"Karena sudah memilih jalan ini, kita tak boleh menyerah di sini, Juna. Aku tak ingin mati kelaparan di sini atau lebih parahnya jadi makanan kanibal sepertimu, Juna," racau Yudha.
"Ah ... apa keputusanku datang ke sini memang salah, ya? Bisa saja ini semua memang perangkap dan saat ini Rinata malah enak-enakan bersantai di rumahnya." Yudha menggumam. Ia mulai memikirkan jika mungkin saja perkiraan Arjuna sebelumnya tadi adalah kebenaran.
"Yudh, kuberi kau saran, ya? Daripada kau menghabiskan energimu untuk membual, mending kau buat sisa energimu itu untuk berjalan. Ingat, ya? Kau harus tetap terjaga! Jika kau tidur atau malah pingsan di tempat ini, kupastikan aku akan meninggalkanmu. Aku sedang tidak punya tenaga untuk membantumu!" sungut Arjuna. Ia melihat kawannya itu seolah-olah bisa ambruk kapan saja. Padahal, yang mengalami banyak cedera itu adalah Arjuna, tapi wajahnya yang terlihat pucat pasi malah Yudha. Arjuna baru ingat jika fisik kawannya itu memang sangat lemah.