Saat duduk santai di salah satu kursi panjang di kantin, Yudha tiba-tiba dihampiri oleh komplotannya Edo lagi.
'Sial! Bebas dari nona muda Qiran, di sekolahan aku masih harus menghadapi preman sekolah, Edo, yang kekejamannya sebelas dua belas dengan Kak Qiran. Mana Arjuna nggak balik-balik dari toilet lagi. Dia pup batu jangan-jangan! Huwaakh ...! Kapan kehidupanku akan damai tanpa orang-orang yang menggangguku?' jerit Yudha, dalam hati.
Edo menarik kursi dan duduk di depan kursi yang diduduki oleh Yudha. "Masih ingat tentang peringatanku beberapa hari kemarin? Lalu, apa yang kau lakukan setelah ini, eum?" tanya Edo. Fokus matanya menatap Yudha yang tertunduk seolah sibuk menikmati bakso yang hanya tinggal kuahnya saja.
Yudha meletakkan garpu dan sendoknya. Ia mengambil es teh yang sudah dipesannya tadi. Yudha menyingkirkan mangkuk baksonya tadi. Dan kini, Yudhaembalas tatapan Edo, jauh lebih tajam.