Selesai urusan dengan Yosi, aku kembali lagi ke kamar rawat Maura. Di sana bukan hanya Bang Farhan dan Pak Mahendra yang dijumpai sedang menunggui Maura-ku. Di sana, Dharma Devarendra juga turut serta. Aku tahu mengapa ia ada di sana.
Ah, aku bahkan sudah lama tidak menyebutkan nama itu. Dia adalah ayah kandungku yang selama ini membenciku karena aku pernah melakukan tindak kriminal. Oh, tentu saja! Dia aparat kepolisian. Dia sangat malu memiliki putra sepertiku. Dia bahkan mengusirku beberapa tahun yang lalu dari rumahnya. Ibu yang tidak tega, malah mengikuti ke mana pun aku pergi.
Itulah awal mula keluarga kami berada di fase terendah dalam hidup. Kami sangat miskin sehingga tidak dapat membantu keluarga Maura meski Maura bercerita tentang masalah perekonomian keluarganya.
Baiklah, aku akan bercerita kembali tentang ikatanku dengan Maura kembali.