Bukan salah Natasha jika sewaktu-waktu dia juga bisa menghilang.
Pagi ini hujan baru saja turun dengan lumayan deras, suhu udara juga menurun drastis. Jeno dengan mantelnya pergi buru-buru karena setelah dia menghabiskan jadwal liburannya dengan tidak tenang, dia juga harus mengecek cafe nya dan Natasha.
"Bagaimana aku bisa dengan tenang meninggalkan kuliah tetapi tidak bisa tenang saat mengingat gadis ceroboh itu?" gumam Jeno meng intropeksi dirinya sendiri.
Dia menghela napas, jika memang rasa sukanya pada Natasha memang sudah sebesar itu, lebih baik jangan bertemu gadis itu lagi.
"Ingatlah kalau dia juga memiliki kehidupan dan orang yang dia suka sendiri," ucap Jeno.
Meski Natasha sudah seperti dua puluh empat jam bersama dirinya, tetapi tetap saja hatinya stuck pada pria itu, Raga Pradipta.
Setiap hari yang Natasha lihat di ponselnya adalah room chat gadis itu dengan Raga.