oai yang ingin menyelamatkan Lesty.

Lalu bergeraklah master untuk menyelamat kan Lesty yang saat itu hampir dikalahkan sosok bertopeng X. Hingga akhirnya Hogwage terselamatkan dan dibawa ke kamar Oai dengan kondisi yang sudah sangat lemah hingga berubah ke wujud manusia Lesty kembali saat di perjalanan. Setelahnya kilasan ingatan-ingatan itu berakhir. Dan kembali lagi ke waktu sekarang dimana Oai sedang berdebat dengan Master didalam kesadarannya.

"Hmm, aku hanya mencoba membantu dengan masalah mu, namun jika kau keberatan, aku akan pergi", jelas suara Master lagi.

" Baik, pergilah.. ", jawab Oai.

" Kau yakin? Kau bahkan belum menguasai kekuatanmu ini, akan sulit berhadapan dengan sang penguasa itu jika hanya dengan kekuatan mu yang sekarang.", suara itu mencoba memberi kesempatan terakhir pada Oai untuk bantuannya.

"Aku akan menghentikannya dengan cara ku sendiri!", jawab Oai dengan yakin.

"... Baiklah jika itu kemauanmu. Satu hal yang perlu kau ingat, kemungkinan wanita itu adalah kunci kekuatan si sang penguasa, jika mereka bersatu, kekuatannya akan jauh lebih kuat dari kekuatannya saat ini. Dan jika itu terjadi, kalian mungkin akan tidak punya harapan untuk mengalahkannya lagi.", perjelas dari suara itu.

" Baiklah, Good luck! ", bersama dengan kata-kata itu suara itu seperti pergi menjauh.

Seketika Oai kembali sadar dalam keadaannya yang sedang berdiri di depan tembok kamarnya yang belubang besar itu.