"Mereka berdua berada di sekitaran rumahmu. Hanya saja, mereka berada di ruang dimensi yang berbeda. Oleh sebab itulah kalian tidak bisa melihat mereka berdua."
"Kheh! Ini konyol! Apa Madam tengah mempermainkanku saat ini? Ini bukan drama fantasi, Madam. Anda bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaanku, 'kan?" Tanpa sadar, Qiran meninggikan nada bicaranya. Entahlah.
Qiran masih bingung saat ini.
Madam Aria berjalan ke arah Qiran. Ia mengusap punggung gadis itu dengan lembut.
"Terkadang, memang ada hal yang tidak dapat diterima akal sehat, Sayang. Tapi, hal seperti itu memang ada."
Qiran semakin tenggelam dalam lamunannya setelah mendengar ucapan Madam Aria baru saja. Ia masih merasa dipermainkan saat ini. Ia belum sepenuhnya percaya.