"Tapi, itu juga tidak ada untungnya juga bagi Edo, Yudh. Menurut teman-teman sekelas kita, banyak yang punya keyakinan pada kemampuannya Edo. Edo 'kan ada keturunan kuncen mereka menyebutnya. Kupikir juga, Edo pasti tidak sekurangkerjaan itu hingga mau membohongimu. Di terlihat seperti mengkhawatirkanmu, Yudh!" sungut Arjuna.
Arjuna memang jarang sekali berucap santai pada sahabatnya itu. Arjuna hanya berkata lbut ketika lawan bicaranya adalah perempuan. Jadi, sekarang pun Arjuna harus berteriak setengah membentak Yudha. Mana angin kencang lagi. Jadi, Arjuna harus berteriak agar suaranya sampai di telinga Yudha, yang berada di belakang Arjuna.
Suara Arjuna yang ngegas itu terus terngiang-ngiang di telinganya Yudha. Yudha sampai hafal benar, jika Arjuna bahkan dalam mode baik pun akan bicara ngegas, apalagi kalau sedang marah?
"Tapi ... itu hak kau mau percaya omongan Edo atau nggak. Kalau aku sih tentu saja tidak percaya. Tapi, sepertinya Edo memang sedikit mengkhawatirkanmu."