"Mau sampai kapan kamu puasnya, hah?! Lihatlah!! Mereka sudah terkapar. Kalau Tuan Hayashi lihat bagaimana?"
Arjuna tak bisa menjawab pertanyaa dari kawannya itu. Arjuna menyeka wajahnya, kesal. Sejenak dia melihat ke arah Ujang dan Paijo yang sudah tidak sadarkan diri.
Ketika Yudha mendengar suara kunci yang diputar dari arah pintu utama, Yudha buru-buru menarik lengan Arjuna dan berlari.
Mereka berdua mengambil langkah seribu. Yudha merasa jika dia sudah mencapai batas saat ini. Yudha terus memegangi perut bawahnya, sedangkan tangan kanannya masih menggeret tangan Arjuna untuk segera meninggalkan wilayah kadiaman Hayashi itu.
Yudha dan Arjuna berlari dengan sempoyongan menuju ke depan gerbang, tempat di mana dia memarkirkan sepeda motornya, yang disebut Arjuna sebagai 'kereta', tadi.
Yudha akan menaiki sepedanya, tapi bahunya masih terasa ngilu untuk digunakan memegang setir sepeda. Jadi, Yudha menyerahkan kontak pada Arjuna.
"Kamu saja yang bonceng, Juna!"