Langit kembali melanjutkan ceritanya "Karena papa memang gak pernah mencintai bunda. Sejak saat itu gue setiap hari nemuin bunda dan adik gue yg dirawat salah satu suster disitu. Hari demi hari bunda semakin membaik dan diperbolehkan pulang. Dan Alhamdulillah papa juga bisnisnya mulai berkembang lagi akhirnya papa mau biayain gue, bunda dan adik gue. Karena gue lebih milih tinggal sama bunda" Ucap Langit panjang lebar
"Gue gak nyangka bahu lo sekuat itu" Senja bangga akan Langit
"Gue mau lo jadi orang yg kuat. Lo boleh nangis tapi jangan terus terusan, gimana pun juga lo harus bahagiain orang orang yg ada didekat lo banggain mereka lo masih punya papa. Buat dia bangga"
Deg hati Senja berdebar kencang bagaimana bisa papanya yg keras kepala itu bangga padanya? Senja dan terdiam tak menjawab pertanyaan Langit. Tiba tiba Langit memegang bahu Senja. Senja tersadar dari lamunannya
"Gue gak tau bisa atau gak buat papa gue bangga" Senja menundukkan pandangannya
Langit memegangi punggung belakang Senja sesekali mengelusnya dengan lembut.
"Gue yakin lo bisa. Lo pasti bisa, Gue bakal bantu lo"
Senja tersenyum manis membuat hatinya kembali berdebar apakah ia mulai menyayangi Langit? Seketika ide jahil Senja muncul
"Eh liat deh, Langit nya indah udah mau sore"
"Langit emang selalu indah apalagi kalau Senja udah hadir" Langit melirik kearah Senja seketika senyumnya mengembang membuat Senja semakin tak karuan
"Langit sama Senja itu dua hal yang bisa dipisahin. Biarpun Senja suka pergi dari Langit. Tapi dia bakal selalu dateng lagi ngasih kehangatan dan keindahannya"
"Seketika anak males kayak lo jadi pinter ya"
"Males males juga lo suka kan" Senja memasang Senyum nakalnya
"Gak mungkin gue suka sama anak ganjen kayak lo" Jawab Langit.
"Kalo lo ga suka sama gue. Kenapa lo ngehajar siapapun yg dekat sama gue?"
Langit terdiam dalam hatinya ia mengakui bahwa dirinya mencintai Senja. Namun logikanya menolak, Langit belum pernah mencintai satu gadis pun sebelumnya. Jika harus mencintai gadis seharusnya bukan Senja gadis yg pecicilan dan ganjen baginya. Sungguh ia tak berhak mendapat cinta Langit
"Gue balik dulu, lo jangan nangis terus. Satu lagi semua yg gue lakuin ini hanya berdasarkan kemanusiaan bukan karena gue suka atau cinta atau apalah sama lo. Jadi perempuan jangan besar kepala, Lo hari ini butuh istirahat besok aja Dateng ke rumah gue buat belajar" Ucap Langit lalu bergegas meninggalkan rooftop.
Senja tersenyum miris "Langit langit lo emang ga ngakuin kalo lo cinta sama gue. Tapi mata dan perhatian lo udah ngasih jawaban itu sama gue. terkadang cinta itu gak perlu ucapan tapi perlakuan"
Senja menikmati setiap angin yg membelai rambutnya seakaan akan merasakan ketenangan perlahan lahan sedihnya menghilang. " Terima kasih Langit selalu tau cara membuat Senja tenang"
Senja bergegas turun dari rooftop karena hari semakin gelap dan angin semakin kencang membuat Senja mulai merasa angin mulai menelusup kedalam pori pori kulitnya. Senja berjalan santai sekolah sudah sangat sunyi semua anak anak ekskul pun sudah pulang. Tinggal hanya dirinya disini. Namun, ia tak merasa takut sedikitpun.
Senja Anindita Setiawan Wanita pemberani yg tak punya takut apa pun sekarang. Dulu ia memiliki ketakutan akan kehilangan cintanya yaitu sang mama. Namun, akhirnya ia berhasil melewati masa itu. Kini ia sudah berangsur angsur membaik hantinya sudah mulai tenang.
Senja menaiki mobilnya hanya mobil miliknya yg tersisa diparkiran. Saat digerbang Senja kembali turun dan berjalan kearah pos satpam meminta tolong pada satpam untuk membukakan gerbang
"Pak tolong bukain ya"
"Lama amat pulangnya non. Udah mau magrib ga takut didalem?" Tanya satpam penjaga galaxy
"Lah gak takut la pak. Apa yg ditakuti?"
"Mbak kun non. Kata anak anak didalem banya, apalagi anak anak yg ekskul Pramuka yg sering kemping. Katanya sering lihat"
Tentu saja mereka berbohong sebab mereka tahu pak Dadang ini satu satunya satpam yg paling penakut. Entah mengapa yayasan galaxy menerimanya bekerja disini. Senja yg sudah sering mendengar murid murid galaxy menakuti pak Dadang pun melancarkan aksinya. Karena tadi ingin menjahili Langit malah tidak bisa
"Saya ga takut pak. Mereka kan temen saya, tadi kita habis ngobrol ngobrol"
"Seriusan neng?" Tanya pak Dadang mulai memegangi kedua tangannya bulu kuduknya mulai merinding
"Iya pak serius. Tu mereka lagi jalan kesini" tunjuk Senja kearah belakang pak Dadang
Pak Dadang segera berlari meninggalkan Senja. Senja tertawa terpingkal pingkal rasanya Sampai ingin mengeluarkan air kecil.
"Setan kok takut sama setan yak" Senja melanjutkan tawanya sunggu geli saat melihat wajah pak Dadang tadi membuat Senja kembali tertawa saat mengingatnya.
"Gue pulang deh kasian pak Dadang dan perut gue yg udah dangdutan ini" Senja memegangi perutnya yg sedari tadi sudah berdemo. Lalu berjalan kearah mobilnya, belum sempat masuk ia melihat sesuatu diatas mobilnya
"Sial" Ucap Senja geram saat melihat sebuah kertas berlumuran darah ada di atas mobil sport merah miliknya itu.
JAUHI LANGIT SEBELUM GUE BERBUAT NEKAT SAMA LO PEREMPUAN GATAL.
"Lo salah kalo main main sama Senja Anindita Setiawan, bajingan beraninya main dibelakang sini kalo berani" Teriak Senja. Senja yakin orang nya masih ada disekitar sini.
Tiba tiba kaca mobil Senja dilempar batu dari belakang. Membuat kaca mobil Senja pecah cukup parah. Senja segera berlari kearah belakang, tangannya mengepal nafasnya mulai tak beraturan.
"wah lo udah bangungin singa yg lagi tidur. Dan lo harus tanggung jawab. Jangan panggil gue Senja, kalo gue ga bisa nyari tau identitas lo dan ngehancuri hiduplo cuma dalam waktu 3 hari." Senja kembali berteriak kali ini disertai dengan senyum sinis
Senja mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang yg
"Gue mau lo ke SMA Galaxy sekarang. gue perlu bantuan lo, dan jangan lupa bawa mobil jangan motor" Senja meminta orang itu membawa mobil karena, ia sungguh sudah sangat lelah ingin segera berbaring.
Tak butuh waktu lama 10 menit kemudian orang yang ditunggu tunggu Senja datang dan segera turun menghampiri Senja
"Lihat mobil gue. Gue mau lo nyelesaiin semuanya dalam waktu cepat"
"Wah dimana mana da aja yg coba coba menggangu ketengan Queen. Dia belom tau siapa lo?" Tawa Thomas renyah.
"Makanya biar dia tau, lo kasih paham ya sayang" Ucap Senja seraya melipat kedua tangannya dan tersenyum sinis.
"Siap bos. Gue senang ni yg gini gini"
"Lihat ini. Dan belakang mobil gue" Senja menunjukkan kertas yg berlumuran darah itu
"Haaa? Langit?" Thomas kaget ketika membaca nama Langit pada kertas itu